Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Tingkat Pengetahuan Penulisan Resep Pada Mahasiswa Tingkat Awal Dan Tingkat Akhir Tahap Sarjana Program Studi Kedokteran Universitas Malahayati Sri Maria; Tussy Triwahyuni; Hetty Rusmini; Dicky Tama Jaya Pasa
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 2, No 2 (2022): Volume 2 Nomor 2 (2022)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.851 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v2i2.4751

Abstract

ABSTRACT Prescription writing is one of the materials studied by medical students, especially final year students because they have passed almost all clinical blocks. Based on the results of research that has been carried out regarding the level of prescribing knowledge in early-stage undergraduate students of the Malahayati University General Medicine Study Program, Class of 2019, it shows that most of the respondents who have good prescribing knowledge are 108 people (77.7%). Meanwhile, in research that has been conducted on final year undergraduate students of the Malahayati University medical study program Force in 2017, data obtained from 190 respondents who filled out the prescribing knowledge level questionnaire obtained (48.4%) good knowledge. To find out the difference in the level of knowledge of prescription writing in students in the early and final stages of the undergraduate medical study program at the University. The type of research used in this research is quantitative analysis. By using secondary data from previous research. Of 226 respondents consisting of 74 men and 152 women who filled out the questionnaire on the level of knowledge of prescription writing, the majority of the initial level 62 respondents (54.9%) had sufficient knowledge, while at the final level the majority had good knowledge 57 respondents (50.4%). The results of the analysis obtained a p-value of 0.000 in this case p-value of 0.05 which means there is a significant difference in the level of knowledge of prescription writing in early and final year students. There is a difference in the level of knowledge of prescription writing in students in the early and final stages of the Medical Study Program of Malahayati University in 2021. Keywords: Knowledge Level, Prescription Writing, Student ABSTRAK Penulisan resep merupakan salah satu materi yang di pelajari mahasiswa kedokteran, terutama mahasiswa tingkat akhir karena telah melewati hampir seluruh blok klinis. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai tingkat pengetahuan penulisan resep pada mahasiswa tingkat awal tahap sarjana Program Studi Kedokteran Umum Universitas Malahayati Angkatan Tahun 2019, menunjukan bahwa sebagian besar reponden yang memiliki pengetahuan penulisan resep yang baik sebanyak 108 orang (77,7%). Sedangkan pada penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir tahap sarjana program studi kedokteran Universitas Malahayati Angkatan tahun 2017, data yang diperoleh dari 190 responden yang mengisi kuesioner tingkat pengetahuan penulisan resep didapatkan (48.4%) pengetahuan baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan penulisan resep. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif. Dengan menggunakan data sekunder dari penelitian sebelumnya. Dari 226 responden yang terdiri dari 74 laki-laki dan 152 perempuan yang mengisi kuesioner tingkat pengetahuan penulisan resep didapatkan mayoritas tingkat awal 62 responden (54,9%) pengetahuan cukup, sedangkan pada tingkat akhir mayoritas berpengetahuan baik 57 responden (50,4%). Hasil analisis diperoleh nilai p value 0,000 dalam hal ini p value ≤ 0,05 yang berarti ada perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan penulisan resep pada mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir. Terdapat Perbedaan Tingkat Pengetahuan Penulisan Resep Pada Mahasiswa Tingkat Awal Dan Tingkat Akhir Tahap Sarjana Program Studi Kedokteran Universitas Malahayati Tahun 2020. Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Penulisan Resep, Mahasiswa
Penyuluhan ASI, MPASI, Stunting Di Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung Hetty Rusmini; Vita Lestari Ayuningsih; Anggunan Anggunan; Aswan Jhonet; Neno Fitriyani Hasbie; Zulfian Zulfian
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 3 Juni 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i3.3687

Abstract

 ABSTRAK Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus oleh Tuhan yang keluar langsung dari payudara seorang ibu untuk bayinya. Pemberian ASI Eksklusif merupakan proses pemberian makan pada bayi yang berupa ASI saja tanpa makanan tambahan lain hingga bayi berumur 6 bulan. Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan secara bertahap sesuai dengan usia serta kemampuan pencernaan bayi guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. Stunting merupakan keadaan indeks tinggi badan menurut umur di bawah minus dua standar deviasi berdasarkan standar WHO. Stunting merupakan manifestasi jangka panjang faktor konsumsi diet berkualitas rendah, penyakit infeksi berulang, dan lingkungan. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ASI, MPASI, dan Stunting. Metode yang digunakan adalah metode Simposium diikuti dengan demonstrasi artinya lebih dari 2 presentan menjelaskan materi ASI, MPASI dan Stunting diikuti dengan tindakan peragaan memasak MPASI yang benar. Hasil dan kesimpulan dari kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan ibu tentang ASI,MPASI, dan Stunting setelah di lakukan penyuluhan. Saran Ibu harus memberikan asi esklusif selama 6 bulan setelahnya dilakukan MPASI dan juga dilakukan pencegahan stunting dimulai dari awal kehamilan sampai 2 tahun. Kata Kunci : ASI, MPASI, Stunting  ABSTRACT Breastmilk is a the milk produced by the breast of mother which created specially by God. Exclusive breastfeeding is the process of feeding a baby only from breastmilk without other supplementary food until baby is 6 month. MPASI, complementary food to breast milk, is food or drink containing nutrients, given to babies or infants aged 6-24 months, and given in stages according to the age and digestive capacity of the babies or infants to meet their nutritional needs other than breast milk. Stunting was a state of height-for-age index below minus two standard deviation based on WHO standard. Stunting was a long-term manifestation of low-quality dietary factor, recurrent infectious diseases, and environment. Community service activities are carried out to increase knowledge and understanding ASI, MPASI, and Stunting. The method used is the Symposium method followed by words of more than 2 presentations explaining the material of breastfeeding, complementary foods and stunting followed by a demonstration of proper complementary cooking. The result of this activity is an increase in the knowledge of mothers about breastfeeding, complementary foods, and stunting after counseling. Suggestion, mothers should provide exclusive breastfeeding for 6 months after which complementary feeding and stunting prevention should be done starting from the beginning of pregnancy until the 2nd year. Keywords : ASI, MPASI, Stunting