Nurhayati Nurhayati
Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnology

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PROSPEK PEMANFAATAN LIMBAH PERIKANAN SEBAGAI SUMBER KOLAGEN Nurhayati Nurhayati; Rosmawaty Peranginangin
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 3 (2009): December 2009
Publisher : Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnol

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.v4i3.157

Abstract

Pengolahan hasil perikanan seperti pengalengan dan filet ikan biasanya memiliki produk samping berupa kepala, sirip, tulang, sisik maupun kulit ikan dalam jumlah yang melimpah. Limbah perikanan tersebut dapat diproses lebih lanjut menjadi kolagen yang bernilai ekonomis tinggi. Kolagen terdapat pada jaringan ikat dalam kulit, tendon, tulang keras, dan tulang rawan. Pelarutan protein non kolagen, mineral maupun lemak diperlukan untuk memudahkan proses ekstraksi kolagen. Umumnya proses ekstraksi kolagen dilakukan dalam suasana asam. Namun, penggunaan pepsin pada proses ekstraksi ternyata diketahui dapat meningkatkan rendemen kolagen yang diperoleh. Karakteristik kolagen dapat dilihat dari kelarutan, viskositas, suhu denaturasi, dan kandungan asam amino yang diperoleh. Saat ini, penggunaan kolagen pada industri telah meluas, khususnya pada bidang medis, pangan, dan kosmetik. Menurut data statistik, diperkirakan bahwa limbah perikanan sebesar 1,81 juta ton pertahun dihasilkan oleh perikanan tangkap. Jika rendemen kolagen berkisar antara 11–63% maka diperkirakan dapat dihasilkan kolagen dalam jumlah yang besar, yaitu sekitar 0,20–1,14 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa limbah perikanan dapat menjadi sumber kolagen yang potensial.
Molecular Identification, Nutritional Profile and Heavy Metals Content of Edible Caulerpa from Binuangeun Coast, Banten Sihono Sihono; Bagus Sediadi Bandol Utomo; Nurhayati Nurhayati
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 16, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnol

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.525

Abstract

Two species of Caulerpa, locally known as “Pedesan” and “Latuh” have been traditionally consumed by coastal communities at Binuangeun, Banten. This study aimed to identify “Pedesan” and “Latuh” using the DNA barcoding method and to evaluate their nutrient and heavy metal contents. Fatty acids were determined by Gas Chromatography Flame Ionization Detector (GC FID), amino acids using Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC), and minerals using Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry (ICP OES). Based on the tufA gene sequences, the “Pedesan” was identified as Caulerpa racemosa var. macrophysa and “Latuh” as Caulerpa chemnitzia. Thirteen fatty acids were detected in C. racemosa var. macrophysa and twelve fatty acids in C. chemnitzia. Of the total fatty acid content, C. racemosa var. macrophysa contained 41.0% unsaturated fatty acids, dominated by linolenic acid and eicosapentaenoic acid. Meanwhile, C. chemnitzia contained 47.5%, dominated by oleic acid. Both seaweeds contained fatty acids with the w6/w3 ratio lower than 10, which could prevent heart disease risk based on World Health Organization (WHO) recommendation. The primary amino acids content in C. racemosa var. macrophysa were glutamic acid, alanine, serine and aspartic acid, while those in C. chemnitzia were glutamic acid, serine, aspartic acid, and glycine. The high content of glutamic acid in both samples indicated their potential use as food flavor enhancer. The Na/K ratio of C. racemosa var. macrophysa (40.31) and C. chemnitzia (27.48) were higher than those recommended by WHO. Heavy metals were not detected in either “Pedesan” nor “Latuh”, indicating that they are safe for consumption.