Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS APBD TAHUN 2012 Sudarwanto, Adenk
JURNAL STIE SEMARANG Vol 5 No 1 (2013): VOLUME 5 NOMOR 1 EDISI FEBRUARI 2013
Publisher : JURNAL STIE SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.058 KB)

Abstract

Dalam  melakukan  analisis  pendaptan  terdapat  empat  rasio  yang  dapat  dilihat secara detail, yaitu rasio pajak ( tax ratio ),rasio pajak perkapita ( tax perkapita),ruang fiskal ( fiscal space) serta ketergantungan fiskal. Dua rasio pertama ( tax ratio dan tax perkapita ) menyoroti pajak daerah sebagai sumber utama PAD yang diperbandingkan dengan PDRB dan jumlah penduduk, sedangkan dua rasio yang terakhir menyoroti pengelolaan pendapatan daerah untuk memenuhi kebutuhan belanjanya, serta kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan daerah dengan tidak tergantung dari pihak eksternal. Ruang fiskal ( fiskal space ) merupakan suatu konsep untuk mengukur fleksibilitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mengalokasi APBD untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas daerah. Oleh karena itu bagi pemerintah daerah yang memiliki ruang fiskal yang terbatas, diperlukan kejelian dan strategi yang tepat dalam mengalokasikan belanjanya pada kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas daerah dan mempunyai daya ungkit (leverage) yang tinggi bagi perekonomiannya. Rasio ketergantungan daerah dicerminkan oleh rasio PAD terhadap total pendapatan, serta rasio transfer terhadap total pendapatan. Dua rasio tersebut memiliki sifat berlawanan, yaitu semakin tinggi rasio PAD, semkin rendah ketergantungan daerah dan sebaliknya untuk rasio transfer, semakin tinggi rasio transfer semakin tinggi ketergantungan daerah. Terkait dengan belanja daerah analisis meliputi   rasio belanja pegawai terhadap total belanja, rasio belanja modal per total belanja, rasio belanja modal per jumlah penduduk, rasio bantuan sosial terhadap total belanja daerah. Mencermati perkembangan APBD 2009 – 2012 dan APBD Tahun Anggaran 2012 yang dikonsolidasikan , maka melalui analisis APBD dapat diketahui seberapa besar kemampuan suatu daerah dapat menggerakan roda perekonomian daerah dan tinggi rendahnya pelayanan publik yang menggambarkan peran pemerintah daerah sebagai aktor dan fasilitator pembangunan.  
MENGELOLA PAJAK KOPERASI UNTUK KESEJAHTERAAN ANGGOTA Sudarwanto, Adenk
JURNAL STIE SEMARANG Vol 6 No 1 (2014): VOLUME 6 NOMOR 1 EDISI FEBRUARI 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.133 KB)

Abstract

Sumber  penerimaan  negara  Indonesia  terbesar  dari  sektor  perpajakan.  Oleh karena itu harus disadari bahwa pajak bukan   sesuatu yang merisaukan dan tak perlu dihindari.  Melalui  perpajakan  aktivitas  pembangunan  untuk  mensejahterakan  bangsa dapat diwujudkan.   Di sisi lain bangun ekonomi yang berupa koperasi juga menjadi amanat negara untuk menumbuhkembangkan kehidupan koperasi. Koperasi berkewajiban mensejahterakan anggotanya. Dengan  adanya  pajak  tentu  kesejahteraan (SHU) yang diperoleh anggota koperasi akan berkurang. Saatnya kita mensikapi dan mengelola kewajiban   perpajakan   secara   bijak,   agar   kesejahteraan   anggota   juga   terwujud. Sebenarnya bukan hal yang mustahil dan kontradiktif bahwa dengan pelaksanaan kewajiban perpajakan sesuai aturan, juga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota. Bentuk pengelolaan pajak dengan melakukan tranformasi di atas perlu pengkajian mendalam dari aspek perpajakan maupun perkoperasian .Bila dipandang sebagai suatu langkah yang tepat, tentu memerlukan pembakuan ?  Dukungan dari Kementrian Koperasi dan UKM RI serta Direktorat Jenderal Pajak berupa keluarnya aturan baru yang meringankan anggota koperasi akan lebih memberikan kepastian hukum.Tranformasi sebagian pendapatan jasa menjadi bentuk simpanan kesejahteraan anggota dan atau Sertifikat Modal Koperasi (SMK ) merupakan solusi
RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN BISNIS SEBAGAI ALTERNATIF STRATEGI DALAM RANGKA MEMPERKUAT IDENTITAS KOPERASI Sudarwanto, Adenk
JURNAL STIE SEMARANG Vol 4 No 1 (2012): VOLUME 4 NOMOR 1 EDISI FEBRUARI 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.354 KB)

