Anastasha Oktavia Sati Zein
Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TINJAUAN DISPLAY PADA MINT MUSEUM OF TOYS SINGAPURA Anastasha Oktavia Sati Zein
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 3, No 1 (2015): REALITAS TRADISI DALAM PERSEPSI VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v3i1.382

Abstract

Museum is a place to collect, protect, record and exhibit collection item of momentous aspects of human life, so that every generation can experience the development. Museum collection of both tangible and intangible are presented in accordance with illustrations. Mint Museum building is different from any other museums, because it is unique with narrow space dan two alternative circulations which do not change the storyline. The uniqueness of this museum makes it worth to visit.Keywords: Museum, Display, Circulation___________________________________________________________________Museum merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara, merekam, dan memamerkan benda koleksi yang bersifat edukasi dari setiap kegiatan manusia dahulu sampai sekarang, sehingga hal – hal yang mempunyai arti dan bernilai tidak hilang begitu saja dan generasi berikutnya ikut merasakan perkembangan tersebut. Objek yang dipamerkan didalam museum dapat berupa koleksi benda mati atau hidup, berupa tulisan sejarah yang didukung oleh foto dan gambar, atau pun keduanya. Bangunan Museum Mint ini secara umum berbeda dengan museum lainnnya, dengan luasan ruang yang relatif sempit dan sirkulasi yang mempunyai dua alternatif tidak merusak alur cerita bahkan menjadikan suatu keunikan museum untuk dikunjungi.Kata Kunci: Museum, Display, Sirkulasi
TINJAUAN RUANG KOMUNAL PADA ARSITEKTUR VERNAKULAR UMA, LAMIN DAN RUMAH GADANG Anastasha Oktavia Sati Zein
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.350

Abstract

Indonesian traditional houses are closely related to the culture to which they belong. It can be seen not only from their architectural forms but also from the functions and layouts inside them. Philosophy implemented in the buildings resulted from local customs of each society member passed on from generation to generation. Communal houses are not only found in a region. They are also seen in many regions of different location, culture and geography but share some similarities. Mentawai with its uma house, East Kalimantan with its lamin house and West Sumatra with its gadang house are a few example of them.Keywords: Vernacular Architecture, Communal Houses___________________________________________________________________Rumah tradisional di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan yang dimiliki, hal ini tidak hanya terlihat dari bentuk arsitekturnya saja tetapi juga pada fungsi dan tata ruang dalamnya. Filosofi yang diimplementasikan ke dalam bangunan merupakan hasil dari kebiasaan lokal yang telah turun – menurun terjadi dari setiap kelompok masyarakat tersebut. Rumah komunal atau rumah tinggal bersama pada bangunan tradisional Indonesia tidak hanya ditemukan di satu wilayah saja, hal ini juga terdapat pada beberapa wilayah dengan lokasi, kebudayaan, geografi yang berbeda namun dapat memiliki kesamaan, seperti Mentawai dengan rumah uma, Kalimantan Timur dengan rumah lamin dan Sumatra Barat dengan rumah gadangnya.Kata Kunci: Arsitektur vernakular, Rumah Komunal
Tinjauan Aksesibilitas pada Fasilitas Umum bagi Pengunjung dengan Alat Bantu Berjalan Studi Kasus Mall Bandung Indah Plaza Anastasha Oktavia Sati Zein
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v1i2.1635

Abstract

ABSTRAKSemua manusia membutuhkan kemudahan dalam mencapai suatu tempat, terutama bagi orang yang memakai alat bantu berjalan. Fasilitas ini sebaiknya terdapat tidak hanya dilingkungan dimana mereka hidup sehari – hari tetapi juga harus di sediakan pada bangunan umum seperti aktifitas bekerja dan aktifitas rekreasi. Kemudahan aksesibilitas pada fasilitas umum ini memungkinkan pengunjung dengan alat bantu berjalan untuk bersosialisasi dengan orang lain diluar dari lingkungan keluarganya.Katakunci: Aksesibilitas, Pengguna Alat Bantu Berjalan, Pusat Pertokoan ABSTRACTEverybody needs facility to reach every place with ease, especially to those who require walking aids. This facility not only be found in their surroundings but also provided in the public facility such as work place and recreation activity. The easiness accessibility in the public facility allows visitors with walking aids to socialize with others outside their surroundings.Keywords: Accessibillity, Walking Aids User, Mall