Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Insisiva Dental Journal : Majalah Kedokteran Gigi Insisiva

Efektifitas Penggunaan Buah Anggur (Vitis Vinifera L.) Sebagai Bahan Untuk Pemutih Gigi (Bleaching) Berdasarkan Perbedaan Konsentrasi Renasya Syahland, Mirna; Setyawati, Any
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan jus buah anggur (Vitis vinifera L.) sebagai bahan pemutih gigi (bleaching). Penelitian ini bersifat Eksperimental Laboratoris. Sampel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi yang telah dicabut sejumlah 20 buah yang terdiri dari gigi insisivus, gigi caninus, dan gigi premolar rahang atas dan bawah. Semua gigi tersebut direndam dalam larutan teh hitam selama 6 hari. Warna gigi diukur dengan Shade guide setelah itu dengan Spectriphotometer. Setelah direndam dengan larutan the hitam lalu direndam dalam jus buah anggur. Kelompok 1 : gigi direndamjus buah anggur konsentrasi 100% selama 56 jam. Kelompok 2 : gigi direndam jus buah anggur konsentrasi 75% selama 56 jam. . Kelompok 3 : gigi direndam jus buah anggur konsentrasi 50% selama 56 jam. Kelompok 4 : gigi direndam aquadest sebagai kontrol selama 56 jam. Warna gigi diukur dengan Spectrophotometer setelah perendaman dengan jus buah anggur. Data tersebut di uji dengan menggunakan analisis data Paired Sample t-Test dan one way Anova. Hasil penelitian didapatkan nilai signifikansinya adalah (0.742) p>0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara masing-masing konsentrasi 100%, 75%, dan 50% setelah perendaman dengan jus buah anggur. Berdasarkan uji one way Anova maka nilai perbedaan data dE*ab pdad masing- masing konsentrasi didapatkan nilai signifikansinya p=0.742 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara masing-masing konsentrasi, akan tetapi secara visual perbedaan warna dapat dilihat secara jelas anatara sebelum dan sesudah perendaman dengan jus buah anggur.
Restorasi Estetik 1 Kali Kunjungan Dengan Penggunaan Pasak Pada Kasus Fraktur (Laporan Kasus) Setyawati, Any
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Laporan kasus ini menginformasikan bahwa restorasi estetik dengan penguatpasak dapat dilakukan dalam 1 kali kunjungan pada kasus fraktur gigianterior.Pasien wanita 21 tahun mengalami kecelakaan sehingga gigi anteriornyafraktur. Gigi 11 fraktur ellis kelas III dan mengalami disto torsi. Gigi 12mengalami fraktur ellis kelas II. Satu bulan sebelumnya, 11 telah dilakukanperawatan saluran akar dan 12 telah dilakukan kaping pulpa. 11 dilakukanpengambilan gutta perca, preparasi saluran pasak, dan diinsersikan pasakfabricated jenis unimetric sebagai penguat, kemudian dilakukan restorasi langsungmenggunakan resin komposit warna A3. 12 dilakukan preparasi pembuatan bevel,selanjutnya dilakukan restorasi langsung menggunakan resin komposit warna A3.Dalam 1 kali kunjungan gigi 11 dan 12 yang mengalami fraktur berhasildilakukan restorasi estetik, penggunaan penguat pasak pada 11 dilakukan dalam 1kali kunjungan, sehingga tidak perlu beberapakali kunjungan untuk memperbaikipenampilan, dan pasien sangat puas. Hasil restorasi baik, saat dilakukan kontrolsatu minggu setelah restorasi estetik menggunakan penguat pasak, tidak terdapatkeluhan rasa sakit, gingiva sekitar gigi normal. Gigi dapat berfungsi dengan baikserta dapat mengembalikan rasa percaya diri pada pasien
Manajemen One Visite Restorasi Estetik pada Kasus Rudimenter Gigi Anterior Setyawati, Any
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.9219

