p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Analisa
Dendy Maulana Gusmawan
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari self-regulated learning Dendy Maulana Gusmawan; Nanang Priatna; Bambang Avip Priatna Martadiputra
Jurnal Analisa Vol 7, No 1 (2021): Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Department of Mathematics Education, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, West Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ja.v7i1.11749

Abstract

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan abad 21 (4C) dan kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS). Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis matematis sangat penting dikuasai siswa. Sedangkan, berdasarkan laporan TIMSS tahun 2015 dan 2013 ditemukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia masih rendah didukung data UNBK 2019 dan beberapa penelitian. Padahal, upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis gencar dilakukan pemerintah melalui pengembangan Kurikulum. Artikel ini berupa hasil penelitian dengan tujuan menganalisis ada tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari sisi afektif Self-Regulated Learning (SRL). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif-komparatif. Sampel penelitian ini adalah 105 orang siswa kelas XI salah satu SMAN di Yogyakarta. Data kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dengan menggunakan tes, sedangkan data SRL diperoleh dengan menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukkan: 1) ada perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis yang signifikan antara siswa dengan kategori SRL rendah, sedang, dan tinggi; 2) ada perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang signifikan ditinjau dari dimensi SRL, yaitu motivation; time management; self-testing; dan using academic resources. Penelitian ini merupakan dasar acuan untuk mengungkap keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis matematis dengan kemampuan SRL siswa.Critical thinking skills is one of the skills in the 21st century (4C) also one of the High Order Thinking Skills (HOTS) abilities. Thus, students need to master mathematical critical thinking skills. However, based on TIMSS reports in 2015 and 2013 supported by the data from UNBK 2019 and several studies, it was found that Indonesian students' critical thinking skills are still low. The efforts in improving critical thinking skills have been done intensively by the government through the development of the Curriculum. This article is a research result that aims to analyze whether there are differences in students' mathematical critical thinking skills reviewed from affective side of  Self-Regulated Learning (SRL). This study used a quantitative approach with a comparative descriptive method. The sample of this study were 105 eleventh grade students in one public high school in Yogyakarta. The results showed: 1) there is a significant difference in mathematical critical thinking skills between students with low, medium, and high SRL categories. 2) there is a significant difference in students' mathematical critical thinking skills reviewed from the SRL dimension, which are motivation; time management; self-testing; and using academic resources. Penelitian merupakan dasar acuan untuk mengungkap keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis matematis dengan kemampuan SRL siswa.
Analysis of Numerical Aspects in School Education Report Dendy Maulana Gusmawan; Tatang Herman
Jurnal Analisa Vol 8, No 2 (2022): Volume 8 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Department of Mathematics Education, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, West Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ja.v8i2.19550

Abstract

Penelitian ini fokus pada menyelidiki faktor-faktor utama yang menjadi sebab atau ebrpengaruh pada hasil nilai rapor Pendidikan pada khususnya aspek numerasi. Penelitian berfokus pada bagaimana pembelajaran matematika berjalan selama setahun sebelum diadakan Assessmen Nasional. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, dengan subjek penelitian merupakan siswa kelas VII, Guru, dan Kepala Sekolah dari sebuah SMP Negeri di Kota Bandung. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pandemi Covid-19 merupakan masalah terbesar yang berimbas pada kurang optimalnya proses pembelajaran, kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang bersifat mendadak dan tidak ada persiapan menyebabkan kurangnya kesiapan guru dalam mempersiapkan pembelajaran berbasis IT. Tipe soal AKM yang bersifat baru, sehingga siswa kesulitan memahami maksud dari soal. Selain itu, temuan bahwa capaian menalar siswa lebih tinggi daripada kemampuan mengaplikasikan merupakan data yang tidak sesuai dengan teori taksonomi Bloom dan perlu penelitian lebih lanjut. This research focuses on the major elements that cause or influence the outcomes of educational report cards, particularly in the area of numeracy. The study focuses on how students learn mathematics throughout the year leading up to the National Assessment. This research employs case study method. The 7th grade students, teachers, and principals from a public junior high school in Bandung were involved in this research. Interview and observation were used to obtain data. The study's findings show that the Covid-19 epidemic is the most significant factor influencing the less-than-optimal learning process, and that a Hastily implemented Distance Learning policy results in a lack of teacher competence in preparing IT-based learning. Because the type of AKM questions was considered new, therefore students are having difficulties understanding them. Furthermore, the result that students' reasoning achievement is higher than their ability to apply is contradictory to Bloom's taxonomy hypothesis and warrants further investigation.