Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN BENGKEL MOBIL JAYA MOTOR TENTANG ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) DI DESA ENTAL SEWU, BUDURAN, SIDOARJO Rudi Yulianto; Nikmatus Sholikhah
Nurse and Health: Jurnal Keperawatan Vol 5 No 1 (2016)
Publisher : Institute for Research and Community Service of Health Polytechnic of Kerta Cendekia, Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.62 KB) | DOI: 10.36720/nhjk.v5i1.5

Abstract

Introduction. Pemakaian Alat Perlindungan Diri digunakan untuk melindungi diri dari bahaya potensi yang ada di tempat mereka terpapar. Pemakaian Alat Perlindungan Diri harus sesuai agar tidak membahayakan tenaga kerja seperti pusing, sesak napas, batuk dan mata perih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan bengkel mobil jaya motor tentang Alat Perlindungan Diri (APD) di desa ental sewu buduran sidoarjo. Methods. Desain penelitian ini adalah deskriptif, populasi menggunakan teknik sampling yaitu non probability sampling tipe total sampling, dengan sampel menggunakan 30 responden, variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan karyawan bengkel, instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Kemudian diolah dengan menggunakan tabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Results. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan karyawan bengkel di Desa Ental Sewu Buduran - Sidoarjo hampir setengahnya responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (46,67%). Discussion. Tingkat Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, pendidikan, dan lama bekerja. Untuk itu peneliti mengadakan penyuluhan penyuluhan tentang Alat Perlindungan Diri dan diperlukan dukungan aktif dari karyawan, pemilik bengkel, dan juga petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan tentang Alat Perlindungan Diri (APD). 
PERLUASAN MAKNA KATA “VIRAL” DALAM TEKS BERBASIS KORPUS LCC INDONESIA 2023 DI CQPWEB Nikmatus Sholikhah
MABASAN Vol. 18 No. 2 (2024): Mabasan 18 (2)
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62107/mab.v18i2.934

Abstract

Perkembangan ilmu dan teknologi diiringi oleh perkembangan bahasa yang ditunjukkan dengan munculya istilah baru atau konsep perubahan makna pada kata yang sudah ada sebelumnya. Salah satu kata dalam bahasa Indonesia yang mengalami perubahan makna secara meluas adalah kata “viral”, sebuah istilah yang saat ini akrab digunakan di era media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perluasan makna kata “viral” dalam teks berbasis korpus pada rentang waktu tahun 2008 hingga 2022. Data penelitian diambil dari web korpus CQPWeb pada subkategori LCC Indonesia 2023 yang kemudian dianalisis berdasarkan teori perluasan makna secara semantik. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif berbasis korpus dan didukung data kuantitatif berupa angka frekuensi untuk menganalisis jumlah kemunculan kata “viral” sepanjang periode yang ditentukan. Hasil analisis melalui fitur konkordansi dan kolokasi menunjukkan bahwa kata “viral” telah mengalami perluasan makna. Pada tahun 2008–2015, makna kata “viral” merujuk pada segala sesuatu yang berkaitan dengan virus, yakni jumlah virus di dalam darah atau cairan tubuh, tes untuk mengidentifikasi jumlah virus, dan beberapa jenis virus seperti HIV serta Hepatitis. Pada tahun 2011, terjadi gejala perluasan makna dengan digunakannya istilah viral marketing yang bermakna sebagai strategi pemasaran viral. Kemudian, pada tahun 2016–2022, penggunaan kata “viral” mengalami perluasan konteks dan makna karena secara dominan digunakan untuk mendeskripsikan suatu fenomena yang menyebar dengan cepat, luas, dan menjadi perbincangan hangat dalam konteks media sosial. Pada periode tersebut, makna kata “viral” banyak dikaitkan dengan populernya konten video atau lagu di media sosial, khsususnya TikTok. Perluasan makna itu memperlihatkan evolusi kata “viral” dari konteks kesehatan ke konteks digital yang berkaitan dengan media sosial.