H.H Daniel Tamburian
Universitas tarumanagara

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Koneksi

Manajemen Komunikasi Partai Gerindra dalam Membangun Kepercayaan Publik di Kalangan Milenial Samuella Natalia Emika; H.H Daniel Tamburian
Koneksi Vol 4, No 2 (2020): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v4i2.8199

Abstract

Indonesia is one of the countries that use a democratic political system. This system was adopted when Indonesia declared its independence in 1945. Politics in Indonesia is currently in a state of deterioration, because it is caused by politics in Indonesia that is not healthy. Many politicians in the country are involved in corruption cases. Gerindra party is a party that until now has never been entangled in corruption cases, this is because management in the party is structured in a directed manner and the Gerindra Party’s communication with the goverment regarding finances is open and notsome are covered. The Gerindra party is a newly formed party in 2008, but the Gerindra Party continues to compete with other parties by building trust in the community, especially newbie or millennial voters to the Gerindra Party. This research uses decriptive qualitative approach. The theoretical foundation used in this research is communication theory, communication management, and building trust. The results of this study indicate that the Gerindra Party communication management utilizes party cadres, party wings and party loyalists. While in terms of building trust among the novice or millennial voters, the Gerindra Party provides evidence for five years leading the community, especially millennials and also with political regeneration, as well as carrying outprograms at the grassroots level.Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem politik demokrasi. Sistem ini dianut mulai saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1945. Politik di Indonesia sekarang ini berada pada tahap keterpurukan, karena disebabkan perpolitikan di Indonesia yang tidak sehat. Banyak politisi di tanah air yang terlibat kasus korupsi. Partai Gerindra merupakan partai yang hingga saat ini belum pernah terjerat kasus korupsi, ini dikarenakan manajemen dalam partai yang tersusun secara terarah dan komunikasi Partai Gerindra dengan pemerintah terkait keuangan sangat terbuka dan tidak ada yang ditutupi. Partai Gerindra terbilang partai yang baru dibentuk pada tahun 2008 namun partai Gerindra tetap berusaha menyaingi partai-partai lain dengan membangun kepercayaan di masyarakat terutama kaum pemilih pemula atau milenial kepada Partai Gerindra. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori komunikasi, manajemen komunikasi dan membangun kepercayaan atau trust. Hasil penelitian ini menunjukkan, manajemen komunikasi Partai Gerindra memanfaatkan kader partai, sayap partai dan loyalis partai. Sedangkan dalam hal membangun kepercayaan di kalangan pemilih pemula atau milenial, Partai Gerindra memberikan bukti selama lima tahun ini memimpin kepada masyarkat terutama kaum milenial dan juga dengan regenerasi politik, serta menjalankan program-program pada masyarakat di tingkah bawah.
Analisis Semiotika Representasi Pria Metroseksual dalam Video Musik Seventeen “Thanks” Grace Harpono; H.H Daniel Tamburian
Koneksi Vol 5, No 2 (2021): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v5i2.10429

Abstract

Metrosexual men are men who take care of themselves and care about their appearance, at this time this is a natural thing and there are many beauty products specifically for men to maintain their appearance. At this time, the writer examines this through music videos, with the aim of seeing how the metrosexual male representations that occur in the Seventeen music video entitled 'Thank you'. To be able to do this analysis, the writer conducted research by analyzing the clips in the music video, therefore in this study the writer chose to use qualitative research methods. This research technique uses Roland Barthes' semiotic analysis theory which sees signs as denotations and connotations. With data techniques using observation techniques. The observation technique referred to by the author is to make observations made by the author of the Seventeen music video entitled "Thank you". The author watches in detail to capture events or signs related to the topic analysis. From the observations made by the author, the narrative of events and clear scene snippets of the representation of metrosexual men as seen from the clothes, make-up, accessories, and hair used in the music video are supported by gender theory derived from Roland Barthes' semiotic analysis. the research conducted gets credible results from the authors.Pria Metroseksual adalah pria yang pria yang merawat diri dan peduli dengan penampilannya, pada saat ini hal tersebut merupakan hal yang wajar dan sudah banyak prisuk kecantikan yang di khusus kan untuk para pria untuk menjaga penampilan mereka. Pada kali ini penulis meneliti hal tersebut melalui musik video, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana representasi pria metroseksual terjadi di dalam musik video Seventeen yang berjudul ‘Thanks’. Untuk dapat melakukan analisis tersebut penulis melakukan penelitian dengan menganalisa cuplikan-cuplikan yang ada di dalam musik video terebut, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan metode penelitian kuaitatif. Teknik penelitian ini menggunakan teori analisis semiotika Roland Barthes yang melihat tanda sebagai denotasi dan konotasi. Dengan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi. Teknik observasi yang dimaksud dengan penulis adalah dengan melakukan kegiatan pengamatan yang dilakukan penulis terhadap musik video Seventeen yang berjudul “Thanks”. Penulis menyaksikan secara detail untuk menangkap peristiwa atau tanda yang terkait dengan topik analisis. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan,narasi peristiwa dan cuplikan adegan memperlihatkan jelas mengenai unsur representasi pria metroseksual yang terlihat dari pakian, riasan, aksesoris, dan tatadan rambut yang digunakan dalam musik video tersebut yang didukung oleh teori gender yang dikaitkan dengan karakteristik dari analisis semiotika Roland Barthes, sehingga penelitian yang dilakukan memperoleh hasil yang memperkuat hipotesis dari penulis.
Komunikasi Antarpribadi antara Orang Tua dan Anak Usia Remaja dalam Pembentukan Kepercayaan Diri Anak Prima Frieda; H.H Daniel Tamburian
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i2.6465

