Ahmad Sugiri
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tugas Ganda: Domestifikasi dan Peran Publik Perempuan Ahmad Sugiri
Tsaqofah Vol 7 No 1 (2009): June 2009
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v7i1.3472

Abstract

Feminisme, yang di Indonesia kemudian lebih dikenal dengan istilah emansipasi, banyak mengundang polemik yang berlarut-larut antara kelompok yang pro dan kontra terhadapnya. Seiring dengan berkembangnya waktu, berkembang pula bentuk-bentuk perjuangan feminisme. Demikian juga polemik yang menanggapinya terus bergulir, apalagi setiap menjelang tanggal 21 April tiba. Bangsa Indonesia mengenang hari itu dengan istilah Hari Kartini. Karena, pada bulan tersebut lahir puteri Indonesia bernama Kartini yang kernudian dianggap menjadi pendobrak "emansipasi wanita". Berbagai pihak menyemarakkan bulan ini dengan tema-tema seputar wanita, baik dalam bentuk perayaan-perayaan yang menampilkan sisi-sisi kewanitaan, maupun tulisan-tulisan di media cetak, diskusi-diskusi dan seminar-seminar di media elektronoik dan lain-lain.
Jenderal AH. Nasution dalam Peristiwa 17 Oktober 1952 Endang Fathurrahman; Ahmad Sugiri; Yanwar Pribadi
Tsaqofah Vol 16 No 2 (2018): December 2018
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v16i2.3159

Abstract

The Indonesian National Army was realized because of the desire of the people, especially the youth, who felt called to fight for the independence of the Indonesian state that had been proclaimed. In 1947, the paramilitary forces and the TRI in the national army were united, under the name of the Indonesian National Army (TNI). In 1950-1952 General A. H. Nasution was appointed as Army Chief of Staff, in his leadership the 17 October 1952 incident occurred when he submitted a proposal to the president to dissolve parliament. But this event also occurred because of parliamentary efforts to interfere in military affairs, and the Army at that time faced a crisis that could escalate towards division.