Nengah Bawa Atmadja
Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Ganesha

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PROGRAM KELUARGA BALI LESTARI DI DESA BALUK, NEGARA, JEMBRANA, BALI (Studi Tentang Latar Belakang, Strategi Pelembagaannya, dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sosiologi di SMA) Ni Putu Ayu Widiastuti; Nengah Bawa Atmadja; I Ketut Margi
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i1.26660

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Program Keluarga Bali Lestari di Desa Baluk,Negara, Jembrana, Bali dengan menggunakan metode dekskriptif kualitatif dan teknikpurposive sampling yang selanjutnya dikembangkan lagi dengan teknik “snow ball”.Ada tiga permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu latar belakangmunculnya gagasan Keluarga Bali Lestari, Strategi Pelembagaannya, danPotensinya sebagai Sumber Belajar Sosiologi di SMA. Hasil penelitian menunjukkan(1) Keluarga Bali Lestari merupakan konsep keluarga bahagia versi Hindu yangberpedoman ada kitab suci Weda. Kemunculan gagasan Keluarga Bali Lestaridisebabkan oleh beberapa faktor yaitu pemertahanan identitas etnis Bali, memuatalasan keagamaan, ekonomi, ideologi patriarki, dan krisis demografi. (2) Dalamperkembangannya perlu wadah guna menaungi fenomena yang terjadi, maka dari ituditetapkan dalam sebuah Peraturan Desa Nomor 08 Tahun 2015 tentang PatungKeluarga Bali Lestari. Dalam hal transfer pengetahuan kemasyarakat dilakukandengan berbagai sosialisasi. (3) Keluarga Bali Lestari dijadikan sebagai sumberbejalar sosiologi pada materi kearifan lokal di kelas XII. Manfaat dari adanya gagasanKeluarga Bali Lestari jika dijadikan sebagai sumber belajar sosiologi adalahmemungkinkan peserta didik untuk belajar secara konkrit terkait materi kearifan lokal.Kata kunci: Keluarga Bali Lestari, Peraturan Desa, dan Sumber Belajar
UPAYA PENCEGAHAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 GEROKGAK, KECAMATAN GEROKGAK, BULELENG, BALI Kadek Ranti; Nengah Bawa Atmadja; Luh Putu Sendratari
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i1.26662

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang terjadi anak putus sekolah diSekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gerokgak, (2) Implikasi yang ditimbulkan dari adanya anak putussekolah, (3) Upaya yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gerokgak dalammelakukan pencegahan anak putus sekolah. Anak putus sekolah sendiri diartikan sebagai berhentinyaseorang anak dalam suatu jenjang pendidikan formal tertentu. Menurut Suyanto ada beberapa faktorpenyebab anak putus sekolah yaitu rendahnya minat anak untuk bersekolah, kemampuan siswa rendah,ekonomi, kurangnya perhatian orang tua dan pengaruh lingkungan bermain. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif yang berusaha menggambarkan danmenginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Lokasi penelitian yaitu di Sekolah MenengahPertama 1 Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Informan dalam penelitian ini meliputiKepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gerokgak, wakil kepala, guru bimbingan konseling, KepalaDesa Gerokgak, anak putus sekolah dan keluarga anak putus sekolah. Teknik pengambilan datamenggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan validasi data. Teknik analisis data meliputireduksi data, display data dan verfikasi data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Penyebab anakputus sekolah dikarenakan faktor ekonomi, kurangnya perhatian orang tua, kemampuan siswa rendahdan hamil diluar nikah, (2) Implikasi anak putus sekolah meliputi implikasi kepada anak itusendiri,keluarga, sekolah dan masyarakat, (3) Upaya pencegahan yang dilakukan meliputi sosialisasi,pemberian beasiswa, kunjungan kerumah siswa dan kontrol ijin sekolah.Kata kunci: Anak Putus Sekolah, Implikasi, Upaya pencegahan
NYUNGSUNG DEWA JELEME PADA PURA KONCO DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA JURUSAN IPS (STUDI KASUS DI DESA ADAT KAYUPUTIH, BANJAR, BULELENG, BALI) Kadek Gita Cahyani; Nengah Bawa Atmadja; I Wayan Mudana
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i1.26667

