Nur Hadi
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Pekanbaru

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pendidikan Teologi Lintas Agama dalam Meraih Keluarga Bahagia (Analisis Teori Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu) Nur Hadi
AL-USWAH: Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Agama Islam Vol 1, No 2 (2018): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.242 KB) | DOI: 10.24014/au.v1i2.5224

Abstract

This article wants to reveal cross-ideological religious education in conceptualizing a happy family. The most important thing is that religious education is very urgent in forming a family of happiness that is indoctrinated in a family. This research method uses qualitative descriptive concept, with research type of library of Risert (bibliography), data collection method is using primary and secondary data and technical data analysis is using contents analysis method (deductive and inductive). Religious education is the best way to achieve the happiness of the hereafter. Religious education is the perfect solution for achieving individual happiness, the smallest group (family) and community groups. Religious education is an easy way to achieve physical and spiritual happiness in its entirety. Religious education is a necessity for every religious community as a theory to reach the happiness of soul, family and society. Happy family will be obtained if the understanding of religion that is applied by every family member in the household and society. The happiness of society is the happiest family happiness in a country or group of people, in Islamic teachings called baldatun thayyibatun wa raobbun ghafur.
Transaksi Pedagang Asongan Menurut Ekonomi Syariah Nur Hadi
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 30 No. 2 (2019): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v30i2.815

Abstract

Abstrak Pedagang asongan yang berjualan, mereka memilih menjadi pedagang asongan dengan alasan ekonomi, pendidikan, perekonomian keluarga, tidak adanya pekerjaan lain dan usia kerja. Pedagang asongan yaitu pedagang yang menjual barang dagangan berupa barang-barang yang ringan dan mudah dibawa seperti air mineral, koran, rokok, permen, tisu, dan lain-lain dan banyak kita jumpai di perempatan jalan di kota-kota, halte, terminal, di bus, kereta api, stasiun. Pedagang asongan sebagai salah satu pelaku aktivitas ekonomi di sektor informal turut menyumbangkan kontribusi besar bagi perekonomian nasional dengan menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan kemiskinan, hal ini sesuai dengan sistem ekonomi syariah. Pedagang asongan sistem jual-beli barang dagangan yang terjadi yakni penjualan secara serah terima langsung atau penjualan yang bersifat face to face. Mekanisme penetapan harga yang dibuat oleh pedagang asongan adalah dimana mereka menetapkan berapa modal yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan barang yang akan didagangkan lagi, kemudian mehitung berapa biaya yang dikelurkan untuk menuju lokasi berjualan serta setoran. Namun sesuai prinsip ekonomi, jika barang banyak harga rendah, jika barang sedikit dan susah harga naik, teori ini disebut dengan teori inflasi. Maka penetapan harga oleh pedagang asongan sesuai kondisi perekonomian masyarakat pada saat itu. Bila dicermati diberbagai tempat adanya pedagang asongan transaki perdagangan pedagang asongan masih sesuai dengan prinsif ekonomi Syariah, kecuali segelintir orang yang tidak paham dengan Islam. Maka keberadaan pedagang asongan sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Syariah di masyarakat. Jika dalam transaksinya selalu dibarengi dengan keadilan, kesetaraan dan amanah. Kata Kunci : Analisis, Transaksi, Pedagang, Asongan, Ekonomi Islam.
Transaksi Pedagang Asongan Menurut Ekonomi Syariah Nur Hadi
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 30 No. 2 (2019): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v30i2.815

Abstract

Abstrak Pedagang asongan yang berjualan, mereka memilih menjadi pedagang asongan dengan alasan ekonomi, pendidikan, perekonomian keluarga, tidak adanya pekerjaan lain dan usia kerja. Pedagang asongan yaitu pedagang yang menjual barang dagangan berupa barang-barang yang ringan dan mudah dibawa seperti air mineral, koran, rokok, permen, tisu, dan lain-lain dan banyak kita jumpai di perempatan jalan di kota-kota, halte, terminal, di bus, kereta api, stasiun. Pedagang asongan sebagai salah satu pelaku aktivitas ekonomi di sektor informal turut menyumbangkan kontribusi besar bagi perekonomian nasional dengan menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan kemiskinan, hal ini sesuai dengan sistem ekonomi syariah. Pedagang asongan sistem jual-beli barang dagangan yang terjadi yakni penjualan secara serah terima langsung atau penjualan yang bersifat face to face. Mekanisme penetapan harga yang dibuat oleh pedagang asongan adalah dimana mereka menetapkan berapa modal yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan barang yang akan didagangkan lagi, kemudian mehitung berapa biaya yang dikelurkan untuk menuju lokasi berjualan serta setoran. Namun sesuai prinsip ekonomi, jika barang banyak harga rendah, jika barang sedikit dan susah harga naik, teori ini disebut dengan teori inflasi. Maka penetapan harga oleh pedagang asongan sesuai kondisi perekonomian masyarakat pada saat itu. Bila dicermati diberbagai tempat adanya pedagang asongan transaki perdagangan pedagang asongan masih sesuai dengan prinsif ekonomi Syariah, kecuali segelintir orang yang tidak paham dengan Islam. Maka keberadaan pedagang asongan sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Syariah di masyarakat. Jika dalam transaksinya selalu dibarengi dengan keadilan, kesetaraan dan amanah. Kata Kunci : Analisis, Transaksi, Pedagang, Asongan, Ekonomi Islam.