Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Humaniora Teknologi

Kombinasi Sistem Surjan-Handil sebagai Kecerdasan Lokal (Local Genius) dan Kearifan Lokal (Local Wisdom) Masyarakat Banjar Kuala di Kampung Tamban Mekar Sari Pal 16, Barito Kuala, Kalimantan Selatan Rabini Sayyidati
Jurnal Humaniora Teknologi Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Humaniora Teknologi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jht.v5i1.53

Abstract

Komunitas pesisir yang dikenal sebagai orang Banjar Kuala memiliki kepedulian untuk melestarikan tata pengelolaan lahan pertanian. Pengelolaan lahan pertanian merupakan akses penting komunitas Banjar Kuala dalam pengelolaan sumberdaya alam. Oleh sebab itu, salah satu komunitas Banjar Kuala yang hingga sekarang tetap memelihara adat tata pengelolaan lahan pertanian adalah masyarakat Tamban Mekar Sari Pal 16, Kecamatan Tamban Mekar Sari, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Sistem nilai budaya sebagai bagian penting dari sistem sosial, dapat tercermin pada usaha masyarakat Tamban Mekar Sari Pal 16, melalui tata kelola lahan pertanian. Pengelolaan tanah berkaitan erat dengan sistem surjan. Sedangkan pengelolaan air berkaitan dengan sistem handil. Kedua sistem ini, pada zaman dahulu selalu diterapkan masyarakat Banjar Kuala umumnya, dan masyarakat Tamban Mekar Sari Pal 16 Barito Kuala khususnya, untuk mengelola sawah pada lahan rawa pasang surut. Melalui kombinasi sistem surjan-handil, ternyata memiliki hasil ganda. Satu sisi, pengairan sawah yang baik, akan menyuburkan tanaman padi, sekaligus meningkatkan produksi padi dan menambah pendapatan petani. Hasil berikutnya adalah tembokan, yang membentuk tukungan dan baluran, dapat ditanami palawija.
PERLAWANAN ORANG BANJAR MENENTANG KOLONIALISME BELANDA TAHUN 1859-1906 KERJASAMA GOLONGAN TUTUS RAJA-RAJA DENGAN GOLONGAN JABA Rabini Sayyidati; Yusliani Noor
Jurnal Humaniora Teknologi Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Humaniora Teknologi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perjuangan Orang Banjar dalam melawan kolonialisme Belanda berlangsung cukup lama dan berlarut-larut karena faktor sosial politik yang mana kemudian adanya ikut campur tangan Belanda terhadap sistem pemerintahan di Kerajaan Banjar. Pemerintah Belanda melalui utusannya mengatur dan mencampuri urusan politik seperti Pengangkatan Putra Mahkota dan pembagian tanah raja. Hal ini juga yang menjadi akar perlawanan masyarakat Banjar yang menginginkan hak dan tradisi politik Kerajaan Banjar kembali seperti semula. Selain itu Belanda juga mengincar sumber daya alam tanah Banjar berupa Batu Bara yang saat itu menjadi komoditas internasional sebagai sumber energi terbesar. Maka demi mengembalikan kemakmuran serta ketentraman Tanah Banjar, bersatulah golongan tutus raja-raja yang memiliki gelar bangsawan dengan golongan jaba yang memiliki semangat juang tinggi. Beberapa perlawanan besar terjadi seperti: 1) Perlawanan Banua Lima dipimpin oleh Jalil, yang bergelar Kyai Adipati Anom Dinding Raja, 2) Perlawanan sekitar Martapura dan Tanah Laut dipimpin oleh Demang Lehman, dan 3) Perlawanan di Daerah Barito, Kapuas dan Katingan dipimpin langsung oleh Pangeran Antasari. Bersatunya golongan tutus raja dan jaba menjadi bukti bahwa pada akhirnya masyarakat Banjar tetap menjunjung adat istiadat, serta tradisi politik asli yang telah dijalankan sejak nenek moyang dan mampu memukul mundur kolonialisme Belanda.