Wudianto Wudianto
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

VARIASI UKURAN IKAN LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker,1853) SECARA TEMPORAL DAN SPASIAL DI PERAIRAN SELAT BALI Wudianto Wudianto; Arief Wujdi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.32 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.1.2014.9-17

Abstract

Ikan lemuru (Sardinella lemuru) merupakan hasil tangkapan utama alat tangkap pukat cincin di perairan Selat Bali.Sampai saat ini terindikasi bahwa penangkapan ikan lemuru di perairan Selat Bali dilakukan tanpa mengikuti kaidah-kaidah pengelolaan sumberdaya perikanan yang benar. Hal itu ditunjukkan dengan masih berlangsungnya penangkapan ikan lemuru berukuran kecil (“sempenit”). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola distribusi ukuran ikan lemuru menurut waktu dan daerah penangkapan. Hasil analisis faktorial koresponden menunjukkan bahwa terdapat 5 kelompok yang menggambarkan asosiasi antara bulan dan ukuran panjang ikan, yaitu: (1) November 2011 tertangkap ikan berukuran 6,5-8,5 cm; (2) Agustus 2010 dan Juli 2011tertangkap ikan berukuran: 9,5-10,5 cm; (3) September 2010 dan Maret 2011 tertangkap ikan berukuran: 11,5-13,5 cm; (4) Oktober 2010 serta Februari, Agustus dan Desember 2011 tertangkap ikan berukuran: 14,5 cm; (5) November-Desember 2010 serta Januari, April, September-Oktober 2011 tertangkap ikan berukuran: 15,5-19,5 cm. Meskipun bulannya sama ternyata ukuran ikan lemuru yang tertangkap berbeda. Ikan lemuru berukuran kecil umumnya menyebar di bagian utara perairan, sedangkan ikan yang berukuran lebih besar terdapat di bagian tengah dan selatan perairan Selat Bali. Pengetahuan tentang pola penyebaran ukuran lemuru berdasarkan lokasi dan waktu dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengelolaan perikanan lemuru terutama apabila diterapkannya opsi pengelolaan dengan melakukan penutupan musim penangkapan di wilayah bagian utara perairan Selat Bali. Bali sardinella or lemuru (Sardinella lemuru) is the main target catch of purse seine fishery in Bali Strait waters. The lemuru fishing activities is still existing without any regulation of fisheries resources management, so farthis is indicated that the fishes of small size of fish (called “sempenit)were tended to be caught dominantly by purse seine. This study aims to determine the size distribution pattern of lemuru based on time and fishing ground in the Bali Strait. The result of correspondence factorial analysis showsthat there were 5 groups that describe the association between month and length of fish, i.e.: (1) November 2011 caught fish sized:6,5-8,5 cm; (2) August 2010 and July 2011caught fish sized: 9,5-10,5 cm; (3) September 2010 and March 2011caught fish sized: 11,5-13,5 cm; (4) Oktober 2010 and also February, August and December 2011caught fish sized: 14,5 cm; and (5) November-December 2010 also January, April, September-October 2011caught fish sized: 15,5-19,5 cm. Those result indicated that the size of fish caught by purse seine was different eventhough in same month fishing activities. Small size of fish caught abudantly in the northern part of Bali Strait waters mainly on August-September 2010 also February-March, July and November 2011, while large size lemuru more abundant in the middle and southern areas.This knowledge on the distribution pattern could be used for appropriate fisheries management measure of lemuru, especially for implementation of management option on closedfishing season in the northern part area of Bali Strait waters.
PENERAPAN EAFM DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN MALALUGIS (Decapterus macarellus) DI PERAIRAN LAUT SULAWESI Reny Puspasari; Wudianto Wudianto; Ria Faizah
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 6, No 1 (2014): (Mei 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.891 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.6.1.2014.29-36