Abstract

Kelangsungan hidup koperasi tergantung dari kesadaran anggota untuk menjalankan prinsip indentitas koperasi. Jika prinsip identitas koperasi tidak dijalankan, maka sesungguhnya telah terjadi pergeseran dan tidak lagi dapat disebut sebagai koperasi, melainkan   sebuah   perusahaan   seperti   pada   umumnya   yang   berorientasi   pada kepentingan pemilik ( pemegang saham ). Gejala ini ditandai dengan seberapa besar usaha koperasi melayani kebutuhan non anggota. Semakin besar melayani kebutuhan non anggota , maka telah terjadi penggeseran menjadi perusahaan murni ( bukan koperasi ) . Dengan demikian anggota merasakan bahwa koperasi sudah tidak dapat memberikan  kemanfaatan  lagi,  akhirnya  menjadi  bentuk  bisnis  sebagai  perusahaan murni  non  koperasi.  Kasus  konkrit  telah  terjadi  di  Indonesia  ,Gerakan  Koperasi Indonesia  melalui  BUKOPIN    puncaknya    (  kini  telah  diambil  alih  APEK  Bank  ) melayani lebih dari 50 % dari pinjamannya untuk organisasi non koperasi (Juli 1987) dan sekarang semakin jelas sudah bukan lagi menjadi organisasi koperasi murni,melainkan telah berubah menjadi lembaga bisnis non koperasi.
MENUMBUHKAN BUDAYA DI PERGURUAN TINGGI Sudarwanto, Adenk
JURNAL STIE SEMARANG Vol 2 No 2 (2010): VOLUME 2 NOMOR 2 EDISI JUNI 2010
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3196.874 KB)

Abstract

Organisasi    sebagai    suatu    unit   sosial    terdiri   dari   orang-orang    yang memiliki  latar  belakang  sosial  -  ekonomi-budaya   dan motivasi  yang  berbeda  akan mempengaruhi      perilaku      individual     dan     akhirnya     mempengaruhi      kinerja organisasi.   Implikasinya    organisasi   perlu   menciptakan    nilai-nilai   yang   dianut bersama    yaitu     budaya    untuk    membangun,     menyeragamkan      tindakan    dan mengubah  perilaku   individual  ke perilaku   organisasi Membangun     budaya    akademik     bukanlah     hal   yang    mudah,    karena menyangkut   masalah  kebutuhan  dalam perilaku  organisasi.  Permasalahan   budaya akan menjadi  sangat penting   karen a berhubungan   dengan   produktivitas     sebagai hasil   olahan   dari  proses    input   -    output.   Lunturnya    semangat    kerja,   tiada kebersamaan,    rendahnya   kemampuan   adaptasi,   tiada  kedispilinan,   keteladanan, efektifitas  komunikasi  menunjukkan   melemahnya   budaya  suatu  organisasi. Budaya  mempunyai   kaitan  dan peran  terhadap  berbagai  aspek  kehidupan suatu Perguruan   Tinggi secara  menyeluruh.   Fungsi  utama  budaya  , yaitu  adaptasi terhadap  lingkungan  eksternal  dan proses  integrasi  internal
REDENOMINASI RUPIAH SUDAH DIPERLUKAN ? Sudarwanto, Adenk; Suhardi, Suhardi
JURNAL STIE SEMARANG Vol 2 No 3 (2010): VOLUME 2 NOMOR 3 EDISI OKTOBER 2010
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2417.977 KB)

