Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Apakah Ekuitas Merek dan Kesadaran Halal Memediasi Pengaruh Religiusitas dan Akulturasi terhadap Keputusan Pembelian? Dwi Ratna Sari; Asep Maulana Rohimat; Zulfikar Ali Ahmad
JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia) Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Alma Ata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.268 KB) | DOI: 10.21927/jesi.2021.11(1).51-66

Abstract

When the Korean Wave became a new trend in Indonesia, many Indonesian Muslims were influenced by the Korean culinary culture. Many people do not pay attention to the halal aspects of food, especially Korean food where the majority of the population is non-Muslim. From this the researchers conducted research on the effect of religiosity and acculturation on halal decisions with brand equity and halal awareness as mediating variables. This study uses a convenience sampling method with Korean food consumer object samples taken as many as 97 respondents randomly. Data analysis techniques used are multiple linear regression tests and multiple tests. The results of the study show that religiosity has a significant effect on brand equity, acculturation has a significant effect on brand equity, religiosity has a significant effect on halal awareness, but acculturation has a not significant effect on halal awareness, religiosity and acculturation has a significant effect on purchasing decisions, brand equity has an effect on significant on purchasing decisions and halal awareness has a significant effect on purchasing decisions. Brand equity mediates the effect of religiosity and acculturation on purchasing decisions. Meanwhile, halal awareness mediates the influence of religiosity on purchasing decisions.
Kearifan Lokal Tuna Satak Bathi Sanak dalam Transaksi Perdagangan Komunitas Muslim Pedagang Ngruki Sukoharjo Muh. Fajar Shodiq; Nur Husniyatul Adyani; Dwi Ratna Sari; Nafisah Nur Aini
Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities Vol. 4 No. 02 (2023): Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities
Publisher : UIN Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/isnad.v4i02.8155

Abstract

Dalam proses transaksi perdagangan konvensional yang melibatkan penjual dan pembeli dalam satu tempat, seringkali mendapati kearifan lokal didalamnya. Salah satu kearifan local dari perdagangan Jawa adalah konsep tuna satak bathi sanak. Konsep ini memiliki arti ‘berkorban sedikit namun untung mendapat banyak relasi’ yang mulai dilirik sebagai kearifan lokal dalam berdagang yang bisa menyelesaikan masalah-masalah perdagangan era kini. Penelitian ini mengkaji sejauh mana konsep perdagangan Jawa tuna satak bathi sanak pada muslim pedagang Ngruki yang juga menerapkan konsep berdagang secara Syar’i dapat berjalan selaras hingga menghasilkan kesuksesan atau sustainabilitas dalam perdagangan mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan jika konsep berdagang tuna satak bathi sanak pada muslim pedagang Ngruki bukan sekedar politik dagang orang Jawa. Namun mereka berupaya melanggengkan hubungan dengan pelanggan (social bonding) juga mengikat secara emosional dengan pelanggan (emotional bonding) agar bisa melakukan pembelian berulang (repurchase). Kedermawan para pedagang itu mereka anggap sebagai sedekah, meski demikian mereka tetap memperoleh keuntungan secara ekonomi (financial bonding). Namun, menariknya konsep ini hanya berlaku pada mayoritas pedagang berskala kecil, pada pedagang skala menengah sebagian saja yang melakukan. Sedang pedagang skala besar hanya sebagian kecil saja yang melakukan konsep ini, karena mereka professional dalam jalankan usaha. Kata Kunci : Tuna satak bathi sanak; muslim pedagang; politik dagang Jawa.