Liestiana Indriyati
Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh infeksi hookworm terhadap kadar hemoglobin penambang intan Liestiana Indriyati; Wulan Sari R.G. Sembiring
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases Vol 4 No 1 (2018): JHECDs Vol. 4, No. 1, Juni 2018
Publisher : Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.951 KB) | DOI: 10.22435/jhecds.v4i1.313

Abstract

Hookworm adalah salah satu dari Soil Transmitted Helmints (STH) yang merupakan penyakit neglected diseasesterpenting dan penyakit parasit terpenting kedua setelah malaria. Infeksi Hookworm terjadi akibat kontak langsung dengan tanah sehingga para penambang intan khususnya penambang intan tradisional memiliki resiko yang tinggi untuk terserang. Hookworm menyerang mukosa usus dan menghisap darah sehingga dapat menyebabkan anemia yang dapat menurunkan produktifitas kerja. Penelitian kuantitatif observasional dengan desain potong lintang, di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru bulan Maret–Oktober 2014. Populasi adalah seluruh pekerja tambang intan di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru sedangkan sampel penelitian adalah pekerja tambang intan tradisional di dua lokasi penambangan intan terbesar di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka sebanyak 129 penambang intan. Kegiatan antara lain pembagian pot tinja, pengumpulan sampel feses, pemeriksaan sampel feses menggunakan metode Kato Katz, pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar hemoglobin. Analisis lanjut berupa perhitungan jumlah telur per gram dan per hari dilanjutkan dengan perhitungan jumlah cacing dan perhitungan kehilangan darah akibat Hookworm yang diderita. Ditemukan 6 orang penambang intan yang positif terinfeksi Hookworm(SPR 4,65%) dengan jumlah cacing berkisar 1-4 ekor dan tergolong infeksi ringan. Kehilangan darah pada penambang intan di Desa Sungai Tiung Banjarbaru berkisar 2,2 cc/hari atau 66 cc/bulan atau 803 cc/tahun yang mengakibatkan penurunan kadar Hb menjadi di bawah normal seiring dengan banyaknya jumlah cacing yang diderita. Keberadaan 2 ekor cacing Hookworm telah berimbas pada penurunan kadar Hb di bawah normal sehingga diperlukan suplemen zat besi untuk mengembalikan kadar hemoglobin ke batas normal sesuai tingkat keparahan anemia Abstract. Hookworm is one of Soil Transmitted Helmints (STH) which is the most important neglected diseases and the second most important of parasitic disease after malaria. Hookworm infections occur from direct contact with the ground so that the diamond miners, especially traditional diamond miners have a high risk for infected. Hookworm invade the intestinal mucosa and suck blood so that it can lead to anemia that can reduce work productivity. Quantitative research is observational with cross sectional design, in Sungai Tiung Cempaka subdistrict Banjarbaru was held from March to October 2014. The population is all diamond miners in Sungai Tiung Cempaka subdistrict Banjarbaru while the sample is a traditional diamond mine workers in the two largest diamond mining sites in Sungai Tiung Cempaka subdistrict by 129 diamond miners. The activities include the distribution of pot stool, stool sample collection, examination of stool samples using the Kato Katz, blood sampling for hemoglobin levels examination. Further analysis such as calculation of the number of eggs per gram and per day followed by calculation of the number of worms and calculation of blood loss due to hookworm suffered. The research found 6 diamond miners were positively infected with hookworm (SPR 4.65%) with the number of worms ranging from 1-4 worm and categorized as mild infections. Blood loss on diamond miners in Sungai Tiung Banjarbaru range of 2.2 cc/day or 66 cc/month or 803 cc/year, resulting in a decrease of hemoglobin concentration to below normal due to the large number of worms are suffered. The existence of two Hookworm have impact on the decrease of normal hemoglobin concentration below that required an iron supplement to restore hemoglobin levels to the normal range according to severity of anemia.
Evaluasi Program Pilot Project Transformasi Layanan Primer di Puskesmas Telaga Bauntung Kabupaten Banjar Tahun 2022 Liestiana Indriyati; Akhmad Wahyudin; Eva Sulistyowati
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 18 No 1 (2023): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN VOLUME 18 NOMOR 1 JUNI 2023
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47441/jkp.v18i1.311

Abstract

Primary healthcare transformation (PHT) is one of health transformation to improve health services (HS) quality in Indonesia. PHT refers to the life cycle as the focus of transforming HS, bringing HS closer to the community through the village networking level, and strengthening local area monitoring (LAM) through the village health situation dashboard. This research is PAR with mixed methods on July–October 2022 at Telaga Bauntung Health Center and selected villages, Lok Tanah and Telaga Baru, Banjar, South Kalimantan. PHT carried out at various levels can increase HS coverage and quality, brings HS closer to the community, and improves LAM manually due to imperfect application and internet connection. PHT implementation is not entirely appropriate with technical guidelines due to various limitations or innovations according to local conditions. PHT scale-up requires clarifying primary care, resource management efforts, and cross-sectoral support. Transformasi Layanan Primer (TLP) merupakan satu dari enam pilar transformasi kesehatan yang dilaksanakan guna meningkatkan kualitas pelayaan kesehatan di Indonesia. Transformasi layanan primer mengacu pada siklus hidup sebagai fokus transformasi pelayanan kesehatan, mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun, dan memperkuat pemantauan wilayah setempat (PWS) melalui dashboard situasi kesehatan per desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan program pilot project TLP dalam rangka mendapatkan masukan dalam potensi scale up kedepan. Penelitian ini adalah Participatory Action Research (PAR) menggunakan mix methode selama 3 bulan (13 Juli - 15 Oktober 2022) di Puskesmas Telaga Bauntung Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan, dengan dua desa terpilih yaitu Desa Lok Tanah dan Telaga Baru. Trasformasi layanan primer yang dilaksanakan pada berbagai level (puskesmas, posyandu prima, posyandu dusun) meningkatkan cakupan dan kualitas layanan kesehatan, mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat serta meningkatkan pemantauan wilayah setempat (PWS) meskipun sebagian masih dilakukan secara manual dikarenakan terkendala aplikasi yang digunakan belum sempurna dan jaringan internet yang tidak stabil/tidak tersedia, pelaksanaan transformasi layanan primer tidak sepenuhnya sesuai dengan pedoman/petunjuk teknis yang telah disusun karena berbagai keterbatasan ataupun inovasi yang dilakukan sesuai kondisi di daerah. Potensi scale up transformasi layanan primer memerlukan penetapan kelembagaan posyandu prima, manajemen sumber daya serta dukungan lintas sektor.