Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dan Pencegahan Gigitan Nyamuk Aedes aegypti dengan Kejadian DBD Amrul Hasan; Eka Sulistianingsih
Jurnal Kesehatan Vol 4, No 1 (2013): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.078 KB) | DOI: 10.26630/jk.v4i1.9

Abstract

Amrul Hasan1)Eka Sulistianingsih2)1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang                                  2)Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes TanjungkarangEmail: amrulhasan@gmail.com Abstract: Relationships mosquito nest eradication of dengue and Aedes aegypti Mosquito Bite Prevention with dengue incidence. Dengue hemorrhagic fever is a public health problem in North Lampung regency. In the years 2007 to 2010 experienced a downward trend, the 2007 dengue incidence rate of 42.85 per 100,000 population increased to 57.4 per 100,000 in 2011, until the end of March 2012 the number of cases more than 350 cases, but in the year 2011 increased outstanding, so that the Government of North Lampung regency set as outbreaks local research 4.The purpose of this research is to know the relationship habits to eradicate mosquito breeding (PSN) and the prevention of mosquito bites with the incidence of dengue in North Lampung regency Kotabumi. Design of case-control studies with a total sample of 406 individuals consisting of 203 cases and 203 controls. Data was collected through interviews and observation. The survey results revealed no association with the incidence of PSN habit of dengue hemorrhagic fever. Individuals who do not have a 3M risk of 4.45 (95% CI: 2.38 to 8.30) times with DHF compared with individuals who did 2M or 3M. Individuals who do 1M (drain or cover or bury it) risk of 2.67 (95% CI: 1.46 to 4.89) times suffer from DHF compared with individuals who did 2 M or 3 M after controlled variables for an object that can be hold water around the house and bite prevention mosquito habits. There is a relationship between habits to prevent mosquito bites associated with the incidence of dengue. Individuals who do not perform mosquito bite prevention risk 5.43 (95% CI: 3.14 to 9.36) times with DHF compared with individuals who did 2 and 3 types of mosquito bite prevention. Individuals who did one mosquito bite prevention (using the repellent on skin or anti mosquito repellent or spray the room with insecticide) 2.03 times the risk of suffering from dengue compared with individuals who did 2 and 3 types of mosquito bite prevention after controlled with knowledge and the existence of objects that can hold water around the house. Keywords: Dengue, Aedes aegypti, a mosquito bite prevention Abstrak: Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dan Pencegahan Gigitan Nyamuk Aedes aegypti dengan Kejadian DBD. Demam Berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Lampung Utara. Pada tahun 2007 s.d 2010 mengalami tren penurunan, tahun 2007 incidence rate DBD sebesar 42,85 per 100.000 penduduk meningkat menjadi 57,4 per 100.000 pada tahun 2011,  hingga akhir Maret 2012 jumlah kasus lebih dari 350 kasus, akan tetapi pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang luar biasa, sehingga Pemerintah Kabupaten Lampung Utara menetapkan sebagai KLB lokal4.Tujuan penelitian mengetahui hubungan kebiasaan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pencegahan gigitan nyamuk dengan kejadian DBD di Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. Desain penelitian kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 406 individu terdiri dari 203 kasus dan 203 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitian diketahui ada hubungan kebiasaan melakukan PSN dengan kejadian demam berdarah dengue. Individu yang tidak melakukan 3M memiliki risiko 4,45 (95% CI : 2,38-8,30) kali terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 2M atau 3M. Individu yang melakukan 1M (menguras atau menutup atau mengubur saja) berisiko 2,67 (95% CI: 1,46-4,89) kali menderita DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 2 M atau 3 M setelah dikontrol dengan variabel keberadaan benda yang dapat menampung air di sekitar rumah dan kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk.Ada hubungan antara kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk berhubungan dengan kejadian DBD. Individu yang tidak melakukan pencegahan gigitan nyamuk berisiko 5,43 (95% CI: 3,14-9,36) kali terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 2 dan 3 jenis pencegahan gigitan nyamuk. Individu yang melakukan 1 pencegahan gigitan nyamuk  (mengunakan repellent atau anti nyamuk bakar atau menyemprot ruangan dengan pembasmi serangga) berisiko 2,03 kali menderita DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 2 dan 3 jenis pencegahan gigitan nyamuk setelah dikontrol dengan pengetahuan dan keberadaan benda yang dapat menampung air di sekitar rumah. Kata kunci : DBD, Aedes aegypti, Pencegahan gigitan nyamuk
Pemberdayaan Kader Posbindu dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Ratu Kabupaten Lampung Utara: Posbindu Cadre Empowerment in The Prevention and Control of Non-Communicable Diseases in The Working Area of The Negara Ratu Puskesmas North Lampung District Heni Apriyani; Ihsan Taufiq; Sono; Amrul Hasan
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.03 KB)

Abstract

Abstrak:     Badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2022 melaporkan bahwa 74% penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena penyakit tidak menular. Prevalensi penyakit tidak menular masuk ke dalam 10 macam penyakit tertinggi, dimana Hipertensi menempati urutan 5 sedangkan Diabetes Mellitus pada urutan ke 10 (Profil Puskesmas Negara ratu 2019). Desa Padang Ratu dan Desa Hanakau Jaya merupakah wilayah kerja Puskesmas Negara Ratu memiliki lanssia yang aktif mengikuti kegiatan Posbindu. Peran aktif Kader Posbindu menjadi sangat penting dalam pengendalian dan deteksi dini Hipertensi dan DM. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Kader Posbindu dalam pengendalian Hipertensi dan DM. Metode pelaksanaan melalui kegiatan Penampingan  Kader Posbindu di Desa Hanakau Jaya dan Padang Ratu, Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara, diskusi dan demonstrasi yang dilaksanakan pada tahun 2022.  Hasil dan Simpulan menunjukkan bahwa 100% Kader Posbindu memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan deteksi dini Hipertensi dan DM dan memiliki ketrampilan untuk mengukur Indeks Massa Tubuh, Mengukur Tekanan Darah dan Mengukur Kadar Gula Darah Sewaktu.   Abstract: The World Health Organization (WHO) in 2022 reported that 74% of the causes of death for all ages in the world are due to non-communicable diseases. The prevalence of non-communicable diseases is included in the 10 highest types of diseases, where hypertension ranks 5th while Diabetes Mellitus ranks 10th (Profile of the Queen's National Health Center 2019). Padang Ratu Village and Hanakau Jaya Village are working areas of the Negara Ratu Health Center, which have elderly people who actively participate in Posbindu activities. The active role of Posbindu cadres is very important in the control and early detection of hypertension and DM. The purpose of the activity is to increase the knowledge and skills of Posbindu cadres in controlling hypertension and DM. The implementation method is through the Posbindu Cadre Assistance activities in Hanakau Jaya and Padang Ratu Village, Sungkai Utara District, North Lampung Regency, discussions and demonstrations which will be held in 2022. The results and conclusions show that 100% of Posbindu Cadres have knowledge and skills in early detection of hypertension and DM and have the skills to measure Body Mass Index, Measuring Blood Pressure and Measuring Current Blood Sugar Levels.