Dendy Dwi Ramadhani
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Anestesi Epidural Thorakal pada Operasi Thorakotomi Dekortisasi pada Pasien dengan Tuberkulosis Pyopneumothorax Dendy Dwi Ramadhani; Taufiq Agus Siswagama
Journal of Anaesthesia and Pain Vol 2, No 1 (2021): January
Publisher : Faculty of Medicine, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jap.2021.002.01.07

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis pyopneumothorax adalah kejadian yang mengarah pada komplikasi parah dan serangkaian tantangan pengobatan terutama dalam manajemen anestesi. Penggunaan teknik epidural thorakal telah mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan operasi abdomen, thorakal dan kardiovaskuler. Tujuan dari penggunaan anestesi epidural thorakal tidak semata untuk menghalangi rangsangan nyeri melalui serabut saraf afferent luka operasi tetapi juga simpatektomi yang selektif pada daerah thorakal. Kombinasi dengan teknik anestesi umum akan mengurangi kedalaman anestesi, kondisi hemodinamik yang lebih stabil dan pemulihan lebih cepat. Kasus: Seorang laki-laki usia 52 tahun, dengan diagnosis pyopneumothorax spontan dan tuberculosis paru, menjalani operasi thorakotomi dekortikasi dengan anestesi umum dikombinasi epidural thorakal. Anestesi epidural dilakukan dengan cara pendekatan median setinggi vertebra T7-T8 dengan target blok T2-T6, dan insersi dengan cara loss of resistancepada kedalaman 3,5 cm dan kateter sedalam 6 cm. Setelah dilakukan test dose negatif, dilanjutkan dengan intubasi endotrakeal menggunakan double lumen tube. Ropivacaine 0,375 % 6 ml+ fentanil 50 µg diberikan ke dalam kateter epidural. Selama operasi ditemukan kondisi yang stabil dengan tingkat sedasi cukup dalam. Kesimpulan: Teknik anestesi epidural thorakal memiliki efek yang menguntungkan seperti analgesia, kejadian perubahan hemodinamik yang minimal dan risiko komplikasi pascaoperasi yang lebih rendah. Hal tersebut bermanfaat dalam tindakan bedah thoraks dan tatalaksana nyeri pascaoperasi.