Joice M. M. Sondakh
Universitas Sam Ratulangi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DATA PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK) DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU PERIODE JANUARI 2014 – JUNI 2015 Kaligis, Virginia R.; Sondakh, Joice M. M.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.11036

Abstract

Abstract: PONEK is the form of the efforts to provide services for mothers and newborns in an integrated manner. The goal of PONEK is to reduce Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). Obstacles that slow the decline of MMR and IMR in Indonesia are barriers to the provision and access to emergency obstetric and neonatal care. This was a descriptive retrospective study. The most frequent type of labor is the spontaneous labor with back of the head position. Implementation of IMD (early initiation of breast-feeding) has not reached 100% because it is still focused on normal labor. PMK (kangaroo mother care) services has reached 100%, all BBLR (low birth weight) patients are treated with PMK. The most obstetric disease is premature labor. The most neonatal disease is caput succedaneum. MMR in 2014 was 298 deaths per 100.000 live births, until June 2015 increased 387 deaths per 100.000 live births. IMR for 2014 was 371 deaths per 1.000 live births, until June 2015 increased 453 deaths per 1.000 live births.Keyword: PONEKAbstrak: PONEK merupakan bentuk upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu. Tujuan PONEK adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kendala lambatnya penurunan AKI dan AKB di Indonesia adalah hambatan terhadap penyediaan dan akses pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif. Jenis persalinan tersering adalah spontan letak belakang kepala. Pelaksanaan IMD belum mencapai 100% karena masih terfokus pada persalinan normal. Pelayanan PMK sudah mencapai 100% yaitu seluruh pasien BBLR yang dirawat dilakukan PMK. Penyakit kebidanan terbanyak adalah ancaman partus prematurus. Penyakit neonatal terbanyak adalah caput succedaneum. AKI tahun 2014 adalah 298 kematian per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2015 sampai bulan Juni terjadi peningkatan 387 kematian per 100.000 kelahiran hidup. AKB selama tahun 2014 adalah 371 kematian per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2015 sampai bulan Juni terjadi peningkatan 453 kematian per 1.000 kelahiran hidup.Kata kunci: PONEK
HUBUNGAN JUMLAH PEMERIKSAAN ANTENATAL DENGAN HASIL KEHAMILAN DAN PERSALINAN DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO Simanjuntak, Janson; Sondakh, Joice M. M.; Wagey, Freddy
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4624

Abstract

Abstract: Maternal and perinatal mortality rate in Indonesia is still high. The most cause of maternal and perinatal deaths related to pregnancy and complication of pregnancy can be prevented. Adequate antenatal care is an important factor in reducing maternal and perinatal deaths. This is an analytic observasional cross-sectional study of 2268 women delivered and 2305 neonates born at Prof.Dr.R.D.Kandou Manado hospital  was used. Data is collected from medical record. This study shows that number of antenatal care <4 times is significantly associated with the incidence of severe asphyxia (p=0,003; PR: 2,047; 95% CI: 1,29-3,25) and low birth weight (p=0,000; PR: 1,713; 95% CI: 1,32-2,23). The number of antenatal care >4 times is significantly associated with operative delivery (p=0,001), this is due to Prof.Dr.R.D.Kandou Manado hospital is a referral hospital in North Sulawesi, many samples in this study are women with complicated pregnancy (26,7%). Pregnancy with complications is significantly related to operative delivery  (p=0,000; PR: 1,962; 95% CI: 1,77-2,17). Conclusion is number of antenatal care <4 times relates and increases the risk of incidence of asphyxia and low birth weight, while women with operative delivery are likely to have history of antenatal care visit more (>4 times) during pregnancy. Keywords: antenatal care, delivery outcome, pregnancy outcome.   Abstrak: Angka kematian ibu dan perinatal di Indonesia masih tinggi. Sebagian besar penyebab kematian ibu dan perinatal yang berhubungan dengan kehamilan dan komplikasi kehamilan dapat dicegah.Pemeriksaan antenatal yang adekuat merupakan faktor penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Jenis penelitian ini adalah analitik observatif cross-sectionalterhadap 2268 ibu yang melahirkan di RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado dan 2305 bayi yang dilahirkan. Data diperoleh dari catatan medis.Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah pemeriksaan antenatal <4 kali berhubungan dengan kejadian asfiksia berat (p=0,003; PR: 2,047; 95% CI: 1,29-3,25) danBBLR (p=0,000; PR: 1,713; 95% CI: 1,32-2,23). Jumlah pemeriksaan antenatal >4 kali berhubungan dengan persalinan tindakan (p=0,001), hal ini disebabkan RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado merupakan rumah sakit rujukan di Sulawesi Utara sehingga banyak sampel pada penelitian ini adalah ibu-ibu dengan kehamilan dengan komplikasi (26,7%). Kehamilan dengan komplikasi berhubungan dengan persalinan tindakan (p=0,000; PR: 1,962; 95% CI: 1,77-2,17). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah pemeriksaan antenatal <4 kali berhubungan dan meningkatkan risiko kejadian asfiksia berat dan BBLR, sementara itu wanita yang melakukan persalinan tindakan cenderung memiliki riwayat melakukan pemeriksaan antenatal lebih banyak (>4 kali) selama kehamilan. Kata kunci:hasil kehamilan, hasil persalinan, pemeriksaan antenatal