Ivan Latue
Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial EKonomi Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERUBAHAN POLA KONSUMSI DARI PANGAN LOKAL KE PANGAN BERAS DI PEDESAAN PULAU SERAM UTARA: STUDI KASUS DI DESA BURIA KECAMATAN TANIWEL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Ivan Latue; Wardis Girsang; Johanna M Luhukay
Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan Vol 9, No 3 (2021): AGRILAN : JURNAL AGRIBISNIS KEPULAUAN
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/agrilan.v9i3.1362

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  1) Apakah telah terjadi pergeseran pola konsumsi pangan dari non beras ke beras serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan pola konsumsi tersebut. Metode penelitian adalah  survey dengan jumlah sampel yang ditentukan secara sengaja (purposive sampling) sebanyak 40 kepala rumah tangga dari 335 populasi. Data dianalisis dengan analisis  deskriptif kualitatif dan tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah konsumsi pangan lokal dan beras masing-masing 420 dan 414 kg/keluarga/tahun atau masing-masing 111 kg dan 104 kg/kapita per tahun atau total 215 kg/kapita/tahun. Namun demikian, nilai pengeluaran untuk pangan lokal dan beras masing-masing Rp 1,04 juta dan Rp 5,38 juta atau total sebesar Rp 6,42 juta per keluarga/tahun atau Rp1,63 juta/kapita/tahun. Artinya untuk jumlah yang hampir sama, pengeluaran untuk beras lebih dari lima kali lebih mahal dibanding pangan lokal. Dengan demikian ada fenomena perubahan pola konsumsi dari pangan lokal ke beras, walaupun 55% responden mempunyai preferensi sangat suka dan suka terhadap pangan lokal, dan hanya 20% yang tidak suka terhadap pangan lokal. Alasan menyukai beras berhubungan dengan komoditi beras mudah didapat, rasanya enak, mengenyangkan, harga terjangkau, sudah terbiasa, dan sebagai pangan nasional.