Abstract

Kebijakan   redenominasi     suatu  mala  uang  lerhadap   mala  uang  asing. ditandai      dengan      kebijakan      reformasi      bidang     perekonomian,       dengan memperhatikan   kondisi  politik    dalam  negeri,  tingkat  kepercayaan   masyarakat, karakteristik    budaya,   kondisi  penyebaran    dan  geografis   penduduk.   Meskipun secara politik  -  ekonomi  Indonesia  masuk  dalam  kategori  memenuhi  persyaratan untuk   melakukan    kebijakan    redenominasi    mala   uang   rupiah.    namun   akan mengalami    kendala   yang    tidak    mudab    diselesaikan     terutama    menyangkut sosialisasi     kebijakan    itu   sendiri.    moral    Hazard.dan     tingkat    kepercayaan masyarakat  terhadap pemerintah
PROFIT SENSITIFITY ANALYSIS UNTUK KOPERASI JASA KEUANGAN Sudarwanto, Adenk
JURNAL STIE SEMARANG Vol 3 No 1 (2011): VOLUME 3 NOMOR 1 EDISI FEBRUARI 2011
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2770.676 KB)

Abstract

Profit   Sensitifity   Analysis   (PSA),   merupakan   salah   satu   alat  pengukuran lanerja  manajeman   dalam  bidang  keuangan   dan  produktivitas    tenaga  kerja  yang berbasis pada  Sistem Anggaran  Berbasis  Aktivitas  (activity  based budgeting)  sebagai implementasi   atas pelaksanaan   aktivitas  bisnis yang  dijalankan  perusahaan.     Oleh karena   itu  sasaran   strategik  perusahaan    harus   bersifat   kuantitatif,   terukur  yang dijabarkan       dalam  bentuk  Anggaran   Berbasis   Aktivitas.     Pola   anggaran   berbasis aktivitas  ini merupakan  alat pengendali   sekaligus  pedoman   bagi  manajemen   dalam melakukan   aktivitas   bisnisnya.   Perubahan    dalam   elemen   biaya   karena   adanya akiivitas  akan berdampak  terhadap pencapaian  sasaran.  Artinya  biaya yang  memiliki sift!      sensitif    terhadap    pencapaian     usaha    karena    peru bah an    aktivitas    akan mempengaruhi  tingkat profitabilitas  perusahaan
MENGETAHUI POSISI PERUSAHAAN MELALUI ANALISIS SAP Adenk Sudarwanto
E-logis : Jurnal Ekonomi Logistik Vol. 2 No. 2 (2021): Edisi Khusus
Publisher : E-logis : Jurnal Ekonomi Logistik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Strategic Analysis Profile ( SAP ) , salah satu alat analisis yang berguna bagi perusahaan untuk mengetahui posisinya dibandingkan dengan pesaing terdekatnya. Analisis ini sangat sederhana dan mudah diterapkan, namun memberikan manfaat terutama bagi pihak pengambil keputusan yang berkaitan dengan strategi perusahaan. Disamping itu analisis SAP banyak digunakan pula untuk lembaga keuangan perbankan berkaitan dengan produk-produk dunia perbankan ( baru ) untuk mengetahui bagaimana tanggapan pelanggan dengan adanya produk baru. Dengan demikian perusahaan dapat dengan segera mengetahui factor-faktor apa sajakah yang menjadi pendorong dan penghambat keunggulan perusahaan dibandingkan dengan pesaing terdekatnya.
MENGELOLA PAJAK KOPERASI UNTUK KESEJAHTERAAN ANGGOTA Adenk Sudarwanto
E-logis : Jurnal Ekonomi Logistik Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : E-logis : Jurnal Ekonomi Logistik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumber pendapatan terbesar di Indonesia dari sektor pajak. Karena itu, harus disadari bahwa pajak bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak perlu. Koperasi sebagai entitas bisnis diwajibkan untuk mensejahterakan anggotanya disamping, juga memiliki kewajiban pajak. Adanya pajak penghasilan, tentu saja kemakmuran (SHU) yang diperoleh anggota koperasi akan berkurang. Koperasi harus mengatasi masalah perpajakan ini dengan bijaksana dengan tidak melanggar ketentuan perpajakan, tetapi juga tidak mengabaikan peningkatan kesejahteraan anggota. Model transformasi bagian dari pendapatan layanan menjadi bentuk tabungan untuk kesejahteraan anggota dan atau tabungan wajib bisa menjadi solusinya.