Jemmy Souhoka
UPT. Loka Konservasi Biota Laut – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bitung Jln.Tandurusa No.1. Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia. 95527 HP: 08124402063

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kondisi Karang Batu di Perairan Pulau Mantihage Kabupaten Minahasa Utara, Propinsi Sulawesi Utara Souhoka, Jemmy
0853-8670
Publisher : PBI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.082 KB)

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan pesisir yang dijumpai hampir di seluruh perairan pantai Indonesia. Keberadaan ekosistem ini sangat penting bagi kehidupan organisme yang ada didalamnya maupun yang berasosiasi dengannya. Karang batu merupakan salah satu komponen utama pembentuk ekosistem ini. Penelitian terumbu karang telah dilakukan di Pulau Mantihage Propinsi Sulawesi Utara pada 5 stasiun pengamatan di bulan September 2010 menggunakan metode transek garis. Tujuan penelitian ini mengetahui kondisi karang batu di perairan Pulau Mantihage. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase karang batu tertinggi di jumpai di stasiun 2 sebesar 71,57% dan terendah di stasiun 4 sebesar 27,90%. Nilai keanekaragaman jenis (H) tertinggi 1,07 dijumpai di stasiun 2 dan terendah 0,69 di stasiun 5. Kemerataan jenis (j) tertinggi 0,72 ditemukan di stasiun 4 dan terendah 0,44 yang ditemukan di stasiun 5. Sebanyak 97 jenis karang batu milik 15 suku ditemukan di area penelitian. Secara umum rata-rata persentase karang batu di perairan Pulau Mantihage sebesar 45,78 % yang berarti masuk dalam kategori sedang.Kata kunci: Kondisi, karang batu, Pulau Mantihage, Sulawesi Utara
Struktur Komunitas Karang Jamur (Fungiidae) di Perairan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah Souhoka, Jemmy
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 2 (2016): June 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.198 KB) | DOI: 10.24002/biota.v1i2.991

Abstract

Karang jamur (Fungiidae) termasuk salah satu suku karang keras (Scleractinian) yang hidup soliter dan bebas tidak melekat pada substrat dasar perairan. Penelitian tentang jenis karang jamur dan struktur komunitasnya belum banyak terungkap, salah satunya di perairan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Tujuan penelitian ini mendapatkan data komposisi jenis dan struktur komunitas karang jamur di perairan Pulau Haruku. Penelitian struktur komunitas karang jamur telah dilakukan pada bulan April 2014 di perairan Pulau Haruku yang bertempat di 4 lokasi yaitu Desa Hulaliu (Stasiun 1), Desa Aboru (Stasiun 2), Desa Haruku (Stasiun 3) dan Desa Kailolo (Stasiun 4). Metode penelitian yang digunakan yaitu transek sabuk dengan luas transek 140m² (2x70m). Hasil analisis ditemukan 12 jenis karang jamur yang mewakili 6 genus. Karang jamur jenis Fungia concinna, Fungia fungites dan Herpolitha limax sangat dominan ditemukan di perairan Pulau Haruku. Nilai indeks keanekaragaman spesies (H) berkisar dari 0,72 – 0,92 dalam kondisi rendah atau tidak stabil. Nilai keseragaman jenis (E) berkisar dari 0,72 – 0,90 yang berarti komunitas labil sampai stabil. Nilai indeks dominansi jenis (D) berkisar dari 0,15 – 0,28 yang berarti dominansi rendah. Kekayaan jenis (d) berkisar dari 4,34 – 6,38. Kepadatan karang jamur untuk tiap stasiun berkisar dari 0,25 (Stasiun 4) – 0,50 individu/m² (Stasiun 1). Perairan pulau Haruku cukup baik bagi pertumbuhan karang jamur.
Kondisi Karang Batu di Perairan Pulau Mantihage Kabupaten Minahasa Utara, Propinsi Sulawesi Utara Souhoka, Jemmy
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 17, No 3 (2012): October 2012
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.082 KB) | DOI: 10.24002/biota.v17i3.142

