Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KOMPOSISI JENIS DAN PENYEBARAN IKAN LAUT–DALAM DI PERAIRAN KEPULAUAN SANGIHE DAN TALAUD SULAWESI UTARA Fayakun Satria; Bram Setyadji; Andria Utama
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 4, No 3 (2012): (Desember 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1527.686 KB) | DOI: 10.15578/bawal.4.3.2012.149-159

Abstract

Ketersediaan data dan informasi tentang ikan laut-dalam di perairan tropis khususnya di Indonesia bagian utara masih sangat terbatas. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi jenis ikan dan daerah penyebaran ikan laut-dalam di sekitar kepulauan Sangihe dan Talaud. Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2010 dengan menggunakan kapal riset Baruna Jaya IV (1.200 GT) merupakan kerjasama antara Indonesia–Amerika Serikat melalui “Explorasi Sangihe Talaud (Index SATAL).” Sebanyak 53 dari 32 famili ikan telah diidentifikasi. Terdapat ikan demersal laut-dalam ekonomis penting seperti:Beryx splendens, Hoplosthethus crassispinus, Setarches guentheri, Lamprogrammus niger dan Grammicolepis sp. Perairan sebelah Utara Bunaken dan sebelah Timur Pulau Kawio dengan gunung bawah lautnya diindikasikan merupakan lokasi dan habitat yang penting bagi jenis ikan tersebut. Hasil penelitian ini juga memberikan informasi awal tentang daerah penyebaran sumberdaya ikan laut-dalam yang dapat dimanfaatkan pada masa depan di wilayah perairan utara Sulawesi khususnya di sekitar kepulauan Sangihe dan Talaud.     The availability of data and information on deep-sea fishes in tropical waters especially in the northern part of Indonesia still very limited and rare. This paper attempted to provide information at the first time of species composition of  deep-sea fishes found around Sangihe and Talaud Islands. The exploration was conducted from July to August 2010. A joint cruise between Indonesia and USA in the frame of “The Indonesia and USA Exploration Sangihe Talaud (Index SATAL)”using RV Baruna Jaya IV (1,200 GT). There were 53 species whithin 32 families have been discovered including economically important deep-sea demersal fishes i.e.Beryx splendens, Hoplosthethus crassispinus, Setarches guentheri, Lamprogrammus niger and Grammicolepis sp. North of Bunaken and East of Kawio waters with deep-sea seamounts were indicated important habitat for those economic valuable species. This paper is intended to provide preliminary information for species distribution of deep-sea fishes inhabited in North Sulawesi Waters, mainly in Sangihe and Talaud Islands.
KEBIJAKAN PENGELOLAAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN TUNA LONGLINE DI SAMUDERA HINDIA Budi Nugraha; Bram Setyadji
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 5, No 2 (2013): (November 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.372 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.5.2.2013.67-71

Abstract

Tuna longline atau rawai tuna merupakan salah satu alat tangkap yang sangat efektif untuk menangkap tuna. Selain efektif alat tangkap ini juga merupakan alat tangkap yang selektif terhadap hasil tangkapannya. Namun demikian, alat tangkap ini masih menimbulkan suatu masalah dimana ikan hasil tangkapan yang diperoleh tidak semuanya merupakan hasil tangkapan utama (target species), ada sebagian yang merupakan hasil tangkapan sampingan (by-catch). Sebagian besar hasil tangkapan sampingan tuna longline memiliki nilai ekonomis, hanya jenis pari lumpur dan ikan naga yang tidak memiliki nilai ekonomis. Namun demikian, justru yang tidak memiliki nilai ekonomis mendominasi hasil tangkapan sampingan pada perikanan tuna longline. Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut dengan menyusun peraturan atau regulasi yang terkait dengan pengelolaan ikan hasil tangkapan sampingan dan pengelolaan yang benar terhadap hasil tangkapan tersebut beserta habitatnya agar terjaga kelestarian sumberdayanya dan juga tetap menjadi sumber pendapatan masyarakat.Tulisan ini membahas secara ringkas tentang isu hasil tangkapan sampingan pada perikanan tuna longline, komposisi jenisnya, pemanfaatannya dan kebijakannya.Tuna longline is one of the most effective fishing gears to catch tuna. In addition, this fishing gear is selective to catch tuna. However, this gear is still causing a problem where some species other than their target species were caught as by-catch. Most of by-catch species from the tuna longliners have an economic value, except pelagic stingrays and lancetfish. In fact, these by-catch species (non economical-valued species) dominated the longline catch. Therefore, it is needed to develop rules or regulations related to the management of the fish by-products, and properly manage the fishing activities on these by-catch species and habitat preservation to preserve its resources and also remain as a source of income. This paper briefly discusses the issue of by-catch in tuna longline fisheries, species composition, its utilization and its policy.