This Author published in this journals
All Journal Ners Muda
Desi Ariyana Rahayu
Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penurunan Harga Diri Rendah dengan menggunakan Penerapan Terapi Okupasi (Berkebun) Yain Rokhimmah; Desi Ariyana Rahayu
Ners Muda Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.609 KB) | DOI: 10.26714/nm.v1i1.5493

Abstract

Harga diri rendah adalah penilaian pencapaian diri dengan menganalisis sejauh mana perilaku tersebut sesuai dengan diri ideal. Perasaan tidak berharga, tidak penting dan rendah diri berkepanjangan karena evaluasi negatif diri dan kemampuan. Hal tersebut membuat pasien dengan harga diri rendah sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain. Salah satu alternatif untuk meningkatkan harga diri rendah adalah berkebun dalam terapi okupasi. Untuk meningkatkan independensi pada pasien dengan harga diri rendah dengan terapi okupasi pada pasien dengan harga diri rendah. Laporan akhir ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada 2 pasien dengan harga diri rendah. Data diperoleh melalui lembar observasi kemampuan pasien untuk berkebun. Setelah terapi okupasi, ada penurunan harga diri yang rendah dengan P1 73% dari 8 skor, dan P2 91% dengan 10 skor. Terapi okupasi (berkebun) dapat mengurangi tingkat gangguan harga diri yang rendah juga.
Terapi Psikoreligius: Dzikir Pada Pasien Halusinasi Pendengaran Akbar Akbar; Desi Ariyana Rahayu
Ners Muda Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/nm.v2i2.6286

Abstract

Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia mencapai 15,3% dari 259,9 juta jiwa penduduk Indonesia Kasus gangguan jiwa di Jawa Tengah pada tahun 2010 sebanyak 317.504 orang. Prevalensi halusinasi di Jawa Tengah yaitu 0,23 % dari jumlah penduduk melebihi angka nasional 0,17 %. Cara meminimalkan komplikasi atau dampak halusinasi dibutuhkan pendekatan dan memberikan penatalaksanaan untuk mengatasi gejala halusinasi dengan cara memberikan terapi psikoreligius: dzikir. Tujuan studi kasus ini untuk mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi pendengaran menggunakan terapi psikoreligius: dzikir. Metode studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan pada 2 pasien yang difokuskan pada salah satu masalah penting dalam kasus asuhan keperawatan halusinasi pendengaran. Intervensi yang diberikan berupa terapi generalis cara mengontrol halusinasi pendengaran dan terapi psikoreligius: dzikir selama 3 hari dengan durasi waktu 10-20 menit. Hasil studi kasus pada pasien halusinasi pendengaran di ruang UPIP RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi setelah pemberian terapi psikoreligius: dzikir sebagai suatu upaya terapi non farmakologi pada pasien halusinasi pendengaran. Kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pada kedua klien didapatkan hasil 6 (baik) setelah pemberian terapi psikoreligius: dzikir sebagai suatu upaya terapi non farmakologi pada pasien halusinasi pendengaran.
Peningkatan Kemampuan Interaksi Pada Pasien Isolasi Sosial Dengan Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi 1-3 Suwarni Suwarni; Desi Ariyana Rahayu
Ners Muda Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.557 KB) | DOI: 10.26714/nm.v1i1.5482

Abstract

Penderita yang mengalami gangguan jiwa di RSJD Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018-2019 adalah sebanyak 2557 orang yang diantaranya terdapat penderita isolasi sosial 560 orang (21,9%). Kondisi diatas menggambarkan prevalensi masalah kesehatan jiwa baik gangguan jiwa ringan sampai berat cukup tinggi dan membutuhkan penanganan yang serius serta berkesinambungan. Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Terapi Aktivitas Kelompok sangat efektif mengubah perilaku karena di dalam kelompok terjadi interaksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. Penerapan TAKS sesi 1-3 dilakukan selama 3 hari, evaluasi penerapan dilakukan setiap per sesi dan post-test dilakukan dihari keempat penerapan. Sampel pada penerapan ini berjumlah 2 responden yang dipilih menggunakan tekhnik random sampling yaitu pemilihan responden secara acak. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh TAKS sesi 1-3 terhadap peningkatan kemampuan interaksi pada pasien menarik diri di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. TAKS sesi 1-3 dapat meningkatkan kemampuan interaksi pada pasien menarik diri di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.