Abstract

Perikanan malalugis biru (Decapterus macarellus) merupakan perikanan pelagis kecil dominan yang tertangkap di Laut Sulawesi dan memegang peranan penting dalam sektor perikanan sehinga perlu pengelolaan yang baik melalui inisisasi penerapan EAFM. Pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem (EAFM) merupakan salah satu konsep pengelolaan secara holistik di dalam pengelolaan perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status pengelolaan perikanan malalugis di Laut Sulawesi dan menetapkan tujuan operasional, langkah pengelolaan yang harus dilakukan dan peran serta setiap pemangku kepentingan dalam upaya pengelolaan berdasarkan tahapan implementasi EAFM. Hasil kajian menunjukkan bahwa status perikanan malalugis di Laut Sulawesi saat ini berada dalam kategori sedang. Isu-isu utama yang terindikasi adalah terjadinya penurunan ukuran hasil tangkapan, penggunaan alat tangkap yang merusak, pencemaran perairan di lokasi industri, keterlibatan pemangku kepentingan yang kurang optimal, kepemilikan aset dan kurangnya kepatuhan terhadap peraturan. Domain yang perlu mendapatkan perhatian utama dalam pengelolaan perikanan malalugis adalah domain sumberdaya ikan, teknik penangkapan ikan, ekonomi dan kelembagaan. Upaya pengelolaan yang dilakukan pada setiap domain didasarkan pada isu utama yang muncul dan diperlukan konektivitas upaya antar lembaga untuk menghasilkan status pengelolaan perikanan yang baik, sehingga kelangsungan sumberdaya ikan malalugis di Laut Sulawesi dapat lestari Mackerel scad or malalugis fisheries (Decapterus macarellus) is a dominant catch of small pelagic fisheries in Sulawesi Sea. It takes important role on fisheries sector,and need a good managemant by implementation of Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM). EAFM isone of hollistic approaches on fisheries management. The research aim were to analyze the management status of mackerel scad fisheries in Sulawesi Sea, set up the operational objective and management action, and identify stakeholders participation in implementing EAFM. The results showed that mackerel scad fisheries condition in Sulawesi Sea is moderate. Several issues were identified, that are decreasing on the size catch of fish, the using of destructive fishing gear, water pollution in industry area, unoptimal stakeholders participation and lack of adherences to rules. The management action should be focused on fish resources, fishing technique, economic and institutional domains. Main issues in every domain are the baseline for setting up the management actions. The connectivity actions among institutions are needed to obtain a good fisheries management status, therefore mackerel scad resources could be sustainable.
ANGKA ACUAN SASARAN UNTUK PENGELOLAAN PERIKANAN LEMURU DI SELAT BALI DENGAN TUJUAN BERAGAM Purwanto Purwanto; Wudianto Wudianto
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 4, No 1 (2012): (Mei 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1354.081 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.4.1.2012.35-47

Abstract

Kriteria pengelolaan perikanan dalam kerangka pembangunan nasional, yaitu pro-growth, pro-poor, pro-job dan pro-environment, mengarahkan pengelolaan perikanan lemuru di Selat Bali untuk mengoptimumkan produksi lestari dan keuntungan perikanan, serta meningkatkan keuntungan per satuan kapal dan peluang kerja sebagai nelayan. Masing-masing tujuan tersebut perlu ditetapkan angka acuan sasarannya yang diharapkan dicapai dalam pengelolaan perikanan. Mengingat tujuan tersebut saling bertentangan, sehingga tidak dapat dicapai bersamaan, perlu ditentukan tingkat kompromi optimal diantara tujuan tersebut dan angka acuan sasarannya. Tulisan ini menyajikan model pemrograman matematika untuk optimisasi dengan empat tujuan pengelolaan, serta menggunakannya untuk mengestimasi angka acuan sasaran dan jumlah optimal kapal penangkapnya. Hasil optimisasi dengan pemberian bobotprioritas yang sama terhadap empat tujuan pengelolaan perikanan dalam kerangka pembangunan nasional menunjukkan bahwa angka acuan sasaran pada tingkat kompromi optimal dicapai dengan pengendalian upaya penangkapan pada tingkat yang setara dengan daya tangkap 146 kapal pukat cincin. Angka acuan sasaran yang sama dihasilkan dari optimisasi dengan pemberian bobot prioritas yang lebih tinggi terhadap dua tujuan pengelolaan perikanan sesuai dengan Pasal 6 Undang Undang Perikanan tahun 2004.The criteria of fisheries management undertaken in a framework of national development, particularly pro-growth, pro-poor, pro-job and pro-environment, guide the management of lemuru fishery in the Bali Strait to optimising lemuru production and fishery profit, and increasing per vessel profit and job opportunity as fishers. As those objectives were conflicting that couldnot be achieved simultaneously, it is necessary to seek an optimal compromise amongst several conflicting objectives and to estimate their target reference points. This paper presents a mathematical programming model accommodating four objectives of fisheries management, and the utilisation of this for estimating the target reference points and the optimal number of fishing vessels. The result of optimisation shows that target reference points at the optimal compromise levels for the four conflicting objectives, with equal priority, of fisheries management supporting the national development could be achieved by controlling fishing effort at the level equal to 146 purse-seiners. The same target reference points resulted fromthe analysis providing higher priority to the objectives of fisheries management stated in Article 6 of Fisheries Act of 2004.