Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ESTIMASI PARAMETER POPULASI DAN RASIO POTENSI PEMIJAHAN TONGKOL KOMO (Euthynnus affinis, Cantor 1849) DI PERAIRAN SELATAN LOMBOK Arief Wujdi; Hety Hartaty; Bram Setyadji
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.376 KB) | DOI: 10.15578/jppi.26.2.2020.93-107

Abstract

Tongkol komo (Euthynnus affinis) merupakan salah satu komoditas ekonomis tinggi perikanan tuna neritik, terutama bagi armada tuna skala kecil. Seiring dengan meningkatnya intensitas penangkapan pada satu dekade terakhir, diperlukan kajian kuantitatif terkait keberlangsungan stok. Akan tetapi, minimnya data yang tersedia pada perikanan jenis ini merupakan tantangan terbesar dalam melakukan usaha pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk menduga parameter populasi dan rasio potensi pemijahan (SPR) berbasis ukuran panjang, sebagai titik acuan biologis kondisi stok dalam menghadapi tekanan penangkapan. Total 1.321 data ukuran panjang dikumpulkan secara acak setiap bulan selama Januari hingga Desember 2016 di Tanjung Luar. Parameter populasi meliputi pertumbuhan, kematian, rekrutmen, dan laju pemanfaatan diestimasi dengan metode ELEFAN. Analisis SPR juga dilakukan dengan melibatkan parameter reproduksi yang disintesis dari penelitian sebelumnya dengan paket LB-SPR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula pertumbuhan von Bertalanffy diekspresikan dengan persamaan Lt = 85,0 (1-e-0,7 (t+0,173)). Meskipun rata-rata sampel tongkol komo diprediksi telah matang gonad/memijah (SL50>L50), namun sumberdaya tongkol komo mengalami tekanan yang tergolong tinggi dan mengganggu rekrutmen individu baru ke dalam stok yang diindikasikan dengan parameter lainnya seperti rasio mortalitas penangkapan relatif (F/M) = 2,15, laju eksploitasi (E) = 0,68, dan SPR = 23%. Oleh karena itu, diperlukan penyusunan pengelolaan yang efektif untuk kelestarian perikanan. Eastern little tuna or commercially known as kawakawa is listed as one of the most economically important species of neritic tuna, especially caught by small-scale tuna fisheries. Increasing fishing pressure in the last decade should be responded by a quantitative analysis on its stock. The problem arises when this typical fishery usually possesses limited time-series data. This study intended to estimate population parameters and spawning potential ratio (SPR) as a biological reference point to state the healthiness of fishery corresponding to the fishing pressure around coastal areas. A total of 1,321 length measurement data were  randomly sampled monthly from January to December 2016 in Tanjung Luar. Population parameters including growth, mortality, recruitment, and exploitation rate were estimated by applying the ELEFAN method. SPR analysis was also carried out by involving reproduction parameters synthesized from previous studies using the LBSPR package. The results showed that the von Bertalanffy growth functions were expressed by the equation Lt = 85.0 (1-e-0.7(t + 0.173)). Although the majority of kawakawa was predicted in maturity as indicated by SL50>L50, high exploitation has occurred to the fishery that can be interfered the recruitment to the stock, as confirmed by other parameters, such as relative fishing mortality (F/M) = 2.15, exploitation rate (E) = 0.68, and SPR = 23%. Hence, the establishment of appropriate management strategies is needed to aim fishery sustainability. 
HUBUNGAN MORFOMETRIK OTOLITH DENGAN UKURAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus macrosoma Bleeker, 1851) DI PERAIRAN BALI SELATAN Acacia Zeny Araminta Mourniaty; Meuthia Aula Jabbar; I Nyoman Suyasa; Arief Wujdi
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 12, No 3 (2020): (Desember) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.12.3.2020.103-107

Abstract

Ikan layang merupakan komoditas ekonomis penting dari famili Carangidae yang banyak tertangkap di perairan Bali Selatan. Otolith ikan dimanfaatkan secara luas untuk mengaji taksonomi, pertumbuhan, umur dan kekerabatan populasi ikan dari perairan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara morfometrik otolith dan ukuran ikan layang serta ciri-ciri morfologi otolith. Sampel dikumpulkan dari Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kedonganan dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Bali Selatan antara 7 Maret s/d 5 April 2020. Sampel ikan layang deles diambil secara acak (random sampling) dari hasil tangkapan pukat cincin yang beroperasi secara harian. Pengambilan sagittae dilakukan dengan cara “up through the gill”. Secara keseluruhan digunakan 83 pasang sampel otolith sagittae utuh yang berhasil diambil dari bagian kepala ikan layang deles. Hubungan morfometrik otolith dan ukuran ikan dianalisis menggunakan persamaan regresi linear y= ax + b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara morfometri otolith kiri dan kanan. Ukuran otolith memiliki korelasi isometrik dengan pertumbuhan ikan, dalam arti panjang otolith (OL) menjadi indikator terbaik untuk mengestimasi ukuran individu ikan layang Decapterus macrosoma.Shortfin scad (Decapterus macrosoma) is an important economic commodity from the Carangidae family which is mostly caught in South Bali waters. Fish otoliths are widely used to assess the taxonomy, growth, age, and relationships of fish populations from different waters. This study aims to determine the relationship between otolith morphometrics and the size of the flying fish as well as the morphological characteristics of the otoliths. Samples were collected from the Kedonganan Fish Landing Base (PPI) and Pengambengan Archipelago Fishery Port (PPN), South Bali between March 7 to April 5, 2020. The deles fly fish sample was taken randomly (random sampling) from the catch of ring trawlers that operate in an automated manner. Daily. Sagittae collection is done by "up through the gill". Overall, 83 pairs of intact otolith sagittae samples were used which were successfully taken from the head of the deles flying fish. Otolith morphometric relationships and fish size were analyzed using the linear regression equation y = ax + b. The results showed that there was no significant difference between the morphometry of the left and right otoliths. Otolith size has an isometric correlation with fish growth, in the sense that otolith length (OL) is the best indicator to estimate the individual size of Decapterus macrosoma flying fish.