Abstract

Rudimenter merupakan kelainan bentuk gigi yaitu gigi kecil meruncing dan berukuran lebih kecil dari normal, biasanya terjadi pada gigi anterior. Hal ini sangat mengganggu penampilan pasien. Perawatan biasanya dilakukan indirect restoration dengan pemasangan mahkota dan multi visite sehingga membutuhkan waktu perawatan yang lama. Laporan kasus ini bertujuan untuk melaporkan penatalaksanaan gigi rudimenter dengan one visite esthethic direct restoration. Wanita usia 24 tahun memiliki keluhan penampilan terganggu karena gigi 12 dan 22 mengalami rudimenter. Ingin segera dirawat dengan satu kali kunjungan. Penatalaksanaan dilakukan dengan menganalis  lebar mesiodistal gigi 12 dan 22 serta lebar mesiodistal ruang yang tersedia. Pencocokan warna dengan shade guide. Preparasi menggunakan bur torpedo untuk retensi dan resistensi. Langkah selanjutnya dilakukan pemasangan Polytetraflouroethylene (PTFE), pengaplikasian bonding, penyinaran Light Emitting Diode (LED) selama 20 detik. Pengaplikasian resin komposit warna A2 dan penyinaran LED selama 40 detik. Hasil terlihat anomali rudimenter gigi 12 dan 22 terkoreksi, tampak bentuk anatomi gigi 22 dan 21 kembali normal. Hasil observasi menunjukkan tidak ada keluhan sakit, tampak sewarna gigi, kerapatan tepi baik, countour, embrassure dan kontak area sesuai anatomi gigi, serta gingiva tampak normal dan gigi berfungsi dengan baik. Kesimpulan pada laporan kasus ini adalah gigi rudimenter berhasil dirawat dengan one visite esthethic direct restoration. Pasien sangat puas dengan hasil perawatan. 
Efektifitas Penggunaan Buah Anggur (Vitis Vinifera L.) Sebagai Bahan Untuk Pemutih Gigi (Bleaching) Berdasarkan Perbedaan Konsentrasi Renasya Syahland, Mirna; Setyawati, Any
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v2i1.558

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan jus buah anggur (Vitis vinifera L.) sebagai bahan pemutih gigi (bleaching). Penelitian ini bersifat Eksperimental Laboratoris. Sampel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi yang telah dicabut sejumlah 20 buah yang terdiri dari gigi insisivus, gigi caninus, dan gigi premolar rahang atas dan bawah. Semua gigi tersebut direndam dalam larutan teh hitam selama 6 hari. Warna gigi diukur dengan Shade guide setelah itu dengan Spectriphotometer. Setelah direndam dengan larutan the hitam lalu direndam dalam jus buah anggur. Kelompok 1 : gigi direndamjus buah anggur konsentrasi 100% selama 56 jam. Kelompok 2 : gigi direndam jus buah anggur konsentrasi 75% selama 56 jam. . Kelompok 3 : gigi direndam jus buah anggur konsentrasi 50% selama 56 jam. Kelompok 4 : gigi direndam aquadest sebagai kontrol selama 56 jam. Warna gigi diukur dengan Spectrophotometer setelah perendaman dengan jus buah anggur. Data tersebut di uji dengan menggunakan analisis data Paired Sample t-Test dan one way Anova. Hasil penelitian didapatkan nilai signifikansinya adalah (0.742) p0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara masing-masing konsentrasi 100%, 75%, dan 50% setelah perendaman dengan jus buah anggur. Berdasarkan uji one way Anova maka nilai perbedaan data dE*ab pdad masing- masing konsentrasi didapatkan nilai signifikansinya p=0.742 (p0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara masing-masing konsentrasi, akan tetapi secara visual perbedaan warna dapat dilihat secara jelas anatara sebelum dan sesudah perendaman dengan jus buah anggur.
Restorasi Estetik 1 Kali Kunjungan Dengan Penggunaan Pasak Pada Kasus Fraktur (Laporan Kasus) Setyawati, Any
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v1i1.521

Abstract

Laporan kasus ini menginformasikan bahwa restorasi estetik dengan penguatpasak dapat dilakukan dalam 1 kali kunjungan pada kasus fraktur gigianterior.Pasien wanita 21 tahun mengalami kecelakaan sehingga gigi anteriornyafraktur. Gigi 11 fraktur ellis kelas III dan mengalami disto torsi. Gigi 12mengalami fraktur ellis kelas II. Satu bulan sebelumnya, 11 telah dilakukanperawatan saluran akar dan 12 telah dilakukan kaping pulpa. 11 dilakukanpengambilan gutta perca, preparasi saluran pasak, dan diinsersikan pasakfabricated jenis unimetric sebagai penguat, kemudian dilakukan restorasi langsungmenggunakan resin komposit warna A3. 12 dilakukan preparasi pembuatan bevel,selanjutnya dilakukan restorasi langsung menggunakan resin komposit warna A3.Dalam 1 kali kunjungan gigi 11 dan 12 yang mengalami fraktur berhasildilakukan restorasi estetik, penggunaan penguat pasak pada 11 dilakukan dalam 1kali kunjungan, sehingga tidak perlu beberapakali kunjungan untuk memperbaikipenampilan, dan pasien sangat puas. Hasil restorasi baik, saat dilakukan kontrolsatu minggu setelah restorasi estetik menggunakan penguat pasak, tidak terdapatkeluhan rasa sakit, gingiva sekitar gigi normal. Gigi dapat berfungsi dengan baikserta dapat mengembalikan rasa percaya diri pada pasien