Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Respons Fisiologis dan Komponen Hasil Jagung Manis skibat Pemberian Pupuk Hayati dan NPK di Lahan Gambut Dwi Zulfita; Setia Budi; Agus Hariyanti; Rahmidiyani Rahmidiyani
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 22 No 1 (2022): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v22i1.2890

Abstract

Tanaman Jagung Manis merupakan komoditas yang digemari oleh masyarakat dengan permintaan yang tinggi namun produktivitas di masyarakat masih rendah. Salah satu faktor pembatas pertumbuhan tanaman jagung manis adalah kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mencari efektivitas penggunaan beberapa pupuk hayati yang dapat mengefisienkan penggunaan pupuk NPK terhadap respon fisiologis dan komponen hasil jagung manis pada lahan gambut. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah faktorial Rancangan Acak Kelompok perlakuan faktorial (RAK). Faktor pertama adalah pupuk hayati (H) terdiri dari 3 aras yaitu h1 (Pupuk hayati Bio Ekstrim) dengan konsentrasi 5 ml/L, h2 (Pupuk hayati Bio Nano) dengan konsentrasi 1 ml/L dan h3 (Pupuk hayati Bio Optifarm) dengan konsentrasi 2 ml/L. Konsentrasi perlakuan pupuk hayati mengikuti konsentrasi anjuran pada kemasan. Faktor kedua adalah Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 (P) terdiri dari 3 aras yaitu p1 (400 kg/ha atau 7,5g/tanaman), p2 (300 kg/ha atau 5,6 g/tanaman) dan p3 (200 kg/ha atau 3,73 g/tanaman). Variabel fisiologis tanaman adalah Indeks Luas Daun, Laju Asimilasi Bersih, Laju Pertumbuhan Tanaman dan variabel komponen hasil meliputi bobot per tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol dan diameter tongkol. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis varians (uji F), apabila uji F menunjukkan adanya pengaruh nyata dari masing-masing perlakuan maupun interaksinya maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses fisiologis dan komponen hasil jagung dengan pemberian pupuk hayati Bio Optifarm lebih baik dibandingkan tanaman jagung dengan pemberian pupuk hayati Bio Nano dan pupuk hayati Bio Ekstrim. Perlakuan pupuk NPK takaran 50% dari takaran anjuran (200 kg/ha) menunjukkan proses fisiologis dan komponen hasil jagung yang paling baik dibandingkan dengan pupuk NPK takaran anjuran (400 kg/ha) dan pupuk NPK takaran 75% takaran anjuran (300 kg/ha). Interaksi pupuk hayati Bio Optifarm disertai dengan pupuk NPK takaran 200 kg/ha menunjukkan proses fisiologis dan komponen hasil tanaman jagung yang paling baik pada lahan gambut.
PENGARUH PEMBERIAN ABU KAYU DAN PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL LOBAK PUTIH PADA MEDIA GAMBUT Cornelia Fitriani; Rahmidiyani Rahmidiyani; Iwan Sasli
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 4
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i4.58312

