Dr. Hamdani M Syam, M.A.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

NILAI MORAL TOKOH ANAK DALAM FILM HAFALAN SURAT DELISA Hikmah Muliadi; Dr. Hamdani M Syam, M.A.; Nur Anisah, M.Si
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.795 KB)

Abstract

ABSTRAK“Analisis Semiotik Nilai Moral Anak Tokoh Delisa dalam film Hafalan Shalat Delisa”. Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya asumsi bahwa karya film tidak hanya menjadi sebuah karya seni yang dapat menghibur saja, namun dapat menjadi salah satu sarana untuk mendidik. Perkembangan dunia mengarah kepada perkembangan dunia pendidikan untuk dapat lebih kreatif dalam menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran. Permasalahan nilai moral merupakan hal yang sangat penting untuk dibahas. Oleh karena itu, film hafalan Shalat Delisa menjadi objek dalam penelitian ini. Hafalan Shalat Delisa merupakan film drama Indonesia yang disutradarai oleh Sony Gaokasak. Film ini menceritakan tentang seseorang anak kecil bernama Delisa berusia 6 tahun yang ingin sekali menghafal bacaan shalat. Bencana Tsunami datang dan membuat delisa harus kehilangan hafalannya. Selang beberapa saat setelah bencana itu, Delisa bangkit dan kembali menghafalkan bacaan shalat. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini menganalisis tentang nilai moral anak yang ada dalam film Hafalan Shalat Delisa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui moral anak yang terkandung dalam film Hafalan Shalat Delisa. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan teknik analisis model Roland Barthes, langkah-langkahnya menemukan makna Denotasi dan Konotasi. Penelitian ini menggunakan teori moral dasar bagi anak dari Pam Schiller dan Tamera Bryant. Hasil dari penelitian ini adalah menemukan pesan moral anak yang terdapat pada Delisa dalam film Hafalan Shalat Delisa ada 11, yaitu: kepedulian dan empati, kerja sama, berani, keteguhan hati dan komitmen, suka menolong, kejujuran dan integritas, mandiri dan percaya diri, loyalitas, rasa bangga, banyak akal, dan sikap respek.Kata Kunci: Analisis Semiotik, Nilai Moral, Roland Barthes, Pam Schiller dan Tamera BryantMORAL VALUES OF CHILDREN IN THE FILM OF HAFALAN SURAT DELISAABSTRACT"Semiotic Analysis of Moral Values of Children of Delisa in the film Hafalan Salat Delisa". The background of this research is the assumption that the work of the film is not only a work of art that can entertain only, but can be one means to educate. The development of the world leads to the development of the world of education to be more creative in using and utilizing learning media. The issue of moral values is very important to discuss. Therefore, the recitation film of Delilah Prayer became the object in this study. Hafalan Surat Delisa is an Indonesian drama film directed by Sony Gaokasak. This film tells about a little boy named Delisa 6 years old who wanted to memorize the reading of prayer. Tsunami disaster came and made delisa had to lose her memorization. After a few moments after the disaster, Delisa got up and went back to memorizing the prayer readings. This makes the authors interested in doing this research. This study analyzes the moral values of children in the film Hafalan Shalat Delisa. The purpose of this study is to determine the moral of children contained in the film Hafalan Shalat Delisa. This study uses the method of documentation and analysis techniques of Roland Barthes model, the steps to find the meaning Denotasi and Konotasi. This research uses the basic moral theory for children from Pam Schiller and Tamera Bryant. The result of this research is to find the moral message of children found in Delisa in Hafalan Shalat Delisa movie, and there are 11 values, namely: caring and empathy, cooperation, courage, courage and commitment, helpfulness, honesty and integrity, self-reliance and self-confidence, loyalty, pride, resourcefulness, and respect.Keywords: Semiotic Analysis, Moral Value, Roland Barthes, Pam Schiller and Tamera Bryant
PEMILIH PEMULA TERHADAP IKLAN POLITIK CALON GUBERNUR DAN CALON WAKIL GUBERNUR IRWANDI – NOVA Muhammad Iqbal; Dr. Hamdani M Syam, M.A.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.795 KB)

