Ricard Fredrik Marpaung
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Efarina

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Antara Perilaku Kesehatan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematangraya Tahun 2017 Sri Wahyuni Tarigan; Ricard Fredrik Marpaung
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7 (2017): Nomor Khusus Hari Ibu
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik7ibu11

Abstract

Latar belakang dalam penelitian ini adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah umum kesehatan merupakan di Indonesia, sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah luas. Angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerjaPuskesmas Pematang Raya tahun 2008 tercatat sebanyak 91 kasus dengan 2 korban meninggal. Dari data yang diperoleh diketahui adanya peningkatan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) yang signifikan dari tahun ke tahun antara tahun 2004-2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku kesehatan apa saja yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerjaPuskesmas Pematang Raya. Dari hasil penelitian didapat bahwa faktor-faktor yang bermakna yaitu: membersihkan tempat penampungan air (p value=0,044, OR=2,531), menutup tempat penampungan air ( p value=0,002, OR=4,333), menguras tempat penampungan air (p value=0,004, OR=3,857), mengubur barang-barang bekas (p value=0,043, OR=3,095), membuang sampah pada tempatnya dan membakarnya (p value=0,043, OR=2,538), menggantung pakaian (p value=0,001, OR=4,896), dan memakai lotion anti nyamuk (p value=0,002, OR=6,000). Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan yangberhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerjaPuskesmas Pematang Raya Tahun 2018, yaitu membersihkan tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, membuang sampah pada tempatnya dan membakarnya, menggantung pakaian, dan memakai lotion anti nyamuk. Berdasarkan hasil penelitian saran yang diajukan adalah untuk lebih memperhatikan perilaku kesehatan atau kebiasaan sehari-hari karena merupakan pengaruh penting dalam penularan dan penyebab penyakit DBD serta perlu dilakukan lebih lanjut, mengenai faktor-faktor resiko DBD yang belum diteliti. Kata kunci: demam berdarah dengue; perilaku kesehatan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemulihan Kesehatan Ibu Post Partum Pada Kelahiran Normal Di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi Tahun 2017 Ricard Fredrik Marpaung; Romauli Pakpahan
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7 (2017): Nomor Khusus Hari Ibu
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik7ibu12

Abstract

Mobilitas dini merupakan salah satu perawatan post partum yang dilakukan untuk membantu ibu melakukan pergerakan. Asupan nutrisi yang cukup sangat dibutuhkan dalam pemulihan kesehatan ibu post partum, Pelayanan kesehatan yang mendukung akan mempercepat pemulihan kesehtan ibu post partum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemulihan kesehatan ibu post partum pada kelahiran normal di RS Efarina Etaham Berastagi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan jumlah Sampel sebanyak 30 orang yaitu ibu post partum normal yang dirawat di RS Efarina Etaham Berastagi Tahun 2014, dengan design penelitian adalah total populasi. Penelitian ini menunjukan bahwa ibu post partum normal di RS Efarina Etaham Berastagi Tahun 2014, yang mobilitas mempengaruhi 18 orang (60%), 12 orang tidak mempengaruhi (40%). Asupan nutrisi ibu post partum 10 orang mempengaruhi (33.34%), 20 orang tidak mempengaruhi (66,67%). Pelayanan kesehatan ibu post partum 11 orang mempengaruhi (36,67%), tidak mempengaruhi 19 orang (63,33%). Berdasarkan dari hasil penelitian diketahui bahwa asupan nutrisi dan pelayanan kesehatan pada ibu post partum normal di RS Efarina Etaham Berastagi masih kurang mempengaruhi. Diharapkan kepada rumah sakit agar dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan pada ibu post partum. Kata kunci: post partum; pemulihan; mobilitas; nutrisi; pelayanan
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Remaja Tentang Pencegahan HIV-AIDS Pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri Pematangsiantar Tahun 2017 Maswan Daulay; Ricard Fredrik Marpaung
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7 (2017): Nomor Khusus Hari Ibu
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik7ibu13

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi salah satu masalah kesehatan serius di abad ke- 20. HIV-AIDS pada remaja perlu mendapat perhatian. Proporsi AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (47,2%) kelompok remaja yang berisiko yaitu usia 15-18 tahun, merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual) dengan jumlah terbesar pengidap HIV-AIDS. Data statistik nasional mengenai penderita HIV-AIDS di Indonesia, usia 15-24 tahun menyumbangkan 40% dari semua infeksi HIV baru, setiap hari 2500 lebih remaja terinfeksi dan lebih dari 5,7 juta remaja yang hidup dengan HIV-AIDS. Pematangsiantar (2017) Sejak 2012 - Mei 2017, jumlah ODHA yang terdaftar ada sebanyak 476 jiwa. Jenis penelitian ini merupakan desain penelitian survey cross sectional. Dan Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sumber informasi, lingkungan tempat tinggal, dan usia dengan pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV-AIDS dengan nilai chi-square p value=0,000.Sumber informasi yang paling banyak digunakan adalah media elektronik sebesar 53,8%. Lingkungan tempat tinggal, 64,8% responden tinggal dengan orangtua. Mayoritas responden berusia 13-15 tahun yaitu sebesar 56% dan yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 23,1%. Berdasarkan analisa regresi dinyatakan bahwa sumber informasi memiliki kontribusi terhadap pengetahuan sebesar 10,6%, lingkungan tempat tinggal memiliki kontribusi terhadap pengetahuan sebesar 11,9%, usia memiliki kontribusi terhadap pengetahuan sebesar 27,9%. Dan yang paling dominan memiliki kontribusi terhadap pengetahuan adalah usia yaitu sebesar 27,9%. Diharapkan kepada pihak sekolah, dan orang tua dapat bekerjasama dengan baik dalam upaya pencegahan HIV-AIDS dan kepada dan disarankan kepada petugas kesehatan atau instansi Pemerintahan dari hasil ini di harapkan dapat memberikan informasi berupa penyuluhan kesehatan kepada para siswa agar siswa lebih baik lagi dalam perilaku upaya pencegahan HIV-AIDS. Kata kunci: pengetahuan; remaja; HIV-AIDS