Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTER GENOTIPE TIGA POPULASI IKAN RAINBOW AJAMARU (Melanotaenia ajamaruensis) DARI ALAM DAN BUDIDAYA MENGGUNAKAN RAPD Erma Primanita Hayuningtyas; Shofihar Sinansari; Melta Rini Fahmi; Eni Kusrini; Bastiar Nur
Jurnal Riset Akuakultur Vol 13, No 2 (2018): (Juni, 2018)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.883 KB) | DOI: 10.15578/jra.13.2.2018.105-113

Abstract

Ikan rainbow Ajamaru (Melanotaenia ajamarunensis) yang dinyatakan punah pada tahun 1996 merupakan ikan endemik dari Danau Ajamaru, Papua. Namun ikan ini berhasil ditemukan kembali pada tahun 2007 di Sungai Kaliwensi, Sorong, Papua. Domestikasi ex-situ ikan rainbow Ajamaru sedang dilakukan di Balai Riset Budidaya ikan Hias, Depok-Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perbedaan genotipe ikan rainbow Ajamaru di alam dan budidaya melalui analisis keragaman genetik untuk melihat adanya perubahan genetik, migrasi maupun mutasi gen. Metode yang digunakan adalah Randomly Amplified Polymorphic DNA (RAPD) dengan 3 jenis primer (OPA 03, OPB 6, dan OPZ 5). Setiap populasi baik, dari alam (Papua) maupun budidaya (Depok dan Papua) masing-masing diambil secara acak sebanyak 10 sampel ikan uji. Hasil penelitian menunjukkan nilai keragaman genetik pada ikan di alam lebih rendah (62,5%) dibanding ikan budidaya di Papua (70,31%) dan tertinggi pada ikan budidaya di Depok (73,43%). Heterozigositas pada ikan di alam lebih rendah (0,172) dibanding ikan budidaya di Papua (0,241) dan di Depok (0,270). Jarak genetik terjauh ditunjukkan antara populasi ikan alam dan populasi ikan budidaya Papua, sedangkan jarak genetik terdekat antara populasi ikan budidaya di Papua dengan di Depok. Karakter genotipe yang dihasilkan pada tiga populasi ikan rainbow Ajamaru adalah memiliki corak DNA yang berbeda nyata (P<0,05). Perbedaan yang dihasilkan dari karakter genotipe karena respon genotip dari tiap individu dan daya adaptasi ikan berbeda-beda pada habitat yang berbeda.Ajamaru rainbow, an endemic fish from Lake Ajamaru, Papua, once declared extinct in 1996. However, it was rediscovered in 2007, in Kaliwensi River, Sorong, Papua. Currently, the Ajamaru rainbow fish is being domesticated ex-situ at the Research Center for Ornamental Fish Culture, Depok, West Java. The aim of the research was to determine the genotype characteristics of wild and cultured Ajamaru rainbow including genetic change, drift, migration, and mutation using genetic variance analysis. The genetic analysis applied was Randomly Amplified Polymorphic DNA (RAPD) using OPA-03, OPB-6, and OPZ-5 primers. Ten samples were used for each population. The results showed that the three populations of Ajamaru rainbow fish have significantly different (P<0.05) of DNA polymorphism. The lowest value of genetic variance was found in the wild fish (62.5%) followed by the cultured fish located in Papua (70.31%), and the highest was observed in the cultured fish located in Depok (73.43%). Heterozygosity of the wild fish was lower (0.172) than that of the cultured fish in Papua (0.241) and in Depok (0.270). The high genetic distance was found between the wild and cultured fish from Papua. The closest relationship was between the fish culture in Papua and Depok. The genotype character produced in the three Ajamaru rainbow fish populations was have significantly different (P<0.05) of DNA polymorphism. The differences that result form genotype characters because of the genotypic response of each individual and the adaptability of fish vary in different habitats. 
STUDI KOMPARATIF EFEK PENGGUNAAN PAKAN MANDIRI DAN PAKAN KOMERSIAL DALAM BUDIDAYA IKAN NILA SRIKANDI (Oreochromis aureus x O. niloticus) DI KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH Shofihar Sinansari; Bambang Priono; Priadi Setyawan
Media Akuakultur Vol 14, No 2 (2019): (Desember, 2019)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.98 KB) | DOI: 10.15578/ma.14.2.2019.105-111

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan pakan mandiri dan pakan komersil untuk pakan ikan nila srikandi di Brebes, Jawa Tengah. Pemeliharaan ikan nila srikandi dilakukan menggunakan tambak yang berukuran ± 3.000 m2 sebanyak tiga unit di mana setiap petak tambak disekat menjadi dua sehingga terdapat enam unit petak percobaan. Setiap unit percobaan ditebar sebanyak 10.000 ekor benih ikan. Ikan nila srikandi dipelihara selama empat bulan dan diberi pakan harian sebanyak 1%-2% dari bobot tubuh pada pukul 07.00, 12.00, dan 17.00. Ikan diberi pakan uji pada bulan ke-1 dan ke-2 sebanyak 1% dari bobot tubuh, kemudian pemberian pakan ditingkatkan menjadi 2% pada pemeliharaan bulan ke-3 dan ke-4. Performa ikan nila srikandi (pertumbuhan, laju pertumbuhan, dan kelangsungan hidup) yang diberi pakan mandiri dan pakan komersil diuji dengan menggunakan uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan nila srikandi tidak berbeda nyata antara yang diberi pakan pakan mandiri dengan yang diberi pakan komersil (P>0,05). Kemudian, hasil produksi ikan nila srikandi yang diberi pakan mandiri mencapai 2.214 ± 172,69 kg dan pakan komersil 2.248,5 ± 234,85 kg. Berdasarkan hasil analisis usaha penggunaan pakan mandiri pada budidaya nila srikandi lebih direkomendasikan dibandingkan dengan pakan komersil.The purpose of this study was to determine the effects of locally-produced and commercial feeds on the growth of Srikandi tilapia cultured in fish farming areas of Brebes Regency, Central Java. Tilapia Srikandi were cultured in three ponds sized approximately ± 3,000 m2. Each pond was divided into two sections divided by a net, which resulted in six experimental plots. Each experimental plot was stocked with 10,000 fish seeds. Srikandi tilapia were maintained for four months and given daily feed as much as 1%-2% of body weight with feeding time at 07.00, 12.00, and 17.00. The fish were given test feeds in the 1st and 2nd month as much as 1% of body weight. The feeding level was increased to 2% in the 3rd and 4th months. The performances of Srikandi tilapia (growth, growth rate, and survival) fed with the two feed types were tested using the T-test. The results showed that there was no statistically significant difference on growth performance between fish fed with locally-produced feed and commercial feed (P>0.05). The total harvest of Srikandi tilapia fed with the locally produced feed reached 2,214 ± 172.69 kg and 2,248.5 ± 234.85 kg for the commercial feed. This study suggests that in terms of economic efficiency, the use of the locally-produced feed in Srikandi tilapia farming is more profitable compared to the use of commercial feed.