Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERTUNJUKAN KESENIAN BETAWI MILENIAL Steven Steven; Suryono Herlambang
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 1 (2019): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i1.3991

Abstract

Marunda adalah kelurahan di kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Merupakan daerah di Jakarta yang penduduknya masih melestarikan rumah tradisional Betawi. Seni dan Budaya asli penduduk Jakarta atau Betawi yang berada di Cilincing dapat dilihat mereka sebagian masi menggunakan bahasa Betawi dan wisatawan dapat menyaksikan pertunjukan Betawi atau rumah kebaya, tetapi sayangnya mereka tidak memiliki satu tempat yang menaung mereka untuk melestarikan kebudayaan Betawi itu sendiri. Kebudayaan Betawi yang mulai terlupakan dan tersingkir disebabkan perkembangan Jakarta yang pesat menjadi pusat perekonomian dan banyak orang dari berbagai daerah suku ras dan budaya yang masuk ke Jakarta secara bersamaan dan secara tidak sadar menyingkirkan kebudayaan asli Jakarta yaitu Betawi, pelestarian budaya Betawi sangatlah di perlukan untuk identitas kota Jakarta maupun sebagai salah satu pelestarian budaya di Indonesia yang patut dipertahankan. Pengusulan program ‘Pertunjukan Kesenian Betawi Milenial’ memiliki tujuan mengangkat kembali kebudayaan Betawi untuk tujuan pariwisata menonjolkan identitas kota Jakarta, menaikan dan mengembangkan kawasan Marunda sebagai lokasi Tradisional Betawi dan menghidupkan kawasan Mauara Angke dari segi wisata dan perekenomian kawasan, membangun pusat kesenian Betawi di kawasan Betawi Pesisir dan mewakili wajah utama Jakarta dari sektor kebudayaan. Pengalaman wisatawan yang akan dibuat belajar sambil bersenang-senang sambil belajar tentang kebudayaan Betawi dengan konsep yang baru dengan unsur teknologi dan melakukan interaksi antara pemain dan pengunjung untuk meberikan kesan yang berbeda dari petunjukan kesenian lain yang sudah ada mereka hanya memportontonkan tanpa melakukan interaksi kepada penonton dan dapat dinikmati semua kalangan. Nantinya bangunan kesenian Betawi ini diharapkan akan memajukan dan meningkatkan perekonomian warga sekitar. 
TEATER MUSIKAL JAKARTA David Guntur Putra; Suryono Herlambang
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 1 (2019): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i1.3995

Abstract

Pada era modern ini kegiatan wisata merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat untuk melepas stress dan mencari suasana baru. Kegiatan wisata sendiri adalah kegiatan mencari hal baru yang berbeda dari kegiatan sehari hari yang sifatnya menyenangkan. Dalam konteks wisata kota, kegiatan wisata tidak dapat dilepaskan dari arsitektur. Kota pada umumnya sedikit memiliki sumber daya alam untuk mendukung kegiatan wisata, sehingga diperlukan campur tangan manusia untuk mewujudkanya. salah satu contoh sukses campurtangan arisitektur dalam wisata adalah pada museum Guggenheim di Bilbao. Museum Guggenheim di Bilbao yang sukses membangkitkan kota melalui wisata menjadi contoh peran arsitektur dalam wisata. Kota jakarta sebagai kota metropolis dan ibu kota negara indonesia memiliki beragam potensi wisata, dari banyaknya suku dan budaya yang berkumpul. Kota Jakarta sendiri dapat diibaratkan sebagai miniatur dari Indonesia karena keberagamanya. Banyaknya budaya yang dapat dipertunjukan ini memerlukan wadah yang cukup untuk menampilkanya. Pada kota jakarta sendiri sebagai kota metropolis juga belum memiliki wadah yang cukup untuk menampung potensi wisata kebudayaan ini. Berangkat dari kisah kesuksesan musium Guggenheim dan besarnya potensi buadaya jakarta maka hendaklah dibuat wadah wisata yang dapat menampung dan mempertunjukan keragaman budaya kota Jakarta.