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui : (1) latar belakang masyarakat Desa AdatKayuputih mendirikan pura yang memuja Dewa Jeleme yang berbentuk Konco, (2)sistem ritual dalam konteks pemujaan Dewa Jeleme di Pura Konco, (3) nilai karakteryang terdapat dalam pemujaan Dewa Jeleme pada Pura Konco yang bisa diaplikasikandalam pembelajaran Sosiologi di SMA. Metode penelitian menggunakan pendekatankualitatif: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) penentuan informan; (3) pengumpulan datamengunakan observasi, wawancara dan studi dokumen; (4) penjaminan keabsahan data;(5) analisis data. Hasil penelitian menunjukan: latar belakang berdirinya Pura Konco adaenam faktor : kepercayaan akan penyakit, menetralisir perasaan berdosa, memperkuatsolidaritas keluarga, memiliki fungsi ekonomis, estetika dan etika, Pura Konco berdiripada tahun 1939 di Desa Adat Kayuputih. Ritual di Pura Konco dilakukan pada satu harisebelum Tilem atau dua hari sebelum Tahun Baru Imlek, dan satu hari sebelum Purnamaatau Cap Go Meh. Sarana persembahyangan di Pura Konco berupa masakan, buah,jajan, minuman, banten dan dupa. Upacara persembahayangan di pimpin olehPemangku yang berasal dari keluarga yang membunuh. Nilai karakter di Pura Koncoyang diaplikasikan kedalam pembelajaran Sosiologi di SMA : Nilai Religius, Jujur,Toleransi, Kreatif, Komunikatif, Cinta Damai, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab.Kata Kunci: Dewa Jeleme, Pura Konco, Latar Belakang, Sistem Ritual, Nilai-NilaiKarakter
Permainan Rakyat sebagai Sumber Belajar Sosiologi di SMA (Studi Kasus Tradisi Mageburan di Desa Adat Sekumpul, Sawan, Buleleng, Bali) Made Ferry Kurniawan; Nengah Bawa Atmadja; I Wayan Mudana
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i2.26840

Abstract

Modernisasi dalam jangka panjang, bukan hanya diposisikan sebagai proses yang pasti terjadi, namun modernisasi dipandang sebagai sesuatu yang dibutuhkan. (Martono, 2014 : 137 – 138). Walaupun invasi modernisasi memberikan efek yang massif, tetapi tradisi lokal mageburan yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat (muda-mudi) Desa Adat Sekumpul tetap konsisten dilaksanakan. Tradisi ini mampu hidup dengan mempertahankan sifat autentik, originalitas, serta nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Tujuan utama penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan latar belakang teruna-pesaren Desa Adat Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng melaksanakan tradisi mageburan, (2) mendeskripsikan sistem permainan yang digunakan pada tradisi mageburan dalam kaitannya dengan sistem ritual keagamaan di Desa Adat Sekumpul, (3) mendeskripsikan aspek-aspek yang terkandung di dalam tradisi mageburan yang berpotensi menjadi bahan ajar pada materi pelajaran Sosiologi di jenjang SMA. Dalam penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan tahap-tahap pengumpulan data yakni (1) purposive sampling, (2) observasi non-partisipatif, (3) in-depth interviewing, (4) studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) mageburan memiliki makna sebagai aspek penyucian diri bagi masyarakat (khususnya sekaa teruna-pesaren) yang terlibat langsung dalam aktivitas perang lumpur, (2) mageburan memiliki aturan permainan yang mengikat dan permainan ini berhubungan erat dengan aspek theogoni, (3) mageburan mengandung aspek sosiologis-pedagogis seperti wahana belajar kebudayaan, media solidaritas mekanik, sesuatu yang berpola, adanya unsur gemeinschaft, kompetisi konstruktif, arbitrasi dan mengandung nilai-nilai karakter sesuai dengan Kurikulum 2013.Kata kunci: mageburan, permainan rakyat (folklor), sumber pembelajaran, nilai-nilai karakter
PEMERTAHANAN TRADISI GANGSING DI DESA GESING PAD ERA MASYARAKAT MODERN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KELAS XI JURUSAN IPS (STUDI KASUS DI DESA GESING, BANJAR, BULELENG, BALI) Made Wahyu Ari Wiarsana; Nengah Bawa Atmadja; Luh Putu Sendratari
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 1 No. 3 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i3.26843

