Chatarina Rusmiyati
Balai Besar penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Institutional Based Social Service and Protection Implementation Effectivity Chatarina Rusmiyati; Rahayu Anggraheni
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol. 14 No. 1 (2015): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Balai Besar Litbang Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3181.912 KB) | DOI: 10.31105/jpks.v14i1.1308

Abstract

This research is meant to know the implementation, goal achievement, handicap and supporting factors of institutional based children service and protection PSAA Tunas Bangsa Pati. Data resources are program implementers that cover structural officials, nurses, functional social workers, service receipients, former receipients, and related stakeholders. From the descriptive analysis can be concluded that the children social care service and protection implementation at PSAA Tunas Bangsa Pati, without parents intervention, has been working optimally as standard model issued by the Ministry of Social Affairs. The service and protection implemented through initial approach, assessment, service plan making, service implementation, resocialization, replacement, advanced guidance, and termination. Though is still found a weakness, that of data based on children with social welfare problem is not provided as data receipients candidates, assessment has not been conducted optimally so that yet can be a base on children service and protection implementation activity. Social guidance is still conducted in a big group so children problem handling has not been yet effective. The guidance of children interest, talent, and skill has not been refered to facilities availability. It needs social workers human resources improvement quantitatively and qualitatively that can support servicing process. The Directorate of Children Social Welfare, General Directorate of Social Rehabilitation as competent institution should establish PSAA to enhance quality of institutional children welfare service together with family based children care model.
The Involvement of Compulsory Report Receiving Institution in Drugs Abuse Victim Handling Chatarina Rusmiyati; Etty Padmiati
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol. 16 No. 2 (2017): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Balai Besar Litbang Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.126 KB) | DOI: 10.31105/jpks.v16i2.1391

Abstract

Indonesia sudah pada tahap darurat narkoba, setiap tahun ribuan orang meninggal akibat penyalahgunaan narkoba. Maraknya penyalahgunaan narkoba akan memperlemah kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Penyalahguna narkoba adalah korban dari kejahatan jaringan pengedar narkoba ilegal. Mereka membutuhkan pertolongan untuk bisa kembalimenjadi manusia seutuhnya, sehingga dapat menata kehidupan dan masa depannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan penanganan korban penyalahgunaan narkoba oleh Lembaga Pengabdian Pemuda Bangsa (LP2B) Ambon, yang ditunjuk sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) oleh Kementerian Sosial. Informan penelitianadalah ketua, pengurus dan petugas rehabilitasi LP2B, pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba yang menjadi binaan LP2B, serta petugas BNN Maluku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LP2B sebagai IPWL menerima dan melaksanakan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan narkoba yang sudah memperoleh pelayanan medis dari rumah sakit di KotaAmbon. Pelayanan rehabilitasi di LP2B melalui sistem luar panti, klien bisa melakukan konsultasi tatap muka dengan petugas dan lewat telepon. LP2B juga melakukan jemput bola jika ada pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba. LP2B melakukan pendekatan pada pecandu, korban, dan keluarga agar bersedia mendapatkan penanganan, pelayanan dan siap menjalani rehabilitasi sosial. Penyuluhan dan sosialisasi dilakukan kepada keluarga dan masyarakat sebagai upaya mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba serta menumbuhkan keberanian melapor apabila ada anggota keluarga atau tetangga menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Kementerian Sosial agar menyiapkan dan mengoptimalkan peran pekerja sosial termasuk konsultan dibidang adiksi untuk memberi pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza.