Fitria Megawati
Akademi Farmasi Saraswati Denpasar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani; Ketut Agus Adrianta; Fitria Megawati
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i1.881

Abstract

Kulit merupakan perlindungan pertama pada tubuh. Kulit mempunyai fungsi yang begitu penting untuk melindungi tubuh dari gangguan cuaca, mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan zat-zat kimia sehingga sering kali kulit mudah terkena luka. Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis karena melibatkan suatu kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi saling berkesinambungan yang terbagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi, fase poliferasi dan fase maturasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized control group pretest posttest design. Pengujian menggunakan 18 ekor mencit yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kontrol negatif, ekstrak belimbing wuluh 200 mg/Kg BB dan ekstrak belimbing wuluh 400 mg/Kg BB. Semua mencit disayat pada daerah punggung menggunakan scalpel sepanjang 2 cm. Pengamatan luka dilakukan setiap hari selama 10 hari, panjang luka sayat diukur menggunakan jangka sorong. Analisis data diuji secara statistik dengan menggunakan metode SPSS ver.16. Hasil uji Wilcoxon pada masing-masing kelompok diperoleh nilai sig. 0,000 (p<0,005), hal ini menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada penyembuhan luka sayat sebelum dan setelah perlakuan. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok ekstrak 200 mg/Kg BB dan 400 mg/Kg BB, diperoleh nilai sig. sebesar 0,038 dan 0,002 (secara berurutan) (p<0,005). Hal ini menunjukkan ada perbedaan efektivitas ekstrak belimbing wuluh dengan kontrol negatif (aquadest). Pada kelompok ekstrak 200 mg/Kg BB dengan kelompok ekstrak 400 mg/Kg BB diperoleh nilai sig. 0,317 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas ekstrak belimbing wuluh 200 mg/Kg BB dengan 400 mg/Kg BB tidak ada perbedaan secara bermakna dalam menyembuhkan luka sayat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh dengan 200 mg/Kg BB dapat menyembuhkan luka sayat pada mencit.
GAMBARAN BIAYA PADA PASIEN UMUM DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD WANGAYA PERIODE 2015 Fitria Megawati; I Putu Tangkas Suwantara; I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i1.883

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang sering ditemukan pada masyarakat di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui rata-rata Biaya pada Pasien Umum Demam Tifoid Anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Wangaya periode 2015 serta untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Analisis Biaya pada Pasien Umum Demam Tifoid Anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Wangaya periode 2015. Penelitian ini dikerjakan mengikuti rancangan deskriptif analitik, data dikumpulkan secara retrospektif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dan dilanjutkan dengan menggunakan metode normalitas karena data terdistribusi normal atau homogen maka digunakan uji Descriptive dan uji Correlations. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar untuk pasien umum demam tifoid anak pada periode 2015. Data yang didapat dari rekam medis akan dianalisis dan dilihat data pasien dan pengobatan yang dilakukan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dari karakteristik pasien, karakteristik pengobatan pasien dan karakteristik biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Hasil penelitian dari 38 pasien peserta umum dilihat dari karakteristik pasien dan dari segi jenis kelamin yang banyak menderita demam tifoid jenis kelamin perempuan sebesar 25 pasien (66%), karakteristik pengobatan yaitu obat yang terbanyak Ceftriaxone injeksi sebesar 71 vial (16,2%), dan karakteristik biaya yang terbanyak yaitu pada kelas II sebesar 21 pasien (55,3%). Faktor yang mempengaruhi biaya pengobatan pada pasien demam tifoid yaitu umur, kelas perawatan, dan LOS (Length of Stay).
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KLUNGKUNG TAHUN 2016 Fitria Megawati; Ni Putu Udayana Antari
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.1035

Abstract

Pelayanan kefarmasian mempunyai peranan strategis dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan yang kurang optimal dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien. Pasien akan merasa puas apabila ada persamaan antara harapan dan kenyataan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan pelanggan, oleh karena itu penulis ingin mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di RSUD Klungkung.Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung. Penelitian dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner yang dibuat oleh I Gede Agus Handi Krisnawan dengan reliabilitas 0,947 yang berisi lima indikator yaitu reliability (kehandalan), assurance (keyakinan), tangible (berwujud), empathy (empati), responsiveness (cepat tanggap). Dari hasil perhitungan dan analisa data, pada masing-masing indikator diperoleh prosentase sebagai berikut : tangible 53,33% dengan klisifikasi cukup puas, responsiveness 28,80% dengan klasifikasi tidak puas, assurance dengan prosentase 65,88% dengan klasifikasi cukup puas, empathy 56,23% dengan klasifikasi cukup puas, dan reliability 45,33% dengan klasifikasi kurang puas. Disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah klungkung adalah kurang puas.
EFEKTIVITAS TERAPI PNEUMONIA PADA PASIEN PEDIATRIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR DITINJAU DARI PARAMETER RESPIRATION RATE Herleeyana Meriyani; Fitria Megawati; Ni Nyoman Wahyu Udayani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i2.1102

Abstract

Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang masih banyak dijumpai pada Negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi pneumonia pada pasien pediatrik dengan diagnosa pneumonia yang dirawat inap di RSUP Sanglah periode tahun 2014- 2015 ditinjau dari parameter respiration rate (RR) serta melihat pengaruh penggunaan jenis antibiotik (tunggal/kombinasi) dan terapi tambahan terhadap konversi nilai respiration rate (RR). Desain/jenis penelitian ini merupakan penelitian studi cross-sectinal (potong lintang) dengan pengambilan data secara retrospektif terhadap rekam medis pasien. Data yang diperoleh akan dianalisa secara statistika dengan taraf kepercayaan 95%. Untuk menilai efektivitas terapi pneumonia dilakukan dengan membandingkan Respiration Rate (RR) sebelum dan sesudah terapi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Pasien anak degan pneumonia yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 119 pasien. Berdasarkan analisa statistika Wilcoxon diperoleh bahwa terdapat perbedaan bermakna antara nilai RR sebelum dan sesudah terapi (p<0.05). berdasarkan analisa statistika Chi-Square diperoleh bahwa jenis antibiotik tunggal maupun kombinasi dan penggunaan bronkodilator tidak berpengaruh terhadap konversi nilai RR (p>0.05), sedangkan penggunaan kortikosteroid berpengaruh terhadap konversi nilai RR (p<0.05).