Rachmad Setijadi
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEHADIRAN PATAHAN GEOLOGI DI DAERAH BOJANEGARA, KABUPATEN SERANG, PROPINSI BANTEN Asmoro Widagdo; Rachmad Setijadi; Gentur Waluyo; Eko Bayu Purwasatriya
Geosapta Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v7i2.9439

Abstract

Daerah penelitian sesar Bojanegara berada di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Pulau Jawa Bagian Barat. Terdapat tiga kelurusan yang diduga sebagai struktur sesar yang diyakini sebagai sesar aktif. Kelurusan struktur diidentifikasi sebagai Sesar Bojanegara, Suralaya dan Margasari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis sesar yang terbentuk, panjang sesar dan sifat sesar di daerah penelitian. Penelitian pada jalur kelurusan sesar dilakukan melalui metode survei lapangan untuk mengamati, menentukan dan mengukur elemen struktur geologi yang ada. Pekerjaan lapangan dilakukan dengan mengidentifikasi, mengamati dan mengukur struktur kekar/rekahan dan sesar di permukaan yang sebelumnya diidentifikasi melalui peta topografi dan citra penginderaan jauh. Berdasarkan hasil penelitian, dengan analisis joint/rekahan dan sesar didapatkan jenis sesar yang berkembang. Ada tiga segmen sesar Northwest-Southeast (NW-SE). Ruas tenggara adalah sesar Bojanegara 1 dan Bojanegara 2. Kedua sesar tersebut membentuk daerah tumpang tindih yang membentuk zona transtensional. Sesar Bojanegaro 1 dan 2 merupakan sesar lateral kiri yang berarah baratlaut-tenggara. Kelurusan patahan sepanjang 12,2 km ke arah barat laut di kenali sebagai sesar sesar mengiri/sinistral. Sesar tersebut membuat zona transtensional di bagian tengah daerah penelitian. Sesar Margasari terbentuk di sebelah timur sesar utama sebagai sesar sekunder. Struktur geologi daerah Bojanegara dan sekitarnya dikendalikan oleh patahan/sesar yang kemungkinan masih aktif.
Asosiasi Fasies dan Lingkungan Pengendapan Batuan Sedimen Pliosen-Pleistosen Lembah Bumiayu, Jawa Tengah Akhmad Khahlil Gibran; Rachmad Setijadi; Eko Bayu Purwasatriya; Dimas Rizki Ananda; Muhammad Ilham Nabil
Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN) Vol 1, No 1 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.semitan.2022.3103

Abstract

Stratigrafi regional pada Lembah Bumiayu memiliki lingkungan pengendapan yang relatif berbeda terdiri dari Formasi Kalibiuk, Formasi Kaliglagah yang terendapkan pada lingkungan laut, Formasi Mengger dan Formasi Gintung yang terendapkan pada lingkungan non laut. Secara stratigrafi daerah penelitian tersusun atas 10 litofasies secara deskriptif, yaitu batulempung masif karbonat (Fm), batupasir sedang laminasi karbonat (Sh), batupasir kasar silang-siur (Sp), batupasir kasar laminasi (Sh), batupasir kasar laminasi karbonat (Sh), batupasir sedang silang-siur karbonat (Sp), Konglomerat massif karbonat (Gcm), Konglomerat massif (Gcm), Batupasir sedang silang-siur (St), dan batupasir sedang laminasi (Sh). Berdasarkan asosiasi fasies dengan pendekatan model fasies, rekonstruksi paleogeografi daerah penelitian terbagi menjadi 5 tahapan event perubahan asosiasi fasies yaitu pada N19 – N20 terendapkan fasies offshore dengan pengendapan progradasi, Pada N20 – N21 mengalami progradasi terendapkan fasies beach kemudian terjadi retrogradasi dan terendapkan fasies shoreface, Pada N21 – N22 terjadi pengendapan progradasi sehingga terendapkan fasies braided channel fluvial system, dan pada N22 – N23 terjadi kembali pengendapan retrogradasi sehingga terendapkan fasies shoreface.