Abstract

ABSTRAK“Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Iklan Politik Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Irwandi-Nova Pada Pilkada Aceh 2017”. Latar belakang dari penelitian ini adalah banyaknya media iklan luar ruang yang dimanfaatkan sebagai alat promosi, media luar ruang saat ini tidak hanya mempromosikan produk barang dan jasa, namun disaat tertentu sesuai dengan momen yang sedang terjadi seperti halnya saat ini sedang Pilkada. Hal ini sudah seperti sebuah fenomena yang biasanya muncul ketika mendekati pesta demokrasi. Oleh karena itu fenomena ini sangat menarik untuk diangkat dalam sebuah karya ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori S-O-R. Yang menjadi subjek penelitian adalah pemilih pemula sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah iklan politik pada spanduk Irwandi-Nova. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data dengan cara wawancara kepada informan yang memenuhi kriteria. Hasil dari penelitian ini di bagi kedalam tiga pembahasan, pertama, tingkat kesadaran politik pemilih pemula dalam pilkada Aceh 2017. Kedua, pemahaman pemilih pemula terhadap media iklan spanduk dan iklan politik. Ketiga, persepsi pemilih pemula terhadap iklan politik Irwandi-Nova. Dari ketiga pembahasan ini peneliti mendapatkan hasil penelitian bahwa Sikap atau perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsangan) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme (pemilih pemula). Dari penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa stimulus yang disampaikan melalui iklan spanduk oleh pasangan Irwandi-Nova dapat mempengaruhi dan stimulusnya melebihi dari stimulus yang sebelumnya diterima oleh informan.Kata Kunci: Persepsi, Iklan Politik, Pemilih PemulaBEGINNERS VOTERS ON POLITICAL ADVERTISEMENT OF GOVERNOR AND VICE GOVERNOR CANDIDATES IRWANDI - NOVAABSTRACT"Perception of Beginning Voters to Political Advertising Candidate Candidate and Candidate Vice Governor Irwandi-Nova At Pilkada Aceh 2017". The background of this research is the number of outdoor advertising media that is used as a promotional tool, the outdoor media nowadays not only promote the products of goods and services, but at certain times according to the moment that is happening as it is currently being elections. This is like a phenomenon that usually arises when approaching the democratic party. Therefore this phenomenon is very interesting to be appointed in a scientific work. This research uses qualitative descriptive method with S-O-R theory. The subject of research is the beginner selector while the object of research is political advertisement on banner Irwandi-Nova. This study uses data analysis techniques by interviewing to informants who meet the criteria. The results of this study are divided into three discussions, firstly, the level of political awareness of beginning voters in Aceh elections in 2017. Second, the understanding of novice voters on media advertising banners and political advertisements. Third, the perception of novice voters on the political ads of Irwandi-Nova. From these three discussions the researcher gets the result that the attitude or behavior can change only if the stimulus that has been given really exceeds the original stimulus. Stimulus that can exceed this initial stimulus means that the stimulus given should be able to convince the organism (beginner voter). From this study, concluded that the stimulus delivered through banner ads by Irwandi-Nova pairs can affect and exceed the stimulus previously received by the informant.Keywords: Perception, Political Advertising, Beginner Voters
CITY BRANDING KOTA BANDA ACEH SEBAGAI KOTA ISLAM DUNIA Wulan Maulija; Dr. Hamdani M Syam, M.A.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.529 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini berjudul: “City Branding Banda Aceh sebagai Kota Wisata Islam Dunia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan city branding Kota Banda Aceh sebagai Kota Wisata Islam Dunia dan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan city branding di Kota Banda Aceh. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bauran promosi (promotion mix). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah staf di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh dan masyarakat Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara semi terstrukstur. Data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dianalisis dengan melakukan reduksi data, kemudian penyajian data, dan verifikasi atau penegasan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa city branding Kota Banda Aceh dilakukan dengan cara pengelelolaan yang dirancang oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh. Diantaranya adalah pemilihan tagline, pemberdayaan nilai unik, menjaga sistem yang telah ada agar tidak terjadi penyimpangan, mengembangkan para pelaku usaha, melestarikan sumber daya alam potensial, memberi edukasi kepada masyarakat mengenai city branding, menciptakan success story kepada wisatawan, dan menciptakan event-event. Disamping itu, city branding yang sedang diterapkan di Banda Aceh memiliki faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung dapat berupa mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat, dilaksanakan event-event baik di dlam kota maupun diluar kota, dukungan dari masyarakat Banda Aceh, dan adanya investor-investor yang menginvestasi di Banda Aceh. Sementara itu, faktor penghambat dalam melakukan city branding Banda Aceh adalah tidak adanya investor yang ingin menginvestasi di Banda Aceh, tidak bersatunya segala aspek yang ada di Banda Aceh, tidak adanya industri kreatif, dan promosi tidak berjalan secara konsisten.Kata Kunci: City branding, Teori Bauran Promosi (Promotion Mix), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh.CITY BRANDING BANDA ACEH as WORLD ISLAMIC TOURISMABSTRACT The research entitled: "City Branding Banda Aceh as World Islamic Tourism". The purpose of this research is to know the management of city branding of Banda Aceh as World Islamic Tourism and to know the supporting factor and the inhibiting factor in doing city branding in Banda Aceh. The theory used in this research is the promotion mix theory. The method used in this research is descriptive qualitative. In this research, the research informants were staff at Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh and Banda Aceh people. The data were collected by using observation, documentation and semi-structured interview. The data collected is then analyzed by reducing the data, presenting, and then verifying or affirming the conclusions. Based on the results of the research shows that the city branding of Banda Aceh is done by management which is designed by Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh. Among them are the selection of tagline, unique value empowerment, maintaining the existing system in order to avoid deviation, developing business actors, preserving potential natural resources, educating the public about city branding, creating success stories to tourists, and creating events. In addition, the city branding that is being implemented in Banda Aceh has supporting factors and inhibiting factors. Supporting factors can be in the form of receiving support from the Central Government, executing events both in the city and outside the city, support from the Banda Aceh community, and the presence of investors investing in Banda Aceh. Meanwhile, the inhibiting factor in city branding in Banda Aceh is the absence of investors wanting to invest in Banda Aceh, unrelated to all aspects of Banda Aceh, the absence of a creative industry, and the promotion does not work consistently. Keywords: City branding, Promotion Mix Theory, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh.