Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Fatḥul ‘Ārifīn dan Tasawuf yang Terpinggirkan: Suluk Bait Duabelas Syekh Kemuning dan Perlawanan terhadap Islam Mainstream di Jember Awal Abad XX Muhammad Ardiansyah
Manuskripta Vol 5 No 2 (2015): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4108.382 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v5i2.44

Abstract

Fatḥul ‘Ārifīn is the text describing ideas, doctrines, and spiritual experiences that must be conducted by anyone will get the highest truth and merging with the God. One of the terms existed in Fatḥul ‘Ārifīn is Bait Duabelas compiled by Syekh Kemuning. Bait Duabelas is “ilmu ilham” gained after Syekh Muhammad Nur was performing khalwah suluk mujahadah during 9 years, since 1910 until 1919. Bait Duabelas can be categorized as one of the Islamic literature from traditional Javanese. This manuscript was written by Pegon script. This study will give some contribution for composing the alternative historiography about Islam in Jember, East Java. The conclusion of this study is that the function and meaning of Baik Duabelas for the readers is the existence of ngalap barokah element and the high level of trust on the text impact. --- Fatḥul ‘Ārifīn adalah teks yang menguraikan gagasan, ajaran, dan pengalaman kerohanian yang harus dijalankan oleh siapapun yang ingin mencapai kebenaran tertinggi dan berusaha melebur dengan rahasia Sang Wujud. Salah satu bahasan yang terdapat di dalamnya adalah Bait Duabelas yang disusun oleh Syekh Kemuning. Bait Duabelas merupakan “ilmu ilham” yang diperoleh setelah Syekh Muhammad Nur melaksanakan khalwah suluk mujahadah selama 9 tahun, dari 1910 hingga tahun 1919. Bait Duabelas dapat dikategorikan sebagai sastra keislaman yang lahir dalam dunia Jawa tradisional. Naskah ini ditulis dengan huruf pegon. Studi ini dapat memberikan kontribusi bagi penulisan historiografi alternatif tentang Islam di Jember, Jawa Timur. Studi ini menyimpulkan bahwa fungsi dan makna Bait Duabelas bagi para pembacanya adalah adanya unsur ngalap barokah dan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap khasiat teks tersebut.
KITAB KUNING DAN KONSTRUKSI NALAR PESANTREN Muhammad Ardiansyah
Al'Adalah Vol. 22 No. 2 (2019)
Publisher : LP2M IAIN Jember (now UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/aladalah.v22i2.18

Abstract

The various challenges faced by pesantren, especially those related to the development of scientific studies in the context of answering contemporary problems of Muslims in Indonesia. The issues of human rights (HAM), gender, and nationalism, for example, are a big challenge for pesantren to answer and solve this national problem. However, if the pesantren only relies on classical literature, let alone the traditional methodology of the study as it has been developed, then the above problems will not be answered properly. Scientific studies in Islamic boarding schools should provide a greater portion for the development of Islamic studies with a Burhani style. Democracy can only be upheld by the enactment of the rule of law. Law has its logic and rationality, which can be developed by studying more ushul fiqh and manthiq. By synergizing the three reasons, Bayani, Burhani, and Irfani, pesantren will be able to face the demands of the times. For this reason, Islamic boarding schools need to formulate a more serious and systematic curriculum for Islamic studies by considering the respective portions of reasoning.
Fatḥul ‘Ārifīn dan Tasawuf yang Terpinggirkan: Suluk Bait Duabelas Syekh Kemuning dan Perlawanan terhadap Islam Mainstream di Jember Awal Abad XX Muhammad Ardiansyah
Manuskripta Vol 5 No 2 (2015): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33656/manuskripta.v5i2.41

Abstract

Fatḥul ‘Ārifīn is the text describing ideas, doctrines, and spiritual experiences that must be conducted by anyone will get the highest truth and merging with the God. One of the terms existed in Fatḥul ‘Ārifīn is Bait Duabelas compiled by Syekh Kemuning. Bait Duabelas is “ilmu ilham” gained after Syekh Muhammad Nur was performing khalwah suluk mujahadah during 9 years, since 1910 until 1919. Bait Duabelas can be categorized as one of the Islamic literature from traditional Javanese. This manuscript was written by Pegon script. This study will give some contribution for composing the alternative historiography about Islam in Jember, East Java. The conclusion of this study is that the function and meaning of Baik Duabelas for the readers is the existence of ngalap barokah element and the high level of trust on the text impact. === Fatḥul ‘Ārifīn adalah teks yang menguraikan gagasan, ajaran, dan pengalaman kerohanian yang harus dijalankan oleh siapapun yangingin mencapai kebenaran tertinggi dan berusaha melebur dengan rahasia Sang Wujud. Salah satu bahasan yang terdapat di dalamnya adalah Bait Duabelas yang disusun oleh Syekh Kemuning. Bait Duabelas merupakan “ilmu ilham” yang diperoleh setelah Syekh Muhammad Nur melaksanakan khalwah suluk mujahadah selama 9 tahun, dari 1910 hingga tahun 1919. Bait Duabelas dapat dikategorikan sebagai sastra keislaman yang lahir dalam dunia Jawa tradisional. Naskah ini ditulis dengan huruf pegon. Studi ini dapat memberikan kontribusi bagi penulisan historiografi alternatif tentang Islam di Jember, Jawa Timur. Studi ini menyimpulkan bahwa fungsi dan makna Bait Duabelas bagi para pembacanya adalah adanya unsur ngalap barokah dan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap khasiat teks tersebut.