Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN HORMON GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) Meiliana Friska Friska; Rizky Amnah; Siti Hardianti Wahyuni
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v5i1.2283

Abstract

ABSTRACTWatermelon (Citrullus vulgaris Schard.) is a fruit plant that grows vines. One of the horticultural crops that have a relatively high selling value is watermelon, so it is widely cultivated by the community. One of the obstacles in watermelon cultivation is the decreasing level of soil fertility and the supply of organic matter in the soil (N, P and K). Nutrients N, P, and K are essential nutrients for plants and at the same time become limiting factors for plant growth. Gibberellins as a growth hormone in plants are very influential on genetic traits (genetic dwarfism), flowering, irradiation, parthenocarpy, mobilization of carbohydrates during germination and other physiological aspects. The method in this study was a factorial randomized block design with two factors and three replications. The first factor is the dose of NPK fertilizer: 20 g (N1), 30 g (N2) and 40 g (N3). The second factor is the concentration of gibberellins, namely: 0 ppm (G0), 100 ppm (G1), 200 ppm (G2), and 300 ppm (G3). The results showed that the NPK single treatment had a significant effect on the observed parameters of tendril length, fruit weight and fruit color. The single result of gibberellin hormone treatment did not show any significant difference to all observational parameters. The best treatment was found in N3 (40 g/plant) on the parameters of tendril length, fruit number and fruit weight, while the best treatment combination was N3G2 (40 g/plant and 200 ppm gibberellins) on fruit weight parameters.Key words: Gibberellin, NPK, Watermelon (Citrullus vulgaris Schard.)ABSTRAK Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) merupakan tanaman buah yang tumbuh merambat. Salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai jual relatif tinggi adalah tanaman semangka, sehingga dibudidayakan secara luas oleh masyarakat. Salah satu kendala dalam usaha budidaya semangka adalah menurunnya tingkat kesuburan tanah dan persediaan bahan organik yang ada dalam tanah.  Hara N, P, dan K merupakan hara esensial bagi tanaman dan sekaligus menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Giberelin sebagai hormon tumbuh pada tanaman sangat berpengaruh pada sifat genetik (genetic dwarfism), pembungaan, penyinaran, partenokarpi, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek fisiologi lainnya. Metode dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk NPK, yaitu: 20 g (N1), 30 g (N2) dan 40 g (N3) per tanaman. Faktor kedua adalah konsentrasi hormon giberelin, yaitu: 0 ppm (G0), 100 ppm (G1), 200 ppm (G2), dan 300 ppm (G3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tunggal NPK terdapat adanya pengaruh nyata terhadap parameter pengamatan panjang sulur, bobot buah dan warna buah. Hasil tunggal perlakuan hormon giberelin tidak menunjukkan adanya beda nyata terhadap seluruh paramater pengamatan. Perlakuan terbaik terdapat pada N3 (40 g/ tanaman)  pada parameter panjang sulur, jumlah buah dan bobot buah sedangkan kombinasi perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan N3G2 (40 g/ tanaman dan 200 ppm giberelin) pada parameter bobot buahKata kunci: Hormon Giberelin, Pupuk NPK, Semangka (Citrullus vulgaris Schard.).
Pelatihan Perumpukan Limbah Pelepah dan Penjarangan Buah Salak Pada Petani di Marancar Yusriani Nasution; Sriwinaty; Rizky Amnah
Nasyatuna: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): JURNAL NASYATUNA
Publisher : Mukhlisina Revolution Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59174/nst.v2i2.58

