Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN PERILAKU PEMBERIAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU DESA LARANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS CANDI Hotmaida Siagian; Anita Harti Febrianti
JURNAL PENELITIAN KESEHATAN Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.062 KB)

Abstract

Feeding behavior greatly influence the nutritional status of children. Provision of adequatefood quality and quantity will support the growth and development of toddlers.the problem withthis study was toddler less or poor nutritional status caused many parents still do not know howgood feeding like any attention to nutritional needs of children in those food. This study aims toidentify the relationship of feeding behavior by the nutritional status of children aged 1-3 years inthe village of Larangan IHC. The design study is a descriptive, survey research methods areanalytic, and by cross-sectional approach. The research was conducted in the village of Prohibitionand a large integrated health as much as 49 sample respondents by making simple randomsampling technique. Independent variable in this study is the feeding behavior of the dependentvariable while the nutritional status of children. The data collection is done by filling kuesioner andobservation nutritional status of children through the KMS. Results of collecting further data weretabulated and using the Fisher test to determine the relationship of independent variables with thedependent variable, with significance level α = 0.05. The results obtained using Fisher's test resultswith a significant level of p = 0.000 indicating that feeding behavior associated with nutritionalstatus of children. Based on data analysis can be concluded that the feeding behavior associatedwith nutritional status of children aged 1-3 years
PEMBERDAYAAN KELUARGA BERBASIS TUGAS KESEHATAN KELUARGA PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO Dony Stavolt; Hotmaida Siagian; Suprianto
Health Community Engagement Vol. 3 No. 1 (2022): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/hce.v3i1.26

Abstract

Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan dunia. Masih Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan dunia. Mortalitas dan morbilitasnya terus meningkat, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini cukup tinggi. hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal jumlah penderita tuberkulosis (TB). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo angka kejadian TB di Kecamatan Wonoayu tahun 2019 sebanyak 60 orang, tahun 2020 sebanyak 58 orang, dan penderita MDR sebesar 23% yang berobat penderita MDR hanya sebanyak 5 orang dan jumlah penderita Tb paru pada tahun 2022 sampai bulan Maret 2022 jumlah penderita TB paru sebanyak 30 pasien. Masih tingginya jumlah penderita TB disebabkan masih tingginya jumlah drop out dalam proses pengobatan serta proses penularan penyakit ini yang terbilang sangat mudah yakni dengan penyebaran secara droplet dari penderita dan terhirup oleh orang disekitarnya (airborne). Peran keluarga dan kader kesehatan dalam melakukan pencegahan penyebaran penyakit dan memantau keteraturan minum obat pasien merupakan upaya yang dalam dilakukan untuk meningkatkan kesembuhan pasien dan menurunkan angka kejadian TB paru di masyarakat. Upaya peningkatan peran serta tersebut maka akan dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat Pemberdayaan Keluaraga dan Kader Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Dan Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru Di Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Hasil dari kegiatan ini terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan dari 7,92 + 1,48 menjadi 12,96 + 1,6 dengan dilakukan uji paired t-test dengan α = 0,00 yang menunjukkan adanya perbedaan tingkat pengetahuan peserta sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan. Hasil follow up 4 bulan setelah kedilakukan kegiatan didapatkan hasil bahwa dari 30 pasien 25 telah menyelesaikan pengobatan dan 5 pasien telah memasuki bulan ke 5 pengobatan dengan tingkat drop out 0%. Program ini menunjukkan hasil yang baik dapat meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan kader kesehatan tentang penyakit TB paru serta meningkatkan motivasi penderita dan masyarakat untuk melakukan pengobatan dan pencegahan penularan TB paru.
PEMBERDAYAAN KELUARGA BERBASIS TUGAS KESEHATAN KELUARGA PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO Dony Stavolt; Hotmaida Siagian; Suprianto
Health Community Engagement Vol. 4 No. 3 (2022): September-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/hce.v3i1.26

Abstract

Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan dunia. Masih Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan dunia. Mortalitas dan morbilitasnya terus meningkat, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini cukup tinggi. hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal jumlah penderita tuberkulosis (TB). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo angka kejadian TB di Kecamatan Wonoayu tahun 2019 sebanyak 60 orang, tahun 2020 sebanyak 58 orang, dan penderita MDR sebesar 23% yang berobat penderita MDR hanya sebanyak 5 orang dan jumlah penderita Tb paru pada tahun 2022 sampai bulan Maret 2022 jumlah penderita TB paru sebanyak 30 pasien. Masih tingginya jumlah penderita TB disebabkan masih tingginya jumlah drop out dalam proses pengobatan serta proses penularan penyakit ini yang terbilang sangat mudah yakni dengan penyebaran secara droplet dari penderita dan terhirup oleh orang disekitarnya (airborne). Peran keluarga dan kader kesehatan dalam melakukan pencegahan penyebaran penyakit dan memantau keteraturan minum obat pasien merupakan upaya yang dalam dilakukan untuk meningkatkan kesembuhan pasien dan menurunkan angka kejadian TB paru di masyarakat. Upaya peningkatan peran serta tersebut maka akan dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat Pemberdayaan Keluaraga dan Kader Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Dan Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru Di Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Hasil dari kegiatan ini terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan dari 7,92 + 1,48 menjadi 12,96 + 1,6 dengan dilakukan uji paired t-test dengan α = 0,00 yang menunjukkan adanya perbedaan tingkat pengetahuan peserta sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan. Hasil follow up 4 bulan setelah kedilakukan kegiatan didapatkan hasil bahwa dari 30 pasien 25 telah menyelesaikan pengobatan dan 5 pasien telah memasuki bulan ke 5 pengobatan dengan tingkat drop out 0%. Program ini menunjukkan hasil yang baik dapat meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan kader kesehatan tentang penyakit TB paru serta meningkatkan motivasi penderita dan masyarakat untuk melakukan pengobatan dan pencegahan penularan TB paru.
RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF PULMONARY TUBERCULOSIS SUFFERERS AND ADHERENCE TO TAKING MEDICATION AT THE PUSKESMAS BUDURAN SIDOARJO Cindy Fatikha Afaqi; Hotmaida Siagian; Najib, Mohammad
Global Ten Public Health and Nursing Journal Vol. 1 No. 4 (2023): December
Publisher : Prodi keperawatan sidoarjo, politeknik kesehatan kemenkes surabaya indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberculosis is a disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis disease in Indonesia ranks third after India and China. One of the factors causing high TB cases is knowledge and adherence to taking medication. This type of research will be carried out using quantitative research with analytic observational research and cross sectional design. The population of this study were all 27 pulmonary TB patients who took treatment. Data collection used a questionnaire and data analysis used the Pearson Chi-Square test. This test aims to examine the relationship between knowledge level and TB patient medication adherence. It was found that 27 people (100%) of respondents had a good level of knowledge and 27 people (100%) of respondents had a high level of compliance. The results of the Chi-Square statistical test analysis of the relationship between knowledge and adherence to taking medication all respondents (100%) had good knowledge with high adherence to taking medication. No statistics are calculated because knowledge and adherence are constants. The results of this study can be influenced by respondents who have undergone tuberculosis treatment, the number of respondents is small, patients have received information about tuberculosis at the Puskesmas the first time they are treated and the TB program run by the Puskesmas, besides that motivation to recover also influences medication adherence, family support and the role of the PMO is critical to treatment success. Keywords : Pulmonary Tuberculosis, Knowledge, Compliance