Bing Santosa
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Janabadra, Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penggunaan Batu Putih Sebagai Pengganti Agregat Kasar dengan Bahan Tambahan Fly Ash dan Sikament-520 pada Campuran Beton Santosa, Bing
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2006)
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v8i2.20141

Abstract

Abstract:  Now  a days  coarse  agregate  like  calsit  stone  as  an  alternative  agregate  for special spesification  has  been  continuously  researched  as  the  most  appropriate  substitute  aggregate. Calsit stone as an agregate for concrete can reduce cost because  it is local material and easily to find in some places in Indonesia.  This research use calsit stone as subtitution agregate for concrete  with percentage of 0%,  10%,  20%,  30%,.40%,  50%,  60%,  70%,  80%,  90%,  100%  and from total weight of agregate;  sikament-520 1% and fly ash 10% from  weight of cement,  also 20% of water reducer. The  age  of speciments test are  28  days. The  result  of this research  show  that the maximum of concrete strength is 62,845 MPa achieved by concrete  with calsit stone of 10% from total weight of agregate with,  or increasing of 55,97% compared to normal concrete with 20% water reducer.  Concrete strength with 20% up to 100% calsit stone as substitution agregate are decrease along  with  additional  percentage  calsit stone as substitution agregate.  The minimum  of concrete strength  is  33,876  MPa  achieved  by  concrete  with  calsit  stone  of  100%  from  total  weight  of agregate with concrete strength or decreasing about 15, 9258% compared with normal concrete in 20% water reducer.Abstrak:  Dewasa ini penggunaan  agregat kasar berupa batu putih sebagai  agregat alternatif terus diteliti  sebagai  agregat  yang  layak untuk  memenuhi  kebutuhan  suatu konstruksi  beton  dengan spesifikasi    khusus.    Pemakaian    batu   putih   ini   dapat menghemat   biaya   konstruksi    dan mengoptimalkan pemakaian bahan baku lokal khususnya daerah-daerah yang mempunyai deposit batu putih yang melimpah. Penelitian ini menggunakan  batu putih sebagai pengganti  agregat kasar dengan persentase campuran sebesar 0%, 10%, 20%. 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%  dari  berat batu pecah,  serta  Sikament-520  1% dan Fly Ash  10% dari  berat semen dengan pengurangan  air sebesar  20 %. Benda uji berbentuk  silinder dengan  perawatan  normal yang diuji pada umur 28 hari.  Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan tertinggi dicapai pada persentase batu putih sebesar  10% dari berat batu pecah, yaitu 62,845 MPa atau naik sebesar 22,552 MPa dengan  persentase kenaikkan sebesar 55,97% terhadap kuat tekan beton normal dengan  pengurangan air 20%.  Sedangkan pada persentase  batu  putih  20%  sampai dengan 100%,  kuat tekannya terus mengalami  penurunan  seiring dengan persentase penambahan  batu putih.  Kuat tekan  terendah dicapai pada persentase batu putih 100%, yaitu 33,876 MPa atau turun sebesar 6,417 MPa dengan persentase penurunan  sebesar  15,9258% dibandingkan beton  normal dengan pengurangan air 20%.
Penggunaan Batu Putih Sebagai Pengganti Agregat Kasar dengan Bahan Tambahan Fly Ash dan Sikament-520 pada Campuran Beton Santosa, Bing
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2006)
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v8i2.20141

Abstract

Abstract:  Now  a days  coarse  agregate  like  calsit  stone  as  an  alternative  agregate  for special spesification  has  been  continuously  researched  as  the  most  appropriate  substitute  aggregate. Calsit stone as an agregate for concrete can reduce cost because  it is local material and easily to find in some places in Indonesia.  This research use calsit stone as subtitution agregate for concrete  with percentage of 0%,  10%,  20%,  30%,.40%,  50%,  60%,  70%,  80%,  90%,  100%  and from total weight of agregate;  sikament-520 1% and fly ash 10% from  weight of cement,  also 20% of water reducer. The  age  of speciments test are  28  days. The  result  of this research  show  that the maximum of concrete strength is 62,845 MPa achieved by concrete  with calsit stone of 10% from total weight of agregate with,  or increasing of 55,97% compared to normal concrete with 20% water reducer.  Concrete strength with 20% up to 100% calsit stone as substitution agregate are decrease along  with  additional  percentage  calsit stone as substitution agregate.  The minimum  of concrete strength  is  33,876  MPa  achieved  by  concrete  with  calsit  stone  of  100%  from  total  weight  of agregate with concrete strength or decreasing about 15, 9258% compared with normal concrete in 20% water reducer.Abstrak:  Dewasa ini penggunaan  agregat kasar berupa batu putih sebagai  agregat alternatif terus diteliti  sebagai  agregat  yang  layak untuk  memenuhi  kebutuhan  suatu konstruksi  beton  dengan spesifikasi    khusus.    Pemakaian    batu   putih   ini   dapat menghemat   biaya   konstruksi    dan mengoptimalkan pemakaian bahan baku lokal khususnya daerah-daerah yang mempunyai deposit batu putih yang melimpah. Penelitian ini menggunakan  batu putih sebagai pengganti  agregat kasar dengan persentase campuran sebesar 0%, 10%, 20%. 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%  dari  berat batu pecah,  serta  Sikament-520  1% dan Fly Ash  10% dari  berat semen dengan pengurangan  air sebesar  20 %. Benda uji berbentuk  silinder dengan  perawatan  normal yang diuji pada umur 28 hari.  Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan tertinggi dicapai pada persentase batu putih sebesar  10% dari berat batu pecah, yaitu 62,845 MPa atau naik sebesar 22,552 MPa dengan  persentase kenaikkan sebesar 55,97% terhadap kuat tekan beton normal dengan  pengurangan air 20%.  Sedangkan pada persentase  batu  putih  20%  sampai dengan 100%,  kuat tekannya terus mengalami  penurunan  seiring dengan persentase penambahan  batu putih.  Kuat tekan  terendah dicapai pada persentase batu putih 100%, yaitu 33,876 MPa atau turun sebesar 6,417 MPa dengan persentase penurunan  sebesar  15,9258% dibandingkan beton  normal dengan pengurangan air 20%.
Pengaruh Penambahan Serat Sagu Terhadap Kuat Tekan Beton Non Pasir Arusmalem Ginting; Prasetya Adi; Bing Santosa; Mekitizon Kambu
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 24 No 1 (2022): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/potensi.v24i1.3677

