Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UPAYA MEMBANGUN KEMBALI DAN PEMULIHAN STOK IKAN PELAGIS KECIL DI LAUT JAWA Suherman Banon Atmaja; Duto Nugroho
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.329 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.3.2019.179-189

Abstract

Tujuan utama makalah ini adalah mengevaluasi kondisi  stok ikan pelagis kecil (dengan ikan layang Decapterus spp. sebagai acuan) sebagai pembangkit ekonomi di pantai Utara Jawa perairan laut Jawa WPPNRI 712. Analisis dilakukan sejalan dengan tren penurunan aktivitas penangkapan kapal pukat cincin yang berpangkalan di Pekalongan Jawa Tengah yang telah berlangsung selama hampir dua dekade. Teori klasik tentang penangkapan ikan mengisyaratkan bahwa pemulihan populasi ikan dapat berlangsung cepat jika penangkapan ikan dihentikan pada rentang waktu tertentu.  Analisis menggunakan pendekatan surplus produksi non-ekuilibrium dengan bantuan perangkat aplikasi ASPIC 7 dan Kobe plot digunakan untuk  memetakan perubahan arah status stok ikan pelagis kecil yang berkaitan langsung dengan perilaku perkembangan perikanan pukat cincin di laut Jawa pada kurun waktu 1976 - 2014.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan drastis baik jumlah armada pukat cincin maupun aktivitas penangkapannya akibat rendahnya peluang keberhasilan dan tingginya investasi operasional hampir dua dekade  telah telah memberikan peluang terhadap pemulihan stok secara alamiah menuju tingkat biomassa optimal.  Pergerakan status biomasa dan mortalitas penangkapan ikan pelagis kecil secara tahunan yang ditampilkan melalui penggunaan Kobe plot memberikan indikasi bahwa kondisi stok ikan setelah tahun 2015 mengarah pada status yang cenderung baik. The main objective of this paper is to evaluate the status and trend of small pelagic fish stocks (Decapterus spp.) as a major driver of economics in north coast of Java correspond to a direct reduction of purse seine fishing activities at around two decades. Classical theory of fishing suggests that rapid population recovery occurs when fishing pressures is reduced. These phenomenons were analyzed by applying non-equilibrium surplus production model incorporate covariance of the programs package of Aspic 7.  Simple Kobe plots were also applied to track the annual trend of stock status directly which presumably related to the course of fisheries development.  The results showed that drastic decline of fishing pressures of both number of purse seine fleet and their activity within the last decade provided an opportunity of stock recovery at optimum biomass levels. Applying simple Kobe plots indicates the stock status and trend in 2015 relatively in rebuilding condition
RESPONS RADIKAL KELEBIHAN KAPASITAS PENANGKAPAN ARMADA PUKAT CINCIN SEMI INDUSTRI DI LAUT JAWA Suherman Banon Atmaja; Duto Nugroho; Moh Natsir
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.694 KB) | DOI: 10.15578/jppi.17.2.2011.115-123

Abstract

Kapasitas penangkapan berlebih dikenali oleh para pengelola sumber daya ikan sebagai masalah utama bagi pengelola perikanan. Antisipasi penurunan kapasitas penangkapan armada pukat cincin dilakukan melalui perubahan radikal wilayah operasi penangkapan melalui relokasi usaha perikanan dari kawasan jenuh tangkap (wilayah pengelolaan perikanan 712 Laut Jawa) ke perairan yang relatif rendah tingkat pemanfaatannya di kawasan timur Indonesia (wilayah pengelolaan perikanan 715, 716) dan Samudera Hindia (wilayah pengelolaan perikanan 573). Analisis Produktivitas kapal contoh yang digambarkan berdasarkan atas besarnya hasil tangkapan per upaya (ton/tawur), menunjukkan bahwa hasil tangkapan per upaya tertinggi ditemukan di perairan Kepulauan Kangean dan Laut Maluku sekitar 3 ton/tawur, sedangkan yang terendah di Samudera Hindia sekitar 1,11 ton/tawur. Kapal pukat cincin Pekalongan yang beroperasi di Laut Maluku dan Samudera Hindia melakukan perubahan secara fisik melalui penerapan metode pembekuan plate freezing atau pembekuan cepat (sharp freezing). Sementara itu, terjadinya perubahan radikal untuk meningkatkan efisiensi operasional kapal pukat cincin dari Pekalongan dilakukan dengan cara manual sebagian besar hasil tangkapan di laut sebagai akibat tingginya tingkat kompetisi dan rendahnya peluang keberhasilan. Selain itu terjadi perubahan pada sistem bagi hasil, untuk meningkatkan efisiensi dan peluang keberhasilan operasi penangkapan, dengan memberlakukan sistem kontrak kerja nelayan untuk kali setiap trip. The existence of excessive fishing capacity generally recognized as a major problem for the fisheries managers whose have responsibility for the declining of fishery resources and economically wasteful. In some cases, reduction capacity was anticipated not by reducing the boat activities or changing the fishing gear, but through a radical change by relocating of fishing effort from the fully exploited fishing ground (fishery management area 712 Java Sea) to the areas with relatively low or medium exploited levels in eastern part of Indonesia (fishery management area 715, 716) and the Indian Ocean (fishery management area 573). As the boat productivity derrived from catch per unit of effort (ton/haul), the results showed that the highest catch per unit of effort occurred in Kangean Islands waters and the Moluccas Sea with approximately 3 ton/setting, while the lowest catch per unit of effort occurs in the Indian Ocean of 1.11 ton/haul. In relation with these aspects, there are some radical changes on operational aspects in which most of the catch has been transhiped at sea to increase the efficiency due to high level of competitiveness and low probability of successful fishing the boat that operatings in the Maluku Sea and Indian Ocean were modified through some physically treatments on fish hold through freezing method using plates (plate freezing or sharp freezing). In addition, several changes from the sharing system occurred to increase the probability of successful trips, most of the fishermen was contracted for each fishing trip.