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan pesisir yang dijumpai hampir di seluruh perairan pantai Indonesia. Keberadaan ekosistem ini sangat penting bagi kehidupan organisme yang ada didalamnya maupun yang berasosiasi dengannya. Karang batu merupakan salah satu komponen utama pembentuk ekosistem ini. Penelitian terumbu karang telah dilakukan di Pulau Mantihage Propinsi Sulawesi Utara pada 5 stasiun pengamatan di bulan September 2010 menggunakan metode transek garis. Tujuan penelitian ini mengetahui kondisi karang batu di perairan Pulau Mantihage. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase karang batu tertinggi di jumpai di stasiun 2 sebesar 71,57% dan terendah di stasiun 4 sebesar 27,90%. Nilai keanekaragaman jenis (H) tertinggi 1,07 dijumpai di stasiun 2 dan terendah 0,69 di stasiun 5. Kemerataan jenis (j) tertinggi 0,72 ditemukan di stasiun 4 dan terendah 0,44 yang ditemukan di stasiun 5. Sebanyak 97 jenis karang batu milik 15 suku ditemukan di area penelitian. Secara umum rata-rata persentase karang batu di perairan Pulau Mantihage sebesar 45,78 % yang berarti masuk dalam kategori sedang.Kata kunci: Kondisi, karang batu, Pulau Mantihage, Sulawesi Utara
Community Structure Of Mushroom Coral (Fungiidae) In Banggai Island , Central Sulawesi Hermanto, Bambang; Souhoka, Jemmy
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 3, No 2 (2015): EDISI JULI - DESEMBER 2015
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.3.2.2015.13225

Abstract

Mushroom coral is one of the component of hard coral family in ordo Scleratinia where this life was free living on substrate. Structure community of mushroom coral study in the waters of the Banggai Archipelago in Central Sulawesi province has not been done much. Observation on community structure of mushroom coral at Banggai Archipelago waters was conducted on July 2011. The purpose of this study  to determine the species composition, diversity, evenness, density and dominance species of musrhoom coral.The method used in this research is belt transects that made ​​ parallelly extended to the shoreline with the size of 100 x 3 m2. Mushroom coral species observation done visually by counting the number of species.  It was found 27 species belong to 10 genus of mushroom corals. The highest diversity index (H) was 1,19 at station 9 and the minimum was 0,95 at station 4.  The highest avenness index (j) was 0,69 at station 3 and the minimum was 0,44 at station 8.  The highest dominance index (D) was 0,14 at station 7 and minimum was 0,08 at station 6.  Identification results shows that there are 5 species of mushroom coral found in the 9 station, which is Fungia concinna, F. repanda, F. fungites, F. costulata and Herpolita limax. Keywords : community structure, mushroom coral, banggai archipelago, Central Sulawesi   ABSTRAK Karang jamur merupakan salah satu family karang batu yang masuk dalam ordo Scleractinia dimana hidupnya bebas pada substrat. Penelitian mengenai struktur komunitas karang jamur di perairan kepulauan Banggai propinsi Sulawesi Tengah belum banyak dilakukan. Pengamatan struktur komunitas karang jamur di perairan Kepulauan Banggai telah dilakukan pada bulan Juli 2011. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat komposisi jenis, keanekaragaman jenis, kemerataan jenis, kepadatan dan dominansi jenis karang jamur.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu transek sabuk yang dibuat memanjang garis pantai dengan luas transek 100 x 3m². Pengamatan jenis karang jamur dilakukan secara visual dengan menghitung jumlah tiap jenis.  Hasil analisis menunjukkan jumlah jenis karang jamur yang ditemukan sebanyak 27 jenis yang mewakili 10 marga.  Indeks keanekaragaman jenis (H) tertinggi dijumpai di stasiun 9 sebesar 1,19 dan terendah di stasiun 4 sebesar 0,95.  Indeks kemerataan jenis (j) tertinggi ditemukan di stasiun 3 sebesar 0,69 dan terendah di stasiun 8 sebesar 0,44.  Indeks dominansi jenis (D) tertinggi dijumpai di stasiun 7 sebesar 0,14 dan terendah di stasiun 6 sebesar 0,08.  Hasil identifikasi jenis menunjukkan ada 5 jenis karang jamur yang ditemukan di 9 stasiun yaitu Fungia concinna, F. repanda, F. fungites, F. costulata dan Herpolita limax. Kata kunci : Struktur komunitas, Karang jamur, Kepulauan Banggai
Sebaran dan Kondisi Karang Batu di Perairan Kecamatan Wori, Sulawesi Utara Souhoka, Jemmy
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 15, No 1 (2010): February 2010
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v15i1.2652