Abstract

Meskipun permainan tradisional yang sudah semakin dilupakan akaibat datangnya jaman modern dan digantikan oleh permainan modern, ada salah satu permainan tradisional yang masih eksis di jaman modern ini yaitu permainan gangsing yang terletak di disa Gesing, Banjar, Buleleng, Bali. Permainan gangsing di desa Gesing ini muncul sejak ratusan tahun silam, permainan gangsing ini muncul karena datang masa-masa panen raya akhir bulan yaitu panen cengkeh dan kopi. Penelitian ini digunakan sebagai sumber belajar Sosiologi kelas XI Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Banjar. Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi bertahannya tradisi gangsing di Desa Gesing pada era masyarakat modern yaitu : (a) pelestarian budaya, yakni Meskipun masyarakat Desa Gesing sudah memasuki era modern saat ini seharusnya tidak bisa melupakan budaya yang sudah ada meskipunkebudayaan tersebut sudah semakin kalah dengan kebudayaan bodern dan harus tetap melestarikan kebudayaan yang sudah ada, seperti kbudayaan tradisi gangsing yang ada di Desa GesingKata kunci: permainan, gansing, pembelajaran sosiologi
Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Sosiologi Siswa IPS di SMAN 1 Singaraja Andela Safitri; Nengah Bawa Atmadja; I Wayan Mudana
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 1 No. 3 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i3.26844

Abstract

Internet dikatakan lebih dinamik. Kebanyakan informasi dalam internet ialah informasi paling baru jika dibandingkan dengan informasi dalam bahan atau media cetak. Pada jenjang pendidikan menengah, penggunaan internet sebagai sumber belajar secara langsung dapat saja digunakan. Pertimbangannya, taraf kemampuan berpikir siswa sudah semakin berkembang dibandingkan jenjang pendidikan dasar. Hanya saja skita harus memastikan jika siswa telah memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis serta mengonstruksi informasi yang diingikan dengan berbekal kemampuan ini. Penggunaan internet dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi internet tidak dapat mengganti peran guru secara keseluruhandalam pembelajaran. Hasil penelitian dalam pembelajaran sosiologi telah ditemukanadanya penggunaan sumber belajar selain dari guru maupun buku yaitu dengan menggunakan internet dalam sumberdan juga dapat menyimpan fitur-fitur yang tersedia didalamnya.Hal ini membuat mereka kecanduan bahkan dapat dikatakan sudah ketergantungan dengan handphone karena saat ini handphone bukan lagi sebagai untuk memanggil maupun menerima panggilan seseorang yang jaraknya berjauhan. Namun juga bisa mengetahui dan melihat apa saja yang terjadi pada jarak yang tidak bisa kita lihat dan fenomena apa saja yang terjadi pada suatu tempat tersebut.Kata kunci: internet, pembelajaran sosiologi
PEMBELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH AT-TAUFIQ DI KAMPUNG KAJANAN, SINGARAJA, BULELENG, BALI (Kesulitan Belajar, Manajemen Kelas dan Penanggulangannya) Atiek Urosyidah; Nengah Bawa Atmadja; Tuty Maryati
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 1 No. 3 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i3.26845

