Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi UKM Eko Bubut dengan Kolaborasi Pendekatan Konvensional 5 S dan Systematic Layout Planning (SLP) Alfian Rahmawan; Okka Adiyanto
Jurnal Humaniora Teknologi Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Humaniora Teknologi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jht.v6i1.72

Abstract

Pengaturan tata letak (layout) pabrik merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industi kecil maupun besar. UKM Eko Bubut merupakan UKM yang bergerak di bidang kerajinan kayu, UKM Eko Bubut ini memproduksi perlengkapan alat makan dari kayu berupa mangkok, piring, nampan, sendok, dan lain-lain Permasalahan yang dihadapi UKM Eko Bubut adalah pada tata letak lantai produksi yang tidak tertata rapi, dan tidak mempertimbangkan urutan proses pembuatan produk. Terdapat banyak departemen yang tidak tertata dengan baik, alat bantu / tools tidak ditata tetapi dibiarkan berserakan di area kerja. Bahan baku dan produk setengah jadi tidak tertata secara rapi dan banyak berserakan di area kerja. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya aliran material masuk dan keluar pada setiap departemen sehingga jarak material handling menjadi lebih besar selain itu juga terdapat back tracking pada proses pembuatan mangkok kayu. Pendekatan yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan pada UKM Eko Bubut yaitu dengan menerapkan pendekatan 5S dan metode Systematic Layout Planning (SLP). Pendekatan 5S digunakan untuk melakukan perencanaan layout supaya tertata rapi, ringkas, serta menciptakan kondisi kerja yang baik untuk pekerja. Metode Systematic Layout Planning (SLP) dipilih karena digunakan untuk merancang ulang layout lantai produksi dengan tujuan dapat meminimalkan material handling dengan mempertimbangkan aliran material. Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan perancangan tata letak dengan dan metode Systematic Layout Planning (SLP), maka didapatkan 5 alternatif layout dengan jarak perpindahan material dan nilai OMH yang berbeda-beda. Layout alternatif yang dipilih berdasarkan nilai jarak perpindahan dan OMH terkecil yaitu layout alternatif 5 dengan total jarak perpindahan sebesar 71,4 meter dan OMH sebesar Rp. 31.338,-
PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DUSUN MONGKRONG GUNUNG KIDUL Alfian Rahmawan; Farid Ma'ruf
SPEKTA (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Teknologi dan Aplikasi) Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/spekta.v1i1.2696

Abstract

DBD is an infectious disease by the Dengue virus, which is transmitted through the bite of Aedes aegypti mosquitoes. This disease's characteristics include sudden high fever accompanied by bleeding manifestations and the tendency to cause shock that can cause death. Until now, there is no cure for dengue fever or a vaccine. So the only way to prevent this disease is to break the chain of transmission. The main factor of dengue fever in Indonesia is the Aedes aegypti mosquito. Another way to avoid dengue fever is the correct 3M plus method, namely 1. Close, cover all places that can hold water, both inside and outside the house. 2. Drain, drain water reservoirs such as bathtubs, aquariums, and flower vases two times a week. The mosquito metamorphosis cycle, from egg to adult mosquito, lasts 8-10 days. 3. Bury. Bury all objects that can hold water, such as used cans or plastic containers. However, in the 3M movement, which has been renewed to 3M plus, this third M is no longer recommended because it can cause soil pollution
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi UKM Eko Bubut dengan Kolaborasi Pendekatan Konvensional 5 S dan Systematic Layout Planning (SLP) Alfian Rahmawan; Okka Adiyanto
Jurnal Humaniora Teknologi Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Humaniora Teknologi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jht.v6i1.72

Abstract

Pengaturan tata letak (layout) pabrik merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industi kecil maupun besar. UKM Eko Bubut merupakan UKM yang bergerak di bidang kerajinan kayu, UKM Eko Bubut ini memproduksi perlengkapan alat makan dari kayu berupa mangkok, piring, nampan, sendok, dan lain-lain Permasalahan yang dihadapi UKM Eko Bubut adalah pada tata letak lantai produksi yang tidak tertata rapi, dan tidak mempertimbangkan urutan proses pembuatan produk. Terdapat banyak departemen yang tidak tertata dengan baik, alat bantu / tools tidak ditata tetapi dibiarkan berserakan di area kerja. Bahan baku dan produk setengah jadi tidak tertata secara rapi dan banyak berserakan di area kerja. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya aliran material masuk dan keluar pada setiap departemen sehingga jarak material handling menjadi lebih besar selain itu juga terdapat back tracking pada proses pembuatan mangkok kayu. Pendekatan yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan pada UKM Eko Bubut yaitu dengan menerapkan pendekatan 5S dan metode Systematic Layout Planning (SLP). Pendekatan 5S digunakan untuk melakukan perencanaan layout supaya tertata rapi, ringkas, serta menciptakan kondisi kerja yang baik untuk pekerja. Metode Systematic Layout Planning (SLP) dipilih karena digunakan untuk merancang ulang layout lantai produksi dengan tujuan dapat meminimalkan material handling dengan mempertimbangkan aliran material. Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan perancangan tata letak dengan dan metode Systematic Layout Planning (SLP), maka didapatkan 5 alternatif layout dengan jarak perpindahan material dan nilai OMH yang berbeda-beda. Layout alternatif yang dipilih berdasarkan nilai jarak perpindahan dan OMH terkecil yaitu layout alternatif 5 dengan total jarak perpindahan sebesar 71,4 meter dan OMH sebesar Rp. 31.338,-