Abstract

Peluang pengembangan upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman lobak dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan sub optimal salah satunya adalah lahan gambut. Tanah gambut dihadapkan pada berbagai kendala diantaranya kemasaman tanah yang tinggi, ketersedian hara dan kejenuhan basa yang rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan penggunaan abu kayu. Pemberian abu kayu dapat memperbaiki sifat kimia yakni meningkatkan pH tanah gambut serta memperbaiki sifat biologi yang dapat merangsang aktivitas mikroorganisme guna mempercepat proses dekomposisi bahan organik pada tanah gambut. Perbaikan pH tanah akan meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman dan upaya peningkatan kualitas umbi lobak dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kalium. Penelitian bertujuan untuk mencari pengaruh interaksi dan dosis terbaik dari pemberian abu kayu dan pupuk kalium untuk pertumbuhan dan hasil tanaman lobak putih pada media gambut. Penelitian dilaksanakan di Rumah Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak di Jalan Prof. H. Hadari Nawawi. Penelitian berlangsung dari tanggal 11 Januari sampai dengan 12 Maret 2021. Penelitian menggunakan Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu abu kayu (A) dan pupuk kalium (P). Setiap perlakuan terdiri dari 9 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali dan setiap ulangan terdiri 4 tanaman sampel. Perlakuan terdiri dari a1 (408 g/polybag atau setara dengan 24,5 ton/ha), a2 (558 g/polybag atau setara dengan 33 ton/ha), a3 (705 g/polybag atau setara dengan 42,3 ton/ha), p1 (0,8 g/polybag atau setara dengan 50 kg/ha), p2 (1,6 g/polybag atau setara dengan 100 kg/ha) dan p3 (2,5 g/polybag atau setara dengan 150 kg/ha). Kombinasi perlakuan yang dimaksud yaitu, a1p1, a1p2, a1p3, a2p1, a2p2,a2p3, a3p1, a3p2,dan a3p3. Variabel yang diamati dalam penelitian adalah jumlah daun (helai), berat segar tanaman (g), panjang umbi (cm), diameter umbi (cm), berat segar umbi (g), dan berat kering tanaman (g). Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak terjadi interaksi antara pemberian abu kayu dan pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil lobak putih pada media gambut. Pemberian abu kayu dosis 558 g/polybag atau setara dengan 24,5 ton/ha sudah cukup efisien untuk pertumbuhan dan hasil lobak putih pada media gambut. Pemberian pupuk kalium pada berbagai dosis perlakuan memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan hasil lobak putih pada media gambut. Kata Kunci : Abu Kayu, Lobak Putih, Media Gambut, Pupuk Kalium 
Pengaruh Biochar Sekam Padi dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat pada Tanah Podsolik Merah Kuning Resti Resti; Dini Anggorowati; Rahmidiyani Rahmidiyani
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i1.63841

Abstract

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman hortikultura yang banyak diminati dikalangan masyarakat Indonesia. Tomat bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, misalnya diolah menjadi saus, pewarna alami dan berbagai olahan lainnya. Salah satu jenis tanah yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tomat adalah tanah PMK. Tanah PMK mempunyai beberapa kendala seperti pH rendah, struktur tanah menggumpal, mudah tergenang, penyediaan air dan udara yang buruk, dan kurangnya kandungan unsur hara serta bahan organik pada tanah sehingga dilakukan penambahan biochar sekam padi dan pupuk NPK pada media untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan interaksi dosis biochar sekam padi dan pupuk NPK yang memberikan pertumbuhan dan hasil tomat terbaik pada tanah PMK. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, dimulai sejak 27 Mei 2022 sampai dengan 22 Agustus 2022. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor biochar sekam padi 3 taraf, dan faktor pupuk NPK 3 taraf. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap satu unit percobaan terdapat 4 sampel, sehingga diperoleh sebanyak 108 tanaman. Perlakuan yang dimaksud adalah: faktor pertama b1= 4 ton/ha biochar sekam padi setara dengan 100 g/polybag, b2= 6 ton/ha biochar sekam padi setara dengan 150 g/polybag, b3= 8 ton/ha biochar sekam padi setara dengan 200 g/polybag, faktor kedua p1= 400 kg/ha pupuk NPK setara dengan 10 g/polybag, p2= 500 kg/ha pupuk NPK setara dengan 12,5 g/polybag, p3= 600 kg/ha pupuk NPK setara dengan 15 g/polybag. Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, volume akar, berat kering tanaman, jumlah buah pertanaman, berat buah pertanaman, dan berat perbuah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, didapatkan kesimpulan bahwa Interaksi biochar sekam padi 6 ton/ha dan pupuk NPK 500 kg/ha memberikan rerata tertinggi terhadap variabel tinggi tanaman dan volume akar. Sedangkan faktor tunggal biochar sekam padi 6 ton/ha dan pupuk NPK 500 kg/ha masing- masing memberikan rerata tertinggi terhadap jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman.