Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISTIK HABITAT ASUHAN DAN PARAMETER PERTUMBUHAN IKAN HIU DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NRI 712 (LAUT JAWA), INDONESIA Andrias Steward Samusamu; Priyo Suharsono Sulaiman; Puput Fitri Rachmawati; Dian Oktaviani; Ngurah N. Wiadnyana
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.3.2021.129-144

Abstract

Keberadaan kelompok ikan hiu di suatu perairan dipengaruhi oleh kondisi oseanografi yang secara langsung dapat mempengaruhi penyebaran ikan, migrasi, agregrasi, pemijahan, persediaan makanan, tingkah laku ikan dan variabilitas hasil tangkapannya. Paper ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah asuhan hiu dan mengetahui karakteristik habitatnya di wilayah perairan Laut Jawa, dan sekaligus untuk mendukung program Kementerian Kelautan dan Peikanan dalam pengembangan Marine Protected Area. Metode yang digunakan adalah enumerasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa habitat asuhan ikan hiu terutama dari jenis Sphryna lewini, Carcharhinus dussumieri, Carcharhinus falciformis, Carcharhinus sorrah, dan Rhizoprionodon oligolinx tersebar pada wilayah yang cukup luas di WPP 712 Laut Jawa dengan cakupan koordinat 3o Lintang Selatan (LS) - 6o LS dan 108o Bujur Timur (BT) - 115o BT dengan rentang kedalaman sekitar 21,60 m hingga 77,85 m, pada suhu rata-rata berkisar 16,66oC-30,35oC dan salinitas rata-rata pada kisaran 25,13 psu-34,56 psu.The existence of shark groups is influenced by oceanographic conditions which can directly affect fish distribution, migration, aggregation, spawning, food supply, fish behavior and variability in their catch. This paper aims to predict nursery ground of shark and determine the characteristics of their habitat in the Java Sea waters, and at the same time to support the Ministry of Marine Affairs and Fisheries program in developing Marine Protected Areas. The methods used were enumeration and interviews. The results showed that the habitat for sharks, especially those of Sphryna lewini, Carcharhinus dussumieri, Carcharhinus falciformis, Carcharhinus sorrah, and Rhizoprionodon oligolinx, is spread over a fairly large area in WPP 712 Java Sea or in the coordinates of -3o to -6o LS and 108o sd. 115o BT with a depth range of about 21.60 m to 77.85 m, at an average temperature ranging from 16.66oC-30.35oC and an average salinity of 25.13psu-34.56psu.
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN GOSONG PASIR TANJUNG JUMLAI, KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA, KALIMANTAN TIMUR Niken Financia Gusmawati; Budhi Gunadharma Gautama; Dian Oktaviani
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.3.2021.%p

Abstract

Gosong pasir Tanjung Jumlai merupakan gugusan kawasan yang terletak sekitar 7 mil dari Pelabuhan Semayang di Balikpapan, Kalimantan Timur. Penelitian tentang komunitas ikan karang telah dilakukan di tiga lokasi stasiun pengamatan di daerah terumbu karang Tanjung Jumlai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, sebaran, kelimpahan, serta struktur komunitas ikan karang di perairan tersebut. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan metode sensus visual. Selama penelitian tercatat 31 jenis ikan karang termasuk dalam 9 famili, dengan rata-rata nilai kelimpahan ikan karang sebesar 91 individu/stasiun. Komposisi jenis ikan karang terdiri dari 7 jenis ikan target (ikan konsumsi), 5 jenis ikan indikator, dan 19 jenis ikan kelompok lainnya (major grup). Kelompok ikan target sebagai bagian dari aktivitas perikanan tangkap yang dominan adalah jenis Achanturus auranticavus, Pterocaesio pisang, dan Caesio teres. Jenis dominan dari kelompok ikan indikator adalah Chaetodon octofasciatus, dan dari kelompok lainnya yang dominan adalah jenis Thalassoma lunare, Chromis ternatensis, dan Pomacentrus moluccensis. Kelimpahan jenis dan jumlah individu ikan pada masing-masing stasiun pengamatan berkisar antara 15 – 18 jenis per stasiun serta 48 – 129 individu. Indeks keanekaragaman Shanon Wiener (H’ berbasis log) berkisar antar 1,889-2,258, Indeks keseragaman (e) berkisar 0,698-0,881, dan indeks dominansi berkisar 0,127-0,241. Pengelolaan kawasan gosong pasir Tanjung Jumlai yang efektif dibutuhkan untuk meningkatkan tutupan karang hidup, kekayaan jenis dan kelimpahan ikan karang antara lain dapat memberikan manfaat bagi masyarakat perikanan tangkap secara berkelanjutan di kawasan tersebut.Tanjung Jumlai sandbar is an area located about 7 miles from Semayang Harbor in Balikpapan, East Kalimantan. Research on coral fish communities has been carried out at three observation stations in the Tanjung Jumlai reef. This study aims to determine the species composition, distribution, abundance, and community structure of reef fish in these waters. The study was conducted in October 2019. Data collection was carried out by the visual census method. During the study, 31 reef fish species from 9 families were found, with an average coral fish abundance of 91 individuals/station. The composition of reef fish species consists of 7 target fish (edible fish), 5 indicator fish, and 19 major fish species. The dominant target fish groups are Achanturus auranticavus, Pterocaesio banana, and Caesio teres. The dominant type of the indicator fish group is Chaetodon octofasciatus, and the dominant of major groups are Thalassoma lunare, Chromis ternatensis, and Pomacentrus moluccensis species. The abundance of species and number of individual fish at each observation station ranged from 15-18 species per station and –8 - 129 individuals. Shanon Wiener’s diversity index (H log-based) ranged from 1.889 to 2.258, Uniformity index (e) ranged from 0.698 to 0.881, and dominance index ranged from 0.127 to 0.241. Effective management of Tanjung Jumlai sandbank is needed to increase live coral cover, species richness, and abundance of reef fish to bring sustainable benefits for fisheries communities in the area.
EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN EKSPOR PRODUK HIU APPENDIK II CITES Dharmadi Dharmadi; Andrias Samusamu; Dian Oktaviani; Ngurah N Wiadnyana
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 11, No 1 (2019): (Mei) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.87 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.11.1.2019.1-10

Abstract

Perlindungan terhadap tiga jenis hiu martil (Sphyrna lewini, S. mokarran, S. zygaena) dan satu jenis hiu koboi (Carcharhinus longimanus) dilakukan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 59/PERMEN-KP/2014 jo. PERMEN KP No. 34/PERMEN-KP/2015. Peraturan ini menekankan pada pelarangan terhadap pengeluaran hiu dan produk turunannya dari Wilayah Negara Republik Indonesia. Untuk mengetahui efektivitas implementasi regulasi tentang hiu tersebut dilakukan kajian yang dilakukan di empat tempat pendaratan hiu, yakni di Palabuhanratu (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), di Tanjungluar (Lombok Timur) dan di Kota Kupang (Nusa Tenggara Timur). Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran literatur, enumerator, pengamatan langsung dan wawancara dengan nelayan dan pemangku kepentingan. Analisis dilakukan secara diskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terbitnya regulasi pelarangan perdagangan produk hiu belum dipahami sepenuhnya baik di tingkat nelayan, pedagang produk hiu maupun aparat penegak hukum. Hasil kajian merekomendasikan hal sebagai berikut: (1) Kegiatan sosialisasi pemahaman peraturan kebijakan konservasi sumber daya hiu perlu dilakukan secara intensif dan berkesinambungan; (2) Kebijakan peraturan pelarangan ekspor produk hiu (PERMEN KP No.34/PERMEN-KP/2015) perlu segera diperpanjang kembali minimal untuk satu tahun kedepan, berdasarkan pertimbangan karakteristik biologi hiu dan sistem pendataan terhadap hiu Appendiks II CITES yang belum baik; (3) Penyusunan aturan dan ketentuan lengkap perlu dilakukan oleh Ditjen Teknis mengenai pemisahan produk hiu dan mencatat volume berdasarkan jenis hiu yang ditetapkan masuk Appendiks II CITES yang akan diperdagangkan, dan; (4) Penguatan data hiu Appendiks II CITES terus dilakukan dengan pendataan yang mencakup daerah penangkapan, jumlah hiu yang tertangkap, dan distribusi penjualan hasil tangkapan hiu.Protection of three species of Hammerhead sharks (Sphyrna lewini, S. mokarran, S. zygaena) and one species of Whitetip shark (Carcharhinus longimanus) was carried out with the issuance of Ministerial Regulation No. 34/PERMEN-KP/2004 KP and the extension of Ministerial Regulation No. 59/ PERMEN-KP/2015. The regulations emphasize the prohibition on the release of sharks and derivative products from the Territory of the Republic of Indonesia. To find out the effectiveness of the regulation implementation on sharks, a study was conducted in four shark landing sites: Palabuhanratu (West Java), Cilacap (Central Java), Tanjungluar (East Lombok) and Kupang (East Nusa Tenggara). Data collection is done through literature review, enumerator, direct observation and interview with fishers and stakeholders.The analysis is done in qualitative descriptive. The results of the study indicate that the overall regulation on the ban on trading of shark products, has not been fully understood either at the level of fishermen, shark product traders or law enforcement officers. The results of the study recommend the following: (1) The socialization of understanding of the regulations on the conservation policy of shark resources needs to be carried out intensively and continuously; (2) The regulation on the ban on the export of shark products (Ministerial Regulation No.34 / PERMEN-KP / 2015) needs to be renewed at least for the next year, based on the consideration of shark biological characteristics and poor CITES Appendix II shark data collection system; (3) Preparation of complete rules and provisions needs to be published by relaed Directorate General concerning the separation of shark products and recording the volume based on the species of shark that is set in CITES Appendix II to be traded and; (4) Strengthening shark data record of CITES Appendix II consist of fishing areas, number of sharks, and sales distribution of shark catches.