Abstract

Hard or stony coral is one important component to structure the coral reef ecosystem and play a significant role for its marine life and its surrounding. Therefore, the condition of reef ecosystem needs to be maintained. Research on stony coral condition and distribution in waters of Wori Village, North Sulawesi, was conducted in April 2008. Line Intercept Transect was applied to assess the coral condition. A 50 m line transect was set on the 5 - 7 m depth horizontally coastal line with assumption that in this depth, coral growth well. The results of this study show that the condition of coral was between 1,00 and 53,44% indicating the condition ranged from bad to good category. Stony coral distribution was found up to 20 m depth, with the highest diversity and evennes indices were 1,06 at station 3, and 0,56 at station 4, respectively. Numbers of stony coral were 99 species belonging to 40 genus and 14 families.
Mapping Benthic Habitat Distribution and Coral Reef Health Index in Ternate Island and Tidore Island, North Maluku Patty, Simon I.; Souhoka, Jemmy; Makatipu, Petrus C.; Rizqi, Marenda Pandu
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.54054

Abstract

Coral reefs are underwater marine organisms whose coverage can be identified using remote sensing technology utilizing satellite imagery. The benthic habitats classification and coral reef health index analysis were carried out on the Ternate and Tidore islands in June 2021. This study aims to map the distribution of benthic habitat as well as calculate the value of the coral reef health index. The processing of satellite imagery data from Landsat 8, using ENVI 5.3 and ArcGIS 10.1 software. The "depth invariant index" algorithm is used in the image sharpening process (Lyzenga, 1981). The maximum likelihood classification technique is used to identify substrate type, with a confusion matrix used to test its accuracy. The coral reef health index assessment is based on the condition of live coral cover, resilience level, and reef fish biomass. The results from water column image classification showed that there were four classes of habitat, i.e. coral, seagrass, sand, and rubble with an overall accuracy value of 85.86% and kappa coefficient of 0.80605. The total area of classified coral reefs is 1152.85 hectares. The coral reef health index values ranged from 2 to 8 with an average of 5, which translates to a moderate percentage of live coral cover, high resilience, and low fish biomass. Keywords: coral reefs, benthic habitat, health index, Landsat 8 images.   Abstrak Terumbu karang merupakan objek tutupan bawah air laut yang dapat diidentifikasi menggunakan teknologi penginderaan jauh yakni memanfaatkan citra satelit. Klasifikasi habitat bentik dan analisis indeks kesehatan terumbu karang telah dilakukan di pulau Ternate dan pulau Tidore pada bulan Juni 2021. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran habitat bentik serta mengetahui nilai indeks kesehatan terumbu karang. Pengolahan data citra Landsat 8 dengan perangkat lunak ENVI 5.3 dan ArcGIS 10.1. Proses penajaman citra menggunakan algoritma “depth invariant index” (Lyzenga, 1981). Teknik klasifikasi maximum likelihood digunakan untuk identifikasi objek dasar perairan dan uji akurasi menggunakan confusion matrix. Penilaian indeks kesehatan terumbu karang berdasarkan kondisi tutupan karang hidup, tingkat resiliensi dan biomassa ikan karang. Hasil klasifikasi citra kolom air mendapatkan empat kelas habitat yaitu karang, lamun, pasir dan pecahan karang mati (rubble) dengan nilai akurasi keseluruhan sebesar 85,86 % dan koefisien kappa sebesar 0,80605. Total luasan area terumbu karang hasil klasifikasi adalah 1152,85 ha. Nilai indeks kesehatan terumbu karang berkisar antara 2 sampai 8, dengan rata-rata 5 yang menggambarkan persentase tutupan karang hidup sedang, tingkat resiliensi tinggi dan biomassa ikan rendah. Kata kunci: terumbu karang, habitat bentik, indeks kesehatan, citra Landsat 8.