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang siswa yang kurang meminatii pada mata pelajaran sosiologi, (2) Manajemen kelas yang dilakukan guru sosiologi dalam pembelajaran sosiologi pada siswa kelas XI, (3) Penanggulangan rendahnya minat siswa dalam belajar sosiologi berdasarkan persepsi siswa dan berbagai pihak terkait. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Madrasah Aliyah At-Taufiq Kampung Kajanan, Singaraja, Buleleng, Bali. Teknik penentuan informan menggunakan Purposive Sampling. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Sedangkan keabsahan dilakukan dengan metode triangulasi dan analisis data interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) Latar belakang peserta didik kelas XI di Madrasah Aliyah At-Taufiq kurang meminati pembelajaran sosiologi dilihat dari (1) Faktor internal, : a) Kurangnya kemampuan dasar intelligensi siswa, b) Tidak ada bakat dalam belajar sosiologi, c) Kurangnya minat terhadap situasi pembelajaran yang tidak dapat memotivasi siswa, d) Tidak adanya perpustakaan. (2) Faktor eksternal, : a) Faktor orang tua, b) Faktor dari guru, c) Faktor lingkungan. (2) Manajeman kelas XI di kelompokkan menjadi tiga yaitu : mendikte, menegur dan mencatat, serta memberi skors, (3) Menanggulangi rendahnya minat belajar siswa dalam belajar sosiologi dari pihak yang terkait (a) Persepsi siswa, (b) Persepsi kepala madrasah, (c) Persepsi orang tua, (d) Persepsi guru sosiologi.Kata Kunci : pembelajaran sosiologi, kesulitan belajar, manajemen kelas, penanggulangannya
KEHARMONISAN SOSIAL PADA MASYARAKAT MULTIETNIS DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SOSIOLOGI (DI DESA CELUKANBAWANG, BULELENG, BALI) Firawati Ariska; Nengah Bawa Atmadja; I Ketut Margi
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v2i1.28050

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)Faktor-fakor pendukung terciptanya masyarakat harmonis di Desa Celukanbawang; (2) Strategi yang digunakan oleh masyarakat Desa Celukanbawang untuk menjadikan masyarakat yang harmonis; (3) Cara pemanfaatan keharmonisan sosial di Desa Celukanbawang yang memiliki potensi sebagai sumber belajar di SMA/MA. Konsep yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut yakni Integrasi sosial, sosialisasi, dan teori AGIL Talcott Parsons. Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan langkah: penentuan informan yang terdiri dari masyarakat Desa Celukanbawang yang bercorak multietnis serta tokoh agama Hindu, Islam yang merupakan warga Desa Celukanbawang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen.Analisa data dilakukan dengan langkah pengorganisasian data, reduksi, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 1) Terciptanya masyarakat multietnis yang hidup harmonis di Desa Celukanbawang 2) Pembentukan keharmonisan masyarakat multietnis yang harmonis dengan dibentuk melalui pendidikan didalam keluarga, sekolah serta masyarakat. 3) Aspek-aspek sosiologi yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sosiologi pada masyarakat celukanbawang dalam kehidupan masyarakat multietnis antara lain: integrasi sosial, sosialisasi, toleransi dan aktivitas sosial. Aspek ini dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran Sosisologi SMA pada topik Perbedaan, Kesetaraan dan Harmoni Sosial.Kata Kunci : Harmonisasi, Masyarakat Multietnis dan Sumber Belajar.
SATE KELADI: KULINER MASYARAKAT PEDAWA BULELENG, BALI DALAM PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL Ni Nyoman Yelik; Nengah Bawa Atmadja; Luh Putu Sendratari
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 2 No. 3 (2020): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v2i3.28953