Abstract

Tanaman Salak merupakan komoditi lokal dan tanaman unggulan kota Padangsidimpuan. Salak Sidimpuan (Salacca sumatrana Becc.) merupakan salah satu jenis buah yang sangat digemari karena perpaduan rasa manis, asam dan sedikit sepat yang merupakan ciri khas salak Sidimpuan. Sebagian besar petani salak yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan masih menerapkan sistem budidaya tradisional. Program penyuluhan peningkatan keterampilan petani melalui perumpukan pelepah tua daun salak adalah dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pelatihan penentuan lokasi perumpukan pada lahan lereng dan perumpukan pelepah tua pada arah memotong lereng. Pada tahap kedua adalah penjarangan buah salak pada tandan buah salak. Tujuan Program Penyuluhan dilaksanakan agar produksi salak di daerah Padangsidimpun mengalami peningkatan kualitas buah dan daerah lereng tetap lestari dengan menurunkan laju aliran permukan. Sasaran dalam program penyuluhan ini adalah petani salak yang sangat antusias dalam meningkatkan produksi salak melalui kegiatan perumpukan pelepah tua daun salak dan penjarangan tandan buah salak.
Persepsi Peternak Lokal (Local Farmers) terhadap Minat Berwirausaha Ternak Berbasis IPTEK Pakan Limbah Pelepah Salak Sidimpuan Rikardo Silaban; Doharni Pane; Zakiyah Nasution; Parmanoan Harahap; Rizky Amnah
KALANDRA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2022): Januari
Publisher : Yayasan Kajian Riset Dan Pengembangan Radisi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55266/jurnalkalandra.v1i1.105

Abstract

Pengabdian berfokus untuk mengevaluasi ketertarikan praktisi ternak lokal dalam melakukan wirausaha bidang peternakan khususnya di Desa Simapilapil dan Sitaratoit. Kegiatan ini melibatkan 40 peternak yang belum diketahui tingkat kedalaman informasi dalam beternak. Peternak yang dimaksud merupakan penduduk produktif dengan rentan umur 25-45 tahun. Penetapan lokasi pengabdian didasarkan pada potensi tanaman Salak yang dapat menghasilkan limbah sebagai pakan alternatif ternak. Kegiatan dilakukan dengan berbasis pelatihan dan tindakan survei pemanfaatan kuesioner likert. Unit kegiatan dalam pelaksanaan pengabdian merupakan kelompok tani Satahi Saoloan dan kelompok peternak lokal Sitaratoit. Hasil pengabdian terlihat bahwa peternak berada dalam kategori baik terhadap aspek perencanaan dan komponen berwirausaha ternak. Kesiapan dinyatakan dalam indeks diatas 85%. Kemudian, terhadap kedua desa yang dievaluasi, terlihat bahwa level persepsi wirausaha ternak berada pada indeks hampir 78% (kategori baik), hal ini diasumsikan bahwa tidak sedikit dari total responden memiliki ketertarikan dalam melaksanakan usaha peternakan. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang dievaluasi menunjukkan regresi linear dalam penerapan usaha ternak.
Penanaman Seribu Pohon Sebagai Bentuk Kepedulian Terhadap Perlindungan Satwa Di Dusun Hutaimbaru Kabupaten Tapanuli Selatan Rizky Amnah; Rasmita Adelina; Yusriani Nasution; Sriwinaty Harahap; Komala Sari Nasution
KALANDRA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 4 (2022): Juli
Publisher : Yayasan Kajian Riset Dan Pengembangan Radisi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55266/jurnalkalandra.v1i4.152

Abstract

Kegiatan konversi lahan, perambahan hutan dan pemanfatan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan dan kepunahan beberapa satwa. Pelestarian lingkungan merupakan hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan yang ditimbulkan. Pelestarian lingkungan tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan penanaman seribu pohon. Pada kesempatan ini dilaksanakan Kegiatan Pengabdian masyarakat penanaman seribu pohon dalam rangka pelestarian lingkungan terutama perlindungan satwa liar di Dusun Hutaimbaru. Kegiatan pengabdian ini merupakan langkah awal dalam pembentukan ekosistem bagi satwa yang berujung pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Pohon yang ditanam berupa bibit tanaman durian, asam gelugur, matoa, duku, petai, coklat dan manggis. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan tahapan kegiatan berupa observasi lahan, kegiatan penanaman serta sosialisasi dan diskusi. Lahan yang digunakan merupakan lahan masyarakat dan kelompok tani yang telah disepakati sebelumnya. Bibit tanaman ditanam dengan membuat koridor perlintasan satwa di pinggiran hutan dan di sepanjang bantaran sungai. Masyarakat sangat mendukung dan berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan.