I Wayan Wirga
Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bali

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MODEL PEMBERDAYAAN DESA ADAT PADA DUA DESA TUJUAN WISATA DI BALI I Gusti Ketut Gede; I Wayan Wirga; I Gede Iwan Suryadi
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 12 No 1 Maret (2016): Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.478 KB)

Abstract

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan secara multi years selama tiga tahun didahului dengan tujuan identifikasi dan analisa kebutuhan untuk mengembangkan dan menerapkan model pemberdayaan Desa Adat dengan menggunakan manajemen modern dengan sentuhan teknologi informasi dalam pengelolaan database yang terintegrasi untuk pembentukan Badan Usaha Desa (BUMdes) adat sehingga dapat mensejahterakan kramanya, . dilaksanakan di Desa Adat Intaran dan Kuta sebagai daerah tujuan wisata yang ada di Bali.Potensi belum dimanfaatkan secara optimal untuk dana penunjang kegiatan Tri Hita Karana yang ada di Desa Adat. Profesionalisme sumber daya manusia belum optimal untuk mengelola potensi.Teridentifikasi bahwa adanya kebutuhan dana desa adat serangkaian pelestarian adat dan budaya berdasarkan ajaran agama Hindu yang cendrung meningkat, belum optimalnya pengelolaan potensi palemahan secara profesional untuk kesejahteraan kramanya. Analisis kebutuhan bertujuan mengatasi masalah dalam pemberdayaan desa adat baik yang terjadi di Intaran maupun di Kuta untuk kesejahteraan krama dan mengatasi penganggurandengan penerapan manajemen modern dengan pembentukan unit-unit bisnis dan pemberdayaan pecalang serta aplikasi teknologi informasi dan komunikasi sebagai media komunikasi dengan stakeholder.Perbedaan pemberdayaan yang dilakukan oleh kedua desa adat ini yaitu mengenai potensi,,dan tipe kepemimpinan yang diterapkan.Perberdayaan desa adat akan dapat tercapai apabila partisipasi krama dan adanya komitmen bersama untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Potensi diberdayakan melalui pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia sebagai unsur penggerak perubahan tersebut. Tahapan kegiatan penelitian ke tahap tahun kedua maupun ketiga diharapkan akan dapat mengoptimalkan pemberdayaan tersebut.
STRATEGI REVITALISASI KAWASAN WISATA SANGEH (STUDI KASUS DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SWOT) I Wayan Edi Arsawan; Ni Made Kariati; I Wayan Wirga; Ni Putu Santi Suryantini
Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 6 No 1 (2016): March 2016
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.206 KB)

Abstract

This study investigates and finds the composition strategy of revitalizing Sangeh tourism destination most feasible to examine various factors internal and external to provide alternative management assisted with a touch of modern management and utilization of information technology relevant to stick to local wisdom (local genius) so that the various potentials Sangeh region can be managed with more organized, structured, accountable and secure its sustainability so that their indirect impact is the increased standard of living of the surrounding communities and the sharpening of the various potential areas and human resources. The method used in this research is descriptive method qualitative with direct conduct field observations, interviews with the manager, prajuru (figure) village and visitors Sangeh tourism destination so on get a composition data from two directions managers (stakeholder) and visitors (tourists ) to formulate policies / strategies are most worthy to revitalize Sangeh tourism destination. From the results of SWOT analysis results of the most dominant options strategy is a strategy SO (strength Opportunities); strategies utilize all the power and take advantage of opportunities as possible for that; 1) the maintenance and development of road access 2) an increase in promotion and travel packages with proper media selection, 3) more often hold events / festivals to increase the number of 4) increase of supporting facilities such as accommodation, restaurant and souvenir shop sellers. From interviews and questionnaires to tourists the average respondent to respond positively and constructively while still giving emphasis on improving access to transport, inadequate infrastructure and lack of clean and lack of information about Sangeh in the new location.