Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERAN KELUARGA DALAM SOSIALISASI ADAT ISTIADAT KOMUNITAS DUSUN KUTA Uung Runalan Soedarmo; Aan Suryana
Jurnal Artefak Vol 6, No 2 (2019): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.852 KB) | DOI: 10.25157/ja.v6i2.2660

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang adat istiadat yang ada pada masyarakat Dusun Kuta, dan bagaimana peran keluarga dalam mensosialisasikan kepada anggota keluarganya. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif serta penemuan kuantitatif yang mendukung. Selanjutnya data diinterpretasi, sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan dalam proses sosialisasi adat istiadat, keluarga memegang peranan yang amat penting, karena melalaui keluarga inilah anak-anak mengalami proses sosialisasi yang pertama dan mendasari semua proses sosialisasi lebih lanjut. Ibu, bapak mengajari anak-anaknya tentang sikap dan perilaku yang baik menurut adat dan harus dilakukan serta sikap dan perilaku yang tidak boleh dilakukan karena bertentangan dengan adat. Adat istiadat Dusun Kuta yang disosialisasikan itu, antara lain: perilaku dalam hidupan sehari-hari, pekerjaan dalam mencari/mendapatkan nafkah, bentuk dan bahan yang digunakan dalam pembuatan rumah, syarat dan tatacara penentuan kuncen, larangan-larangan dan keharusan-keharusan yang berkaitan dengan keberadaan tempat-tempat yang dianggap keramat.This study aims to obtain the custom feature existing in the Kuta community, and how the role of the family in socializing to family members. This research method is a qualitative method and supporting quantitative findings. Furthermore, the data is interpreted, so that it produces descriptive data in the form of written words from people and observable behavior. While data collection techniques use observation and interviews. The results show that in the process of socializing customs, the family plays a very important role because through this family children experience the first socialization process and underlie all further socialization processes. Mother and father teach their children about good attitudes and behavior according to custom and it must be done as well as attitudes and behavior must not be done because it is against the tradition. The socialized customs of Kuta include, among others: behavior in daily life, work in looking for / earning a living, forms and materials used in the making of a house, terms and procedures for determining kuncen, prohibitions and necessities related to the existence of places considered sacred.
MOTIF RAGAM HIAS DAN NILAI-NILAI FILOSOFIS BATIK CIAMIS Herdiana Herdiana; Uung Runalan Soedarmo; Yadi Kusmayadi
Jurnal Artefak Vol 7, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.088 KB) | DOI: 10.25157/ja.v7i1.3366

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif ragam hias batik Ciamis dan Nilai filosofis batik Ciamisan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode historis yang terdiri dari empat tahapan yaitu, heuristik (pengumpulan sumber), kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini secara garis besar menunjukan bahwa motif ragam hias pada batik Ciamis mempunyai banyak yang merupakan hasil perpaduan serta pengaruh dari kebudayaan lain. Warna batik Ciamisan semula memiliki dua jenis warna yaitu, coklat soga dan hitam dengan dasarnya putih. Namun seiring perkembangannya batik Ciamis tampil dengan beragam warna. Dari segi coraknya batik Ciamisan dipengaruhi dari lingkungan alam sekitar Ciamis. Sementara nilai filosofis pada batiknya tampil dengan jiwa masyarakat Ciamis yang tenang, ramah dan tidak bergejolak. Sedangkan dari segi nilai filosofis serta corak dan motifnya terinspirasi dari tumbuhan, hewan-hewan yang berada disekitar Ciamis, kebudayaan serta yang berkaitan dengan sejarah Ciamis atau sejarah Galuh seperti Motif Ciungwanara, Motif Onom, Motif Lepan Kukupu, dan Motif Rereng Taleus.
KESENIAN GENJRING RONYOK SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DI SMA NEGERI 1 KAWALI KELAS X TAHUN AJARAN 2019-2020 Yulia Sriningsih; Uung Runalan Soedarmo; Yadi Kusmayadi
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 2, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.197 KB) | DOI: 10.25157/j-kip.v2i1.4916

Abstract

Sumber belajar adalah salah satu komponen pembelajaran yang cukup penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran. Pembelajaran sejarah di sekolah biasanya kurang memanfaatkan sumber belajar sejarah. Di dalam sekolah hendaknya harus memberikan pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengenal sejarah lokal, khususnya kesenian lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemanfaatan kesenian Genjring Ronyok pada pembelajaran sejarah lokal di SMA Negeri 1 Kawali kelas X IPS 2 dan mengetahui kendala apa saja yang dihadapi guru sejarah dan siswa dalam memanfaatkan kesenian Genjring Ronyok di SMA Negeri 1 Kawali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan pendekatan kualitatif. Metode ini mencakup beberapa tahap yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi atau penafsiran, penulisan. Hasil penelitian menunjukan, bahwa dengan pemanfaatan kesenian Genjring Ronyok pada pembelajaran sejarah lokal di SMA Negeri 1 Kawali peserta didik dapat menjadi lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dan siswa lebih mengetahui kesenian lokal di daerahnya. Adapun kendala yang dihadapi adalah keterbatasan waktu, sulitnya perizinan dan tempat kesenian Genjring Ronyok.Kata Kunci : Genjring Ronyok, Sumber Belajar, Sejarah lokal.
MAKNA FILOSOFIS TRADISI NYAWEN MASYARAKAT BINGKENG KECAMATAN DAYEUHLUHUR KABUPATEN CILACAP Siti Andreani; Uung Runalan Soedarmo; Wulan Sondarika
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 3, No 3 (2022): OKTOBER
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v3i3.8745

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi nyawen serta makna filosofis yang terkandung dalam tradisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi nyawen merupakan akulturasi kebudayaan tradisional masyarakat Desa Bingkeng dengan budaya Islam. Tradisi nyawen merupakan tradisi tolak bala yang dilaksanakan setiap awal tahun baru Islam. Tradisi ini bertujuan meminta keselamatan warga masyarakat beserta lingkungannya agar dijauhkan dari marabahaya. Prosesi pelaksanaan tradisi nyawen diawali dengan mempersiapkan perlengkapan untuk membuat sawen, proses pembacaan doa dan syukuran berupa makan bersama sebagai bentuk rasa syukur. Makna filosofis tradisi nyawen adalah sebagai wujud pengharapan masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan perlindungan dan keselamatan serta persatuan antar sesama untuk saling menjaga kelestarian alam sehingga masyarakat beserta lingkungan tempat tinggalnya dijauhkan dari marabahaya.