Fatmawati Djafri
Program Studi DIII Bahasa Jepang, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kendala Berkomunikasi yang Dihadapi oleh Tenaga Profesional Penutur Bahasa Jepang di Perusahaan Jepang Lufi Wahidati; Fatmawati Djafri
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v5i1.10523

Abstract

Dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan bahasa asing untuk komunikasi bisnis, dilakukan survei pendahuluan terkait kendala berkomunikasi yang dihadapi oleh staf Indonesia penutur bahasa Jepang. Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi jenis kesulitan, situasi-situasi yang sering menimbulkan kesulitan berkomunikasi, serta penyebab terjadinya permasalahan komunikasi menurut para tenaga profesional penutur bahasa Jepang yang bekerja di perusahaan Jepang. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mix method) antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian diawali dengan pengumpulan data menggunakan angket. Simpulan sementara yang diperoleh dari hasil analisis angket kemudian akan diuji kembali melalui wawancara mendalam (in-depth interview) pada beberapa responden yang terpilih. Hasil wawancara dan data dari angket kemudian dianalisis kembali untuk mendapatkan simpulan akhir dari penelitian. Berdasarkan analisis, disimpulkan bahwa staf Indonesia penutur bahasa Jepang terutama mengalami permasalah berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang saat harus melakukan komunikasi secara spontan tanpa adanya persiapan. Kendala tersebut banyak terjadi pada saat diskusi, rapat, juga komunikasi melalui telpon. Terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya kendala berkomuniasi dengan penutur jati bahasa Jepang. Faktor internal meliputi faktor penguasaan bahasa dan faktor perbedaan budaya, sedangkan faktor eksternal terjadi karena perbedaan budaya kerja di Indonesia dan di Jepang.