Ria Lusi Utami
Program Studi Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas Efarina

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Lama Pemberian ASI Dengan Status Gizi (BB/U) Anak Usia 24 Bulan Wilayah Kerja Puskesmas Singosari Tahun 2017 Ria Lusi Utami
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7 (2017): Nomor Khusus Hari Ibu
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik7ibu05

Abstract

Sampai saat ini Indonesia masih menghadapi masalah gizi kurang seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKYRiset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah bayi 6- 24 bulan dengan riwayat pemberian ASI secara eksklusif mempunyai status gizi yang lebih baik dibanding bayi 6-24 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Singosari Tahun 2017. Penelitian dilakukan dengan menggunakan disain kasus kontrol, pada 143 kasus dan 143 kontrol, bayi berusia 6-24 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bayi 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Singosari yang diberi ASI Eksklusif berisiko 0,441 (P= 0,003, CI 95%: 0,256-0,760) kali untuk menderita gizi kurang dibanding bayi yang tidak diberi ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat yaitu status ekonomi, BBLR, status kesehatan bayi 2 minggu terakhir sebelum dilakukan pengumpulan data, praktek pemberian makan, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu dan paritas atau dengan kata lain bayi 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Singosari yang tidak mendapatkan ASI eksklusif 2,3 kali lebih berisiko untuk menderita gizi kurang dibanding bayi yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa seorang bayi dapat terhindar dari menderita gizi kurang sebanyak 28,57% jika mendapatkan ASI eksklusif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah bayi usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Singosari Tahun 2017 untuk menderita gizi kurang (OR=0,441, P= 0,003, CI 95%: 0,256-0,760) dan seorang bayi dapat terhindar dari menderita gizi kurang sebanyak 28,57% jika mendapatkan ASI eksklusif. Kata kunci: ASI eksklusif; status gizi bayi; BB/U
Gambaran Pengetahuan Remaja Kelas IX IPS Tentang Dampak Seks Bebas di SMA Taman Siswa Tahun 2017 Ria Lusi Utami
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7 (2017): Nomor Khusus Hari Ibu
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik7ibu02

Abstract

Kesehatan reproduksi Remaja sudah menjadi isu global saat ini. Maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja akhir-akhir ini, antara lain disebabkan kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak seks bebas yang jelas dan benar. Dampak seks bebas kebanyakan hanya diketahui dari buku maupun internet dan juga bisa dari penjelasan yang kurang lengkap dari orang tua. Berbagai upaya telah dilakukan untuk membantu remaja agar memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap dan perilaku seksual yang bertanggunmg jawab. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja kelas IX IPS tentang Dampak Seks Bebas Di SMA Taman Siswa Tahun 2017. Metode penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi penelitian ini adalah remaja putra dan putri di SMA Taman Siswa Kec. Sidamanik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 responden, yang diambil secara kelompok (Cluster Sampling) dan secara acak (System Random Sampling) yang mengambil angka genap. Data yang digunkan adalah data primer yang didapat melalui wawancara melalui kuesioner pada remaja, kemudian hasil dianalisis, disajiam dalam bentuk tabel distribusi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pengetahuan responden tentang dampak seks bebas pada remaja berdasarkan umur mayoritas pada umur 16-19 tahun sebanyak 30 orang (63,5%), jenis kelamin mayoritas perempuan sebanyak 20 orang (51,13%) dan sumber informasi mayoritas media elektronik sebanyak 18 orang (61%). Diharapkan remaja lebih meningkatkan pengetahuannya dengan mencari sumber informasi lainnya baik dari media elektronik, media cetak, guru, orang tua maupun teman-teman disekitarnya dan bertanya kepada petugas kesehatan. Kata kunci: seks bebas; remaja