Abstract

Communication between parents and children is one of the most important factors for a child's confidence. However, according to several surveys conducted, it shows that there are still many parents who do not really care about how to raise their children. Many parents only focus on the physical growth and education of the child, without paying attention to the mental development of the child's self-confidence. This study aims to learn how interpersonal communication between parents and teenagers in the formation of child's self-confidence. Interpersonal communication and self-confidence theory are the basis of this research. This research was conducted using qualitative descriptive methods. Data collection methods used are interviews, observation, and through secondary data. The results of the study indicate that interpersonal communication activities undertaken by parents and teenagers are crucial to the formation of child's self confidence. Parents who use the right communication style when communicating with children will influence their child to be more open and this openness that builds confidence in a child's personality. Komunikasi antara orang tua dan anak merupakan salah satu faktor terpenting dalam membentuk kepercayaan diri anak. Namun, menurut beberapa survey yang dilakukan, menunjukkan bahwa masih banyak orang tua yang tidak benar-benar peduli terhadap pola didik yang mereka berikan terhadap anak-anaknya. Banyak orang tua yang hanya fokus pada pertumbuhan fisik dan pendidikan anak saja, tanpa memperhatikan perkembangan mental khususnya kepercayaan diri anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak usia remaja dalam pembentukan kepercayaan diri anak. Teori komunikasi antarpribadi dan kepercayaan diri menjadi dasar dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan wawancara, observasi, dan melalui data-data sekunder. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa aktivitas komunikasi antarpribadi yang dilakukan orang tua dan anak usia remaja sangat menentukan pembentukan kepercayaan diri anak. Orang tua yang menggunakan gaya komunikasi yang tepat saat berkomunikasi dengan anak membuat anak lebih terbuka dan kemudian keterbukaan ini yang membangun kepercayaan diri dalam pribadi anak.
Pola Komunikasi di Restoran Capten Nelayan dalam Membangun Motivasi Kerja Gabriella Amanda Rusli; H.H Daniel Tamburian
Koneksi Vol 6, No 1 (2022): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v6i1.15524

Abstract

Humans are social beings, meaning that humans need to communicate with others and cannot live without other humans. Humans need interaction with society or organizations in everyday life. Communication is the process of exchanging and receiving messages between communicators and communicants in a language or way that is understood by each other, occurs anywhere, including within organizations, namely organizational communication. Organizational communication patterns are ways that an organization uses to communicate such as send and receive messages. This study aims to determine how the pattern of communication in the Capten Nelayan restaurant and the obstacles faced. The type of research used is qualitative, namely taking data through actual events obtained directly from employees of the organization. Data collection techniques used are with observation, interviews with a number of informants and documentation. The results showed that the communication pattern applied to the Capten Nelayan was a chain pattern, and a circle pattern. The Capten Nelayan Restaurant uses a circular communication pattern when hold meetings so that information can be conveyed evenly and can straighten things that are not clear, and use a chain communication pattern when not in a meeting. The supporting factors are (1) good relations between fellow employees, (2) communication media, (3) commitment. Meanwhile, the factors that inhibit organizational communication patterns are more directed to (1) language (2) inadequate facilitie.Manusia adalah makhluk sosial artinya, manusia butuh berkomunikasi dengan sesama dan tidak dapat hidup tanpa manusia lain. Manusia membutuhkan interaksi dengan masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi adalah proses bertukar dan menerima pesan antara komunikator dan komunikan dengan bahasa atau cara yang dimengerti satu sama lain, terjadi dimana saja, termasuk didalam organisasi, yaitu komunikasi organisasi. Pola komunikasi organisasi adalah cara yang diterapkan sebuah organisasi dalam berkomunikasi seperti penyampaian dan penerimaan pesan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi di restoran Capten Nelayan dan kendala yang di hadapi. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yakni mengambil data melalui kejadian sesungguhnya yang diperoleh langsung dari anggota organisasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terhadap sejumlah informan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pola komunikasi yang diterapkan di Capten Nelayan adalah pola rantai, dan pola lingkaran. Restoran Capten Nelayan menggunakan pola komunikasi lingkaran di saat melakukan rapat agar informasi dapat tersampaikan secara merata dan dapat meluruskan hal-hal yang kurang jelas, dan menggunakan pola komunikasi rantai jika tidak sedang rapat. Faktor yang menjadi pendukung ialah (1) Hubungan baik antar sesama anggota, (2) media berkomunikasi, (3) Komitmen. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat pola komunikasi organisasi lebih mengarah kepada hal (1) Bahasa (2) fasilitas yang kurang memadai.