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)Latar belakang masyarakat Pedawa mempertahankan pengetahuan tradisional pengolahan Sate Keladi, (2)Memahami dinamika pengolahan Sate Keladi dalam perspektif perubahan sosial, (3)Mengidentifikasi unsur-unsur pengetahuan tradisional tentang pengolahan Sate Keladi dalam perspektif perubahan sosial yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar Sosiologi pada bab Perubahan sosial dan sebagai sumber belajar P2M (Pengolahan dan Penyajian Makanan) pada bab makanan Indonesia jenis sate dan hidangan panggang. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan yaitu etnosains. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan (1) Latar belakang masyarakat Pedawa mempertahankan pengolahan Sate Keladi ada empat faktor yaitu, sebagai pemenuhan kebutuhan individu, pemenuhan kebutuhan sosial, faktor lingkungan, dan identitas sosial. (2) Pengolahan Sate Keladi di Pedawa mengalami dinamika yakni, dinamika pada bahan dan alat yang digunakan, dinamika cara mengolah, cara memasak, dan cara menyajikan Sate Keladi. (3) Unsur-unsur yang dijadikan sumber belajar sosiologi pada penelitian ini yakni perubahan yang terjadi pada proses pengolahan Sate Keladi dan unsur-unsur yang dijadikan sumber belajar P2M pada penelitian ini yakni perubahan pada setiap langkah-langkah pembuatan Sate Keladi yang dapat dijadikan sebagai resep makanan.Kata kunci: Pengetahuan, Perubahan Sosial, Sumber Belajar
PENANAMAN PADI GAGA OLEH PURA PUCAKSARI DI DESA ADAT PEDAWA, BANJAR, BULELENG, BALI (PERSPEKTIF ETNOAGRIKULTUR DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA BERBASIS KURIKULUM 2013) Muhammad Syafri; Luh Putu Sendratari; Nengah Bawa Atmadja
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 2 No. 3 (2020): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v2i3.28954

Abstract

Modernisasi menyingkirkan pengetahuan tradisional di tandai oleh kemajuan iptek yang menyebabkan menyingkirkan pengetahuan yang dianggap tidak efektif dan tidak berguna. Saintisme adalah manusia yang mendewakan sains segala sesuatu yang tidak sesuai dengan sains tidak akan digunakan. Tetapi ada gejala yang menarik di desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali yaitu justru di sana masyarakat menghidupkan kembali kebudayaan lama yaitu dalam bentuk penanaman padi gaga untuk kebutuhan ritual keagamaan. Fokus atau yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan mengapa masyarakat Desa Pedawa, Banjar, Buleleng, Bali menghidupkan kembali penanaman padi gaga, (2) mendeskripsikan bagaimanakah pengelolaan sistem pertanian penanaman padi gaga dalam perspektif etnoagrikultur yang ada di Desa Pedawa, Banjar, Buleleng, Bali, (3) mendeskripsikan bagaimana cara atau strategi pemanfaatan dari etnoagrikultur padi gaga dapat dijadikan media pembelajaran Sosiologi berbasis Powerpoint. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan tahapan-tahapan pengumpulan data sebagai berikut (1) purposive sampling, (2) observasi non partisipatif, (3) wawancara mendalam. Adapun hasil dari penelitian ini adalah (1) Bahwa yang menjadi alasan utama masyarakat Desa Pedawa menghidupkan kembali penanaman padi gaga karena padi gaga merupakan salah-satu sarana wajib dalam kegiatan ritual keagamaan yang wajib ada didalam beberapa ritual keagamaan masyarakat Desa Pedawa, (2) dalam pengelolaan penanaman padi gaga terdapat beberapa tahapan didalam penanaman padi gaga dibagi menjadi 6 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap membuka lahan, tahap menanam, tahap pemeliharaan, tahap panen, yang terakhri yaitu tahap pasca panen atau setelah panen, (3) dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar mata pelajaran sosiologi di SMA yaitu, aspek kelompok sosial dan interaksi kelompok.Kata kunci: Desa Pedawa, Padi Gaga, Pura Pucaksari, Etnoagrikultur, Media Belajar