I Made Setiawan
Prof. Dr. Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Clinical and laboratory aspect of leptospirosis in humans Setiawan, I Made
Universa Medicina Vol 27, No 2 (2008)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2008.v27.87-97

Abstract

Leptospirosis is a world-wide zoonotic disease, especially in tropical and subtropical regions. The disease is found in rural and urban areas with poor environmental conditions. The spectrum of human disease ranges from subclinical infection to severe clinical disease with multi-organ failure (Weil’s disease) and high mortality rate, and depends both on the host and the infecting serovar. Leptospirosis may occur either sporadically or in the context of an outbreak and is commonly related to occupational or recreational activities that involve direct or indirect contact with the urine of animal species that are reservoirs of the disease. The disease infects man through contact with contaminated environments or direct contact with carrier animals such as rats, dogs, cattle, pigs, etc. Leptospirosis has clinical symptoms similar to such diseases as dengue, malaria, typhoid, influenza, thus laboratory methods are required for early detection to facilitate appropriate treatment of patients. The diagnosis of leptospirosis should be considered in any patient presenting with an abrupt onset of fever, chills, conjunctival suffusion, headache, myalgia, and jaundice. Suspicion is further increased if there is a history of occupational or recreational exposure to infected animals or to an environment potentially contaminated with animal urine. Treatment commonly consists of administration of antibiotics such as penicillin, ampicillin, amoxicillin, tetracycline and doxycycline. Prevention by immunization is uncommon, as the available vaccines are ineffective in preventing the disease. In general, prevention is by avoiding environmental exposure.
Ketersediaan Guru, Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar Setiawan, I Made
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol 9, No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiku.v9i1.30976

Abstract

Kurangnya sarana dan prasarana pada pembelajaran PJOK mengakibatkan siswa akan mengantri untuk menggunakan sarana yang ada, sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran PJOK siswa akan lebih banyak diam dan menjadi bosan. Oleh sebab itu, guru harus mampu memodifikasi sarana dan prasarana agar pembelajaran menjadi maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah ketersediaan guru PJOK baik yang PNS maupun kontrak dimasing-masing sekolah dan juga untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran PJOK. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Populasi dari penelitian ini adalah sekolah yang berjumlah 12. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara menggunakan lembar observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan sangat baik; sedangkan sarana dan prasarana pendidikan jasmani cukup sehingga masih diperlukan tambahan. Implikasi dari penelitian ini adalah Dengan hasil penelitian ini agar dapat digunakan sebagai acuan bagi sekolah dan juga guru untuk mampu memaksimalkan pembelajaran PJOK melalui menyiapkan sarana dan prasarana.
Ketersediaan Guru, Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar Setiawan, I Made
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol. 9 No. 1 (2021): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiku.v9i1.30976

Abstract

Kurangnya sarana dan prasarana pada pembelajaran PJOK mengakibatkan siswa akan mengantri untuk menggunakan sarana yang ada, sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran PJOK siswa akan lebih banyak diam dan menjadi bosan. Oleh sebab itu, guru harus mampu memodifikasi sarana dan prasarana agar pembelajaran menjadi maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah ketersediaan guru PJOK baik yang PNS maupun kontrak dimasing-masing sekolah dan juga untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran PJOK. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Populasi dari penelitian ini adalah sekolah yang berjumlah 12. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara menggunakan lembar observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan sangat baik; sedangkan sarana dan prasarana pendidikan jasmani cukup sehingga masih diperlukan tambahan. Implikasi dari penelitian ini adalah Dengan hasil penelitian ini agar dapat digunakan sebagai acuan bagi sekolah dan juga guru untuk mampu memaksimalkan pembelajaran PJOK melalui menyiapkan sarana dan prasarana.