ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi dari Dekranasda yang menjadi institusi penggerak para pengrajin yang berada di Kabupaten Bireuen yang memiliki kemampuan tetapi kurang inovatif terhadap produk yang mereka hasilkan. Produk yang mereka hasilkan tidak variatif dan kadang kala hasil kerajinan nya bersifat monoton (sama). Kemudian produk yang mereka hasilkan hanya di jual di lingkungan mereka saja, disebabkan kurangnya kerjasama. Sehingga beberapa pengrajin harus menutup usahanya karena tidak dapat menambah pendapatan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana produktivitas Dekranasda terhadap pengrajin dan kerjasama dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Bireuen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, 1 orang dari Dekranasda dan 6 orang pengrajing binaan Dekranasda. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori modal sosial. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa produktivitas Dekranasda dikaitkan dengan modal sosial terdiri dari kepercayaan, jaringan, dan norma yang menjadi acuan untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas yang di hasilkan oleh pengrajin. Kepercayaan dalam hal penetapan harga yang dilakukan oleh Dekranasda dengan melihat harga pasaran, sehingga memperoleh keuntungan bersama. Peran jaringan disini dapat mempermudah dalam pemasaran, kerjasama, dan pemesanan. Sedangkan norma berupa kesepakatan bersama dalam pelatihan maupun pengembangan usaha maupun barang yang dihasilkan, sehingga mendorong kerjasama antar pengrajin maupun dengan konsumen bahkan dengan Dekranasda tentunya. Apabila ketiga modal tersebut berjalan baik, maka akan mempermudah dalam peningkatan para pengrajin baik dari segi pendapatan dan kualitas, kerjasama, serta peningkatan usahanya menjadi lebih maju. Kata kunci : Dekranasda, Modal Sosial, dan Kerjasama.