Dewangga Palguna
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jl. Perhubungan I No. 5, Pondok Betung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KAJIAN KONDISI ATMOSFER SAAT KEJADIAN PUTING BELIUNG DI YOGYAKARTA (STUDI KASUS 24 APRIL 2018) I Nyoman Wahyu Widya Utama; Dewangga Palguna; Reynold Mahubessy; Prabu Aditya; Paulus Agus Winarso
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2018: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.846 KB) | DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28528

Abstract

Abstract: On April 24, 2018, landspout occurred in the Yogyakarta area. Based on the report of the BPBD DIY Emergency Operation Center, this incident caused significant losses, including about 34 houses damaged and trees collapsed at a number of points. According to BMKG, landspout can generally occur when entering the transition season. The data used in this study are surface air observation data, radar data, and satellite data that are used to see cumulonimbus cloud growth. The method used is descriptive analysis to look at atmospheric dynamics when the landspout occurs. Based on the results of the analysis carried out the data used can show the process and characteristics of the landspout occurrence including a fairly low surface pressure decrease at the time of the incident, satellite imagery shows a collection of convective clouds that cause convection process, while radar images show a range of reflectivity between 30-35 dBZ.Abstrak: Pada tanggal 24 April 2018 terjadi puting beliung di wilayah Yogyakarta. Berdasarkan laporan Pusdalops BPBD DIY kejadian ini menimbulkan kerugian yang cukup signifikan diantaranya sekitar 34 rumah rusak dan pohon tumbang di sejumlah titik. Menurut BMKG, puting beliung umumnya dapat terjadi saat memasuki musim pancaroba. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengamatan udara permukaan, data radar, dan data satelit yang digunakan untuk melihat pertumbuhan awan cumulonimbus. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk melihat dinamika atmosfer saat terjadinya putting beliung. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan data-data yang digunakan dapat menunjukkan proses serta karakterisitik terjadinya angin puting beliung diantaranya terjadi penurunan tekanan permukaan yang cukup rendah pada saat kejadian, citra satelit menunjukan kumpulan awan-awan konvektif yang menimbulkan proses konveksi, sedangkan citra radar menunjukan reflektivitas berkisar antara 30-35 dBZ.