Ediar Usman
Marine Geological Institute of Indonesia, Jl. DR. Junjunan No. 236, Telp. 022 603 2020, 603 2201, Faksimile 022 601 7887, Bandung (Indonesia)

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE GEOCHEMICAL CHARACTERISTIC OF MAJOR ELEMENT OF GRANITOID OF NATUNA, SINGKEP, BANGKA AND SIBOLGA Ediar Usman
BULLETIN OF THE MARINE GEOLOGY Vol 30, No 1 (2015)
Publisher : Marine Geological Institute of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1564.475 KB) | DOI: 10.32693/bomg.30.1.2015.74

Abstract

A study of geochemical characteristic of major elelemnt of granitoid in Western Indonesia Region was carried out at Natuna, Bangka, Singkep and Sibolga. The SiO2 contents of the granites are 71.16 to 73.02 wt%, 71.77 to 75.56wt% and 71.16 to 73.02wt% at Natuna, Bangka, and Singkep respectively, which are classified as acid magma. While in Sibolga the SiO2 content from 60.27 to 71.44wt%, which is classified as intermediate to acid magma. Based on Harker Diagram, the granites from Natuna, Bangka and Singkep as a co-genetic. In other hand the Sibolga Granite show as a scatter pattern. Granites of Natuna, Bangka and Singkep have the alkaline-total (Na2O + K2O) between 6.03 to 8.51 wt% which are classified as granite and alkali granite regime. K2O content ranges from 3.49 to 5.34 wt% and can be classified as calc-alkaline type. The content of alkaline-total of Sibolga granite between 8.12 to 11.81 wt% and classified as a regime of syenite and granite. The range of K2O is about 5.36 to 6.94wt%, and assumed derived from high-K magma to ultra-potassic types. Granites of Natuna, Bangka and Singkep derived from the plutonic rock types and calc-alkaline magma, while Sibolga granite magma derived from K-high to ultra-potassic as a granite of islands arc. Based on the chemical composition of granite in Western Indonesian Region can be divided into two groups, namely Sibolga granite group is representing the Sumatera Island influenced by tectonic arc system of Sumatera Island. Granites of Bangka and Singkep are representing a granite belt in Western Indonesian Region waters which is influenced by tectonic of back arc.Keywords: magma, geochemical characteristic, major element and Western Indonesian Region Kajian karakteristik geokimia dari unsur utama granitoid di Kawasan Barat Indonesia telah dilakukan di daerah Natuna, Bangka, Singkep dan Sibolga. Kandungan SiO2 granit Natuna antara 71,16 - 73,02%, Bangka antara 71,77 - 75,56%, Singkep antara 72,68 - 76,81% termasuk dalam magma asam. Granit Sibolga memiliki kandungan SiO2 antara 60,27 - 71,44% termasuk dalam magma menengah - asam. Berdasarkan Diagram Harker, granit Natuna, Bangka dan Singkep mempunyai asal kejadian yang sama (ko-genetik), sedangkan granit Sibolga membentuk pola pencar. Granit Natuna, Bangka dan Singkep mengandung total alkalin (K2O+Na2O) antara 6,03 - 8,51% termasuk dalam jenis rejim granit dan alkali granit. Berdasarkan kandungan K2O antara 3,49 - 5,34 %berat, bersifat kalk-alkali. Granit Sibolga mengandung total alkali antara 8,12 - 11,81% termasuk dalam rejim syenit dan granit, dan berdasarkan kandungan K2O antara 5,36 - 6,94% berasal dari jenis magma K-tinggi sampai ultra-potassik. Granit Natuna, Bangka dan Singkep berasal dari jenis batuan beku dalam dan magma kalk-alkalin yang berhubungan dengan penunjaman, sedangkan granit Sibolga berasal dari jenis magma K-tinggi - ultra-potassik sebagai granit busur kepulauan. Berdasarkan komposisi unsur kimia utama, granit di Kawasan Barat Indonesia dapat dibagi dalam dua, yaitu granit Sibolga yang mewakili P. Sumatera, dipengaruhi oleh sistem tektonik busur P. Sumatera. Granit Bangka dan Singkep dapat mewakili suatu jalur granit di perairan Kawasan Barat Indonesia yang dipengaruhi oleh tektonik busur belakang. Kata kunci: jenis magma, karakteristik geokimia, unsur utama, dan Kawasan Barat Indonesia
MINERAL CONTENT OF SURFICIAL SEDIMENT OF THE RANGSANG ISLAND AND ITS SURROUNDING AREA, MERANTI REGENCY, ARCHIPELAGO RIAU PROVINCE Deny Setiady; Ediar Usman
BULLETIN OF THE MARINE GEOLOGY Vol 30, No 2 (2015)
Publisher : Marine Geological Institute of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2287.638 KB) | DOI: 10.32693/bomg.30.2.2015.76

Abstract

According to the regulation No 4 of 2009 of Mineral and Coal Mining Management stated that the requirement of an inventory for mineral resources data was created to support the establishment of mining area. This study is intended to obtain mineral resources content and surficial sediment data, Geographically the study area belongs to Meranti Archipelago Regency, Riau Province. it is located between 102o00'00" - 103o 15'00" E and 00o35'00" - 01o28'00" N. Grain size analyses result show that surficial sediment in the study area consists of silt, silty sand and sand which is dominated by silt. Based on the mineral identification, some of the minerals such as quartz, cassiterite, magnetite, hematite, dolonite, biotite and zircon have been found. Silt distribution is very wide started from estuarine southeast part northen part of Rangsang Island toward southeast of rangsang island. Sandy silt only found at the southeast of Rangsang Island, while sand sediment is found at the south and southeast of Rangsang Island. The presence of silt and sand grains is influenced by moderate to strong currents and wave patterns, so that the silt and sand grains sediment was transported along coastal to offsore area, while the fine grained (clay - silt) are deposited in the valley at the western part of Rangsang Island.Keywords: mineral, surficial sediment, Rangsang Island Berdasarkan Undang Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara, disebutkan bahwa inventarisasi data sumber daya mineral diperlukan dalam rangka mendukung penetapan Wilayah Pertambangan (WP). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data kandungan sumber daya mineral dan sedimen dasar laut. Daerah penelitian, secara geografis termasuk dalam Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, dan terletak pada koordinat antara 102o00'00" - 103o15'00" BT dan 00o35'00" - 01o28'00" LU. Hasil analisis besar butir menunjukkan sedimen permukaan dasar laut di daerah penelitian terdiri atas lanau, lanau pasiran dan pasir yang didominasi oleh lanau. Berdasarkan identifikasi mineral pada sedimen permukaan dasar lautnya menunjukkan kehadiran mineral kasiterit, magnetit, hematit, dolomit, biotit, zirkon dan kuarsa. Penyebaran lanau sangat luas dimulai dari daerah estuari barat laut dan bagian utara Pulau Rangsang, hingga ke sebelah tenggara Pulau Rangsang. Lanau pasiran hanya terdapat di tenggara Pulau rangsang, sedangkan pasir hanya terdapat di daerah di bagian selatan - tenggara Pulau Rangsang. Adanya butiran lanau - pasir dipengaruhi oleh pola arus dan gelombang yang sedang sampai kuat, sehingga butiran berukuran lanau - pasir dapat terangkut ke arah lepas pantai, sedangkan butiran halus (lempung) mengendap di daerah lembah di bagian barat Pulau Rangsang. Kata kunci: mineral, sedimen permukaan dasar laut, Pulau Rangsang