Asep Kurnia
Baduylogi: Pusat Studi Baduy Banten

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Dilema Suku Baduy: Antara Kewajiban Ngahuma dan Keterbatasan Lahan Huma Misno Misno; Asep Kurnia; Kholil Lur Rochman
Kawalu: Journal of Local Culture Vol. 8 No. 2 (2021): July-December
Publisher : Laboratorium Bantenologi UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/kawalu.v8i2.2641

Abstract

Baduy adalah adalah salah satu dari suku asli Indonesia yang tinggal di provinsi Banten, mereka sangat kuat memegang teguh pikukuh karuhun (tradisi leluhur). Salah satu dari hukum adat mereka adalah kewajiban untuk ngahuma (menaman padi di ladang), aktifitas ini adalah ibadah dan rukun wiwitan. Permasalahan yang muncul adalah jumlah mereka bertambah namun luas lahan tetap, dampaknya luas tanah garapan menyempit, pola pengolahan lahan tidak optimal, sehingga berdampak pada hasil panen yang tidak dapat memenuhi kebutuhan. Akankah hukum adat ngahumaakan tetap berjalan dalam menghadapi dilema ini? Solusi apa yang bisa dilakukan agar hukum adat mereka tetap lestari, serta kebutuhan ekonomi mereka juga tetap terpenuhi? Penelitian ini menggunakan data kualitatif, di mana data diperoleh melalui observasi, wawancara dan kajian dokumen. Data diperoleh melalui wawancara dan analisa induktif sehingga menghasilkan data yang kredibel. Triangulasi data digunakan untuk memastikan data bisa dipertanggungjawabkan sehingga kesimpulan dari riset ini bermanfaat bagi stake holder. Kesimpulan dari riset ini adalah bahwa jumlah Suku Baduy semakin bertambah padahal lahan untuk ngahuma tetap. Padahal bagi mereka ngahuma adalah suatu kewajiban adat yang tidak bisa dilanggar. Beberapa solusi sudah dilakukan, membeli atau menyewa lahan di luar Tanah Ulayat, membatasi bera, membagi lahan kepada anggota keluarga. Namun justru muncul masalah baru, kondisi lahan yang kurang subur dan kebutuhan beras yang tida terpenuhi. Maka solusi yang peneliti tawarkan adalah; mengharapkan kepada pemerintah Kab. Lebak untuk memberikan lahan huma bagi suku Baduy.