RRI Purwokerto mempunyai produksi acara yang bertajuk “Ketoprak” yang menunjukkan budaya lokal dan digemari oleh pendengar karena program dikemas lebih dekat dengan pendengar. Acara tersebut lebih mengutamakan kreativitas dan improvisasi dengan karakter yang dimiliki oleh masing-masing pemain. Sebagai panduan, pemain mengacu pada naskah yang dibuat oleh sutradara meskipun hanya berupa kerangka cerita serta beberapa catatan yang berkaitan dengan ketoprak. Permasalahan yang dihadapi oleh RRI Purwokerto adalah tidak semua sutradara mampu memahami karakter dan jiwa dari kesenian ketoprak disebabkan latar belakang budaya yang dimiliki oleh masing masing sutradara. Selain itu, tidak banyak sutradara yang tertarik menjadi sutradara ketoprak karena ada kecenderungan lebih suka menjadi sutradara drama yang dipandang lebih bersifat umum dan tidak rumit proses produksinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Penyutradaraan dan konsep ketoprak yang dijelaskan secara deskriptif dengan analisis tahapan produksi mulai dari tahap perencanaan, tahap produksi dan tahap pascaproduksi. Perencanaan diawali dengan menganalisis naskah, memahami karakter dan mengoptimalkan peran ke dalam naskah produksi. Pada tahap produksi, sutradara lebih memaksimalkan peran melalui suara, intonasi, kecepatan serta harmonisasi tokoh dalam dialog. Pada tahap pascaproduksi, sutradara lebih memperkuat nuansa yang menggambarkan tempat dan kejadian melalui musik dan efek suara.