Abstract

Beton non pasir adalah beton ringan berpori yang dibuat dengan menghilangkan pasir dari campuran beton normal. Beton non pasir dapat digunakan sebagai dinding. Salah satu cara untuk melakukan perkuatan beton adalah dengan penambahan serat. Limbah dari pengolahan sagu yang berupa serat belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian tentang penggunaan serat sagu pada beton non pasir masih jarang sehingga perlu untuk dilakukan. Rasio berat split terhadap semen yang digunakan pada penelitian ini adalah 4, dan faktor air semen 0,35. Penambahan serat sagu 0%, 0,5%, 1,0%, 1,5% dan 2,0% terhadap berat semen. Benda uji berbentuk silinder sebanyak 3 buah setiap variasi, dan dengan jumlah total benda uji 15 buah silinder. Setelah beton non pasir berumur 28 hari dilakukan pengujian kuat tekan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: penambahan serat mengakibatkan penurunan workability beton non pasir. Penambahan serat sagu sebesar 0,5% dan 1% meningkatkan kuat tekan. Penambahan serat sagu sebesar 1,5% dan 2% mengakibatkan penurunan kuat tekan. Kuat tekan tertinggi tercapai pada penambahan serat sagu sebesar 0,5%. Penambahan serat sagu sebesar 0,5% sampai 2% tidak signifikan pengaruhnya terhadap berat isi beton non pasir.
Comparison of Compressive Strength of Concrete Using White Portland Cement with Gray Cement Ginting, Arusmalem; Pradikta, Damar Hendra; Santosa, Bing; Adi, Prasetya
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 24, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v24i1.32390

Abstract

Abstract. White Portland cement (WPC) in Indonesia is generally used for architectural work. WPC is still rarely used in structural concrete because the price is relatively higher than grey cement. This research reviewed the compressive strength of concrete using WPC and compared it with concrete using grey cement. Compressive strength testing of concrete using WPC and grey cement was carried out at ages: 3, 7, 14, 21, and 28 days. From the research, the compressive strength of concrete using WPC was 13.81 MPa (60%) at 3 days, 16.68 MPa (72%) at 7 days, 19.45 MPa (84%) at 14 days, 22.34 MPa (97%) at 21 days, and 23.11 MPa (100%) at 28 days. The compressive strength of concrete using grey cement was 13.03 MPa (63%) at 3 days, 15.11 MPa (74%) at 7 days, 17.22 MPa (84%) at 14 days, 18.78 MPa (91%) at 21 days, and 20.54 MPa (100%) at 28 days. The compressive strength of concrete using WPC is higher than grey cement at all ages. The rate of compressive strength of concrete using WPC is almost the same as grey cement at all ages.
Pemanfaatan Abu Serabut Kelapa (ASK) Sebagai Pengganti Sebagian Semen dengan Bahan Tambah Sikament-LN untuk Meningkatkan Kuat Tekan Beton Bing Santosa
Jurnal Teknik Sipil Vol 5 No 1 (2009): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jts.v5i1.1310

Abstract

Kuat tekan beton pada dasarnya adalah sebuah fungsi dari volume pori/rongga pada beton itu sendiri.Jika porositas beton semakin kecil, kekuatannya meningkat, tetapi pengerjaannya akan semakin sulit.Beton mempunyai kuat tekan tinggi, jika porositasnya sangat kecil. Untuk membuat beton denganporositas kecil dan mudah dalam pengerjaannya digunakan pozzoland dan superplasticizer.Penelitian ini adalah tentang beton dengan pozzoland dari Abu Serabut Kelapa (ASK) yang lolossaringan no. 200 sebagai pengganti sebagian semen dan Sikament-LN sebagai superplasticizer.Persentase Abu Serabut Kelapa (ASK) sebagai pengganti sebagian semen sebesar 0%, 2,5%, 5%,7,5%, 10%, 12,5%, dan 15%, sedangkan Sikament-LN sebesar 1% dari berat semen denganpengurangan air sebesar 10%. Pengujian dilaksanakan pada umur 28 hari.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton maksimum dengan Abu Serabut Kelapa (ASK)sebagai pengganti sebagian semen dan Sikament-LN 1% dengan pengurangan air 10%, yaitu sebesar38,128 MPa atau meningkat sebesar 5,663 MPa (17,443 %) yang dicapai pada pemakaian AbuSerabut Kelapa (ASK) sebesar 2,5% sebagai pengganti sebagian semen dibandingkan dengan betonnormal.