Luluk Jnauarti
STIKes Ngudia Husada Madura

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Community Empowerment Program: “Kebas” (Activity Free To Defecate Indiscriminately) Toward Open Defecation Free Village: Program Pemberdayaan Masyarakat Kebas (Kegiatan Bebas Bab Sembarangan) Menuju Desa ODF (Open Defecation Free) Luluk Jnauarti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2022): JPM | Maret 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i1.991

Abstract

Capaian  Pemerintah  berupa  Open defecation Free di  harapkan  bisa  tercapai,  yaitu  100%  terjaminnya  air  bersih  bagi masyarakat,  0%  untuk  pemukiman  kumuh  dan  100%  terjaminnya  sanitasi  masyarakat.  Di  harapkan  semua steakholder  dapat  bekerja  sama  dalam  menuju  akses  yang  sudah  di  canangkan  oleh  Pemerintah.  Untuk  masalah  akses terhadap  sanitasi,  khususnya  akses  masyarakat  terhadap  penggunaan  jamban, belum  menunjukkan  tanda-tanda  kemajuan  yang  signifikan  ,  padahal  sanitasi  merupakan  salah  satu  unsur  penting  bagi  peningkatan kesehatan  masyarakat  yang  pada  akhirnya  berujung  pada  peningkatan  kesejahteraan  masyarakat  pula. Desa Banyior merupakan salah satu desa dari Kecamatan Sepuluh Kabupaten Bangkalan  terletak 38 Km dari Kota Bangkalan, yang belum memiliki kemampuan ekonomi yang cukup baik dibandingkan desa-desa lain di wilayah Kabupaten Bangkalan. Hasil wawancara  warga,  beberapa  warga  masih  ada  yang  menggunakan  alur  sungai  sebagai  tempat  BAB  atau beraktifitas mandi dan mencuci di sungai karena warga masih beranggapan membangun jamban memerlukan biaya  yang  mahal. Tujuan pengabdian masyarakat ini Mewujudkan Desa ODF (Open Defecation Free) dengan program KeBaS (Kegiatan Bebas BAB Sembarangan) untuk mewujudkan kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Metode yang digunakan sosialisasi penyuluhan diare & PHBS kepada masyarakat, pembentukan kader JULIET kesehatan jamban sehat, pelatihan pembuatan jamban sehat ,pemicuan, agen of change ROMEO, go toilet( gotong royong membangun toilet), pelatihan pembuatan filter air, evaluasi program kebas bersama tim masyarakat desa Banyior, pendistribusian air bersih pada masyarakat, deklarasi ODF. Kegiatan  ini  berhasil  dilaksanakan  dengan  meningkatnya  pengetahuan  masyarakat mengenai pembuatan septik tank yang sehat serta  murah sehingga tidak lagi membuang kotoran langsung ke sungai
GASING (Stunting Prevention Movement) For Bajeman Village Communities Tragah District Bangkalan: GASING (Gerakan Pencegahan Stunting Bagi Masyarakat Desa Bajeman Kecamatan Tragah Kabupaten Bangkalan Luluk Jnauarti; M.Hasinuddin
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 4 (2022): JPM | Edisi Khusus 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i4.1300

Abstract

Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki peran sangat penting bagi agama, bangsa dan negara. Majunya sebuah agama, bangsa, dan negara sangat ditentukan oleh sikap dan prilaku generasi muda. Stunting merupakan insiden yang terjadi secara global, terbukti prevalensi stunting di Bangkalan yang paling tinggi di Jawa Timur. Gasing (Gerakan Pencegahan Stunting) merupakan program pemberdayaan masyarakat dan edukasi kepada masyarakat melalui pola-pola yang lebih berorientasikan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki responsifitas dan tangungjawab yang tinggi terhadap pencegahan stunting Hadirnya program ini membawa sisi kemanfaatan, masyarakat khususnya akan lebih rutin melakukan gerakanolahan pangan, menggunakan pangan lokal, dan gerakan dirumamasyarakat lebih dekat dengan pelayanan kesehatan, lebih terkontrol kesehatannya mnegukur tinggi badan dan berat badan, masyarakat dapat terlibat dalam peningkatan hidup. Mitra dari Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah Tim Pengerak PKK Desa Bajeman. Mengetahui secara komprehensif mengenai faktor-faktor genesitas stunting dapat memberikan konseptual informasi lebih akurat. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah stunting di Desa Bajeman Kecamatan Tragah Kabupaten Bangkalan yaitu peran petugas kesehatan dengan melakukan pendekatan seperti memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil, pemeriksaan ibu hamil minimal 4 kali serta mendapat tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, perbaikan gizi di 1000 hari pertama awal pertumbuhan, pemantauan tumbuh kembang di Posyandu menjadi indikator yang diukur oleh petugas kesehatan. Pendekatan tidak langsung seperti penyediaan air bersih, fasilitas sanitasi serta layanan kesehatan pun tercakup lewat dana desa. Desa diharapkan menjadi ujung tombak dalam upaya pemerintah Indonesia menekan angka kejadian stunting