Ni Ketut Sukasih
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMERIKSAAN TINGKAT KESEIMBANGAN (EQUALISASI) PPH PASAL 21 DAN PENGAKUAN BIAYA GAJI (PPH 29) PADA LAPORAN LABA RUGI PADA RUMAH SAKIT MANUABA DI DENPASAR Ni Ketut Sukasih
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 12 No 3 November (2016): Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.72 KB)

Abstract

Self assessment system Direktorat Jendral Pajak(DJP) untuk selalu melakukan pembinaan dan pengawasan baik terhadap para aparatnya maupun terhadap wajib pajak. Tujuan dari penelitian adalah untuk mencapai equalisasi Pph ps 21 dengan pengakuan biaya gaji (Pph 29) dilakukan terutama dalam hal pemeriksaan terhadap laporan SPT yang disampaikan oleh wajib pajak agar tidak terjadi kesalahan dalam melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21 dengan laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Kurangnya pengawasan dari perusahaan yang dapat menimbulkan perbedaan pelaporan yaitu antara Pelaporan SPT Masa PPh Pasal21 dan SPT Tahunan PPh Badan, akhirnya hal ini yang menjadi objek penelitian yaitu : SPT masa pph pasal 21 dan biaya gaji pada laporan keuangan untuk tahun 2015 pada R.S. Manuaba dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Pemeriksaan tingkat keseimbangan untuk dua jenis pajak antara Pph pasal 21 dan Pph pasal 29 terhadap biaya gaji. Hasil dari penelitian ini adalah : untuk mencapai keseimbangan antara Pph ps 21 dengan biaya gaji (ps 29) hal ini disebabkan oleh adanya penghasilan lebih yang diperoleh dr Fajar Manuaba karena mendapat penghasilan dari sumber lain dan ada SPT masa yang bulan Desember tahun 2015 yang tidak dilaporkan. Besarnya Pph pasal 21 sebesar Rp 7.395.330.937,00 sedangkan di SPT pph Badan Rp 8.071.691.078,00, perbedaan ini perlu adanya equlaisasi oleh R.S. Manuaba sebesar Rp. 676.360.141,00
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM INVESTASI SAHAM DENGAN PENDEKATAN FUNDAMENTAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DI PASAR MODAL INDONESIA Ni Ketut Sukasih
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 11 No 2 Juli (2015): Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.713 KB)

Abstract

Sebelum melakukan pengambilan keputusan dengan pendekatan fundamental biasanya dilakukan pendekatan top down, dari laporan keuangan perusahaan/secara fundamental. Pendekatan fundamental adalah suatu analisis yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan atau perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik. Tujuan perusahaan mempunyai peluang sangat luas untuk berkembang dan selalu mendapat prioritas untuk mendapatkan stimulus. Secara finansial dari kondisi keuangan perusahaan mampu memenuhi kewajibannya terutama kewajiban jangka pendek dan operasional perusahaan berada dalam kondisi baik. Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purpose sampling. Sampel yang dipilih adalah saham WIKA dan BBRI karena kedua saham tersebut merupakan saham LQ45 yang datanya diambil dari Pasar Modal Indonesia dengan sektor yang berbeda, WIKA dari sektor properti dan BBRI dari sektor perbankan. Sumber data yang diambil dari enam bulan terakhir tahun 2014. Hasilnya dilihat dari adanya peningkatan kinerja, dengan ditunjukkan adanya rasio- rasio keuangan yang dipakai, kalau dibandingkan antara kedua saham WIKA dan BBRI hasil dari analisis secara fundamental memenuhi ketentuan. Terbukti secara berturut-turut analisis ratio likuiditas: saham Wika lebih besar kemampuan untuk membayar utang jangka pendek yaitu (145,16) dibanding BBRI (111,44); Analisis ratio Leverage : time enterest Earned saham Wika (2,837) lebih besar dari pada saham BBRI(1,759 X ); analisis ratio aktivitas : Total Asset Turn Over (TATO) untuk saham Wika lebih besar (0,3706 X) daripada saham BBRI (0,0427X); (4) analisis rasio rentabilitas : net profit margin untuk saham Wika 6,9575 lebih besar daripada saham BBRI ( 0,3928) juga EPS saham Wika (9.607.055.468) lebih besar daripada saham E.P.S. BBRI (22.030.834) . Kesimpulannya hasil dari analisis saham Wika secara fundamental lebih unggul daripada saham BBRI. Walaupun ada beberapa saham BBRI unggul di beberapa analisis rasio seperti Cash ratio 17,12 Leverage 710,9% dan